Kampus Merdeka Diapresiasi Mahasiswa, Penuh Tantangan Bagi Universitas

Kampus Merdeka Diapresiasi Mahasiswa, Penuh Tantangan Bagi Universitas

Nasional | jawapos | Senin, 18 April 2022 - 12:49
share

JawaPos.com Mella Antila Olivia mulai mengobati rasa rindunya terhadap kampus setelah menjalani masa belajarnya di luar kampus. Semester ganjil 2021 lalu dihabiskan Mella di Instalasi Perikanan Budidaya Kepanjen, Malang. Dia menjalani satu semester Merdeka Belajar Kampus Merdeka lewat program magang.

Awalnya memang agak berat ya, soalnya baru angkatan pertama yang menjalani. Ada hal-hal yang belum sesuai rencana gitu, ucap mahasiswa salah satu PTN di Surabaya tersebut. Namun, kebingungan itu hanya sementara. Seiring berjalannya waktu, Mella mulai menikmati masa studi lapangannya itu.

Banyak banget pembelajarannya karena memang langsung terjun di lapangan. Apalagi relasinya ya, bisa bertemu banyak orang, tutur perempuan asal Tuban itu.

Melalui sesi satu semester, Mella memperoleh banyak pengalaman langsung tentang dunia perikanan. Relasi yang didapat juga tak terbatas bidang penelitian. Tetapi juga bidang bisnis, Mella mengakui dirinya jadi lebih tergugah untuk membuat bisnisnya sendiri di masa depan setelah mengenal banyak relasi baru.

Mella hanya satu dari ratusan ribu mahasiswa yang sudah menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbudristek. Setahun pertama pelaksanaan MBKM dinilai sudah berjalan optimal. Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Prof Nizam mengatakan pihaknya sudah melakukan tiga kali evaluasi untuk melihat progresnya.

Pada awal 2021, di tengah dan akhir tahun juga. Kami mendapatkan respon yang bagus dari mahasiswa, mentor, dosen, hingga mitra, jelasnya pada sesi webinar Fellowship Jurnalis Pendidikan oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) Rabu (13/4).

Dari kalangan kampus, sebanyak 96 persen sudah merekomendasikan kelanjutan program. Sedangkan, dari kalangan mitra Kemendikbudristek menunjukan angka yang lebih fantastis. Nizam mengatakan hampir 100 persen mitra sepakat untuk memperpanjang kerja sama. Mereka siap menerima lebih banyak mahasiswa, sambungnya.

Melalui program MBKM, perusahaan mengakui banyak talenta mahasiswa yang layak direkrut ke depannya. Bahkan tak lagi terikat pada nama kampus besar. Merekapun akhirnya melek bahwa kampus-kampus di luar sana juga punya talenta yang bagus, tuturnya.

Nizam mengatakan, target selanjutnya adalah memperbesar skala program MBKM. Tahun lalu, sudah ada sekitar 80.000 mahasiwa yang mengikuti MBKM lewat Kemendikbudristek dan sekitar 300.000 mahasiswa lewat MBKM mandiri dari kampus. Tahun ini, Nizam berharap lebih banyak mahasiswa dan kampus yang terlibat. Kami ingin jumlahnya jadi naik dua kali lipat. Tentu itu PR besar, harus ada gotong royong dari semua pihak, tegasnya.

Tugas besar itu juga diakui pihak Universitas. Duta Kampus Kampus Merdeka dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Endang Retno Wedowati mengatakan hambatan yang dialami di kampusnya adalah kesiapan pendidik dan jaringan mitra. Sebagai PTS, pihaknya mengakui menambah kerja sama mitra perlu usaha yang besar. Jadi kami juga terbantu kalau mahasiswa kami bisa ikut MBKM yang difasilitasi Kementerian, karena mitra-mitra mereka juga skala besar, imbuh perempuan yang akrab disapa Wati itu.

Hingga kemarin, mahasiswanya sudah lolos ke beragam program MBKM yang difasilitasi Kemendikbudristek. Magang, pertukaran pelajar baik luar negeri maupun dalam negeri, hingga kampus mengajar. Mahasiswa kami berhasil masuk setelah diseleksi secara nasional, jelas Dosen Teknologi Industri Pertanian FT UWKS itu. Beberapa program lain dilakukan secara mandiri oleh UWKS, seperti program membangun desa dan program kemanusiaan. Terakhir, pihaknya membuat program kemanusiaan untuk korban erupsi Gunung Semeru, bekerja sama dengan Pemkab Lumajang.

Kesiapan dosen juga terus didorong. Wati mengatakan pihaknya terus menjalin komunikasi dengan berbagai fakultas untuk mempersiapkan berbagai program. Karena kami juga mengajukan proposal untuk hibah di beberapa program. Salah satunya Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), paparnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Ciputra Prof Whidya Utami mengatakan pihaknya juga mengakui pendidik jadi salah satu tantangan besar. Karena programnya banyak sekali. Akhirnya perlu mengatur load kerja dosen maupun load kegiatan mahasiswa agar semua program bisa tetap jalan, jawabnya saat dihubungi Minggu (17/4). Pihaknya juga sudah mendapatkan hibah untuk beberapa program dari Kemendikbudristek.

Hingga saat ini, antusiasme mahasiswa juga sangat tinggi. Utami berharap kualitas lulusan UC terus meningkat setelah menjalani program MBKM ini. Dan dapat rekognisi juga dari mitra kami, seperti Apple Developer Academy, Metrodata, Petrokimia dan lainnya, jawabnya.

Perempuan berkacamata itu juga menambahkan bahwa pihaknya sedang mengejar Indikator Kerja Utama (IKU) terkait program studi berstandar internasional. Persiapannya butuh sumber daya yang tak sedikit. Targetnya ada prodi manajemen, informatika, DKV. Termasuk juga Fakultas Kedokteran ingin membuka kelas internasional, jawabnya.

Topik Menarik