4 Lagu Daerah Jawa Tengah, Lengkap Lirik dan Maknanya
JAKARTA, iNews.id - Ada 4 lagu daerah Jawa Tengah yang mengandung makna serta filosofi di balik lirik yang diciptakan. Apa saja itu? Simak di sini daftarynya.
Melansir buku Kumpulan Lagu Daerah Nusantara Terpopuler karya Sarah Ismullah, dkk, lirik lagu daerah Jawa Tengah berfungsi untuk pengiring upacara adat atau tradisi, sebagai media untuk berkomunikasi, hingga sebagai media untuk bermain dan jadi identitas daerah itu sendiri.
4 Lagu daerah Jawa Tengah dan penjelasannya
Cublak cublak suweng suwenge ting gelenter
Mambu ketundhung gudhel
Pak Gempong lera lere
Sopo ngguyu ndelik ake
Sir sir pong dele gopong
Sir sir pong dele gopong
Apakah Cublak Suweng lagu daerah? Jawabannya adalah iya. Cublak-cublak suweng atau tebak-tebak suweng (hiasan untuk telinga) merupakan salah satu permainan anak-anak.
Makna lagunya adalah seseorang harus menebak suweng yang disembunyikan teman-temannya, berada di tangan siapa. Anak yang tertawa biasanya dialah yang menyembunyikan suweng tersebut.
Selain itu, makan yang terkandung dalam lagu daerah Jawa Tengah ini adalah gambaran informasi yang penting harus dicari. Informasi ini tidak akan berguna dan mungkin akan dirusak oleh orang yang tidak mengerti. Bagi orang yang sudah berpengalaman, ia akan mengetahui mana yang baik dan buruk, makna yang berupa kebohongan.
Gundhul gundhul pacul cul gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Makna Gundul Gundul Pacul adalah lagu yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Gundhul berarti kepala yang tidak berambut. Sementara pacul adalah alat yang digunakan untuk bercocok tanam.
Namun, lagu ini memiliki makna yang lebih dalam, yaitu jika seseorang dipercayai sebagai pimpinan, tetapi ia memiliki sifat yang sombong, keras kepala, meremehkan orang lain, maka dilambangkan dengan \'gembelengan\' (berjalan lenggak-lenggok karena sombong). Kesimpulannya adalah menjadi pemimpin haruslah rendah hati dan santun.
Jaranan jaranan jarane jaran Teji
Sing numpak Mas Ngabehi, sing ngiring para abdi
Jrek jrek nong, jrek-jrek gung jrek e jrek turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok
Thok gedebuk jedher
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok
Thok gedebuk jedher
Jaranan berasal dari kata \'jaran\' yang berarti \'kuda\'. Lagu ini sering dijadikan pengiring tarian anak-anak, dengan menggunakan mainan berbentuk kuda. Lagu ini bermakna betapa pentingnya kebersamaan dengan tetap menghormati orang lain, terutama yang kedudukannya lebih tinggi, seperti orang tua atau guru. Selain itu, kelincahan tarian kuda ini merupakan simbol kesiapan dalam menjalankan tugas.
Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir tak ijo royo royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane
Sun suraka surak hiyo
Lir Ilir berarti \'bangun-bangun\' merupakan lagu yang bercerita tentang ajakan untuk segera berbenah diri selagi masih ada waktu. Lebih dalam lagi, lagu ini merupakan salah satu wahana para wali dalam menyebarkan agama Islam.
Ajakan untuk bangun atau bangkit dari keterpurukan, rasa malas, serta menahan hati dalam hal hawa nafsu. Selain itu, memperbaiki kesalahan yang dibuat sebelum menghadap Tuhan selagi masih ada waktu.
Itu dia 4 lagu daerah Jawa Tengah yang penuh dengan makna dan pesan, selamat menyanyikan ya!