Minyak Goreng, Happy Ending?
Pertanyaannya: setelah aktornya jadi tersangka, apakah drama minyak goreng akan berakhir happy ending ? Apakah harga minyak goreng akan kembali normal? Tidak ada antrean lagi?
Mestinya, inilah ending -nya: happy . Menyenangkan rakyat. Apalagi drama minyak goreng ini sudah berlangsung lama. Sejak akhir tahun lalu.
Drama minyak goreng memang menarik. Ada plot twist -nya. Pada 17 Maret 2022 lalu, Kementerian Perdagangan menggelar rapat dengan DPR membahas masalah minyak goreng. Termasuk soal mafia, yang disebut-sebut sebagai biang keroknya.
Di rapat itu, ada fragmen yang kemu dian viral di medsos. Saat itu, dari deretan kursi di belakang Mendag, pejabat berbatik biru membungkuk dan membisikkan sesuatu ke Mendag. Rupanya ada info penting. Mendag langsung menyampaikannya.
Saya baru dikasih tahu oleh Pak Dirjen Perdagangan Luar Negeri, hari Senin sudah ada calon tersangkanya, ungkap Mendag optimis.
Sebulan kemudian, si pembisik itulah yang justru jadi tersangka. Dia adalah Indrashari Wisnu Wardhana, Dirjen Perdagangan Luar Negeri pada Kementerian Perdagangan. Wisnu dijadikan tersangka oleh Kejagung bersama tiga orang swasta. Pengumumannya disampaikan Jaksa Agung Burhanuddin di Kejagung, Selasa (19/4).
Sangat dramatik. Dicari kemana-mana, heboh seantero negeri, ternyata pemainnya orang dalam. Sungguh luar biasa.
Menanggapi kasus ini, Kementerian Perdagangan menyatakan dukungannya terhadap proses hukum yang sedang berlangsung.
Kementerian Perdagangan juga siap untuk selalu memberikan informasi yang diperlukan dalam proses penegakan hukum, kata Mendag Lutfi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/4).
Kasus ini membuktikan bahwa para pejabat eselon memang punya kekuasaan dan pengetahuan luas di lapangan. Mengetahui bahkan sampai ke jalan tikusnya.
Wajar, mereka bertahun-tahun di situ. Paham luar dalam. Kalau men teri diganti selama lima tahun, pejabat eselonnya tidak. Kalau ada menteri baru, mereka mengarahkan menterinya. Secara teknis, mereka sangat menguasai. Dari situlah terjalin jaringan yang berpotensi melahirkan penyelewengan yang merugikan rakyat.
Seperti kasus minyak goreng ini. Pak Dirjen sepertinya tidak merasa kalau dia melakukan kesalahan sehingga berinisiatif membisiki pak Menteri bahwa hari Senin sudah ada tersang kanya. Yang dia tahu, tersangkanya tentu saja orang lain. Bukan dirinya.
Setelah drama ini, ke depan, kita berharap, ada perbaikan pola kerja dan pengawasan di tingkat pejabat eselon. Sehingga, tidak ada lagi drama-drama aneh yang merugikan rakyat. Tata ke lola dan tata niaga minyak goreng juga perlu dievaluasi.
Bagi rakyat, membongkar kasus minyak goreng ini adalah satu babak tersendiri. Babak lainnya, tentu saja babak akhir, yakni tuntasnya persoalan minyak goreng. Happy ending .
Kalau masih ruwet juga, tentu saja ada pertanyaan lanjutan: kok bisa? Ada apa? Bukankah aktornya sudah jadi tersangka? (*)