Mau Diresmikan, Tapi Bau Dan Tak Ada Lahan Parkir Warga Cemas Tebet Eco Park Bikin Macet

Mau Diresmikan, Tapi Bau Dan Tak Ada Lahan Parkir Warga Cemas Tebet Eco Park Bikin Macet

Nasional | BuddyKu | Jum'at, 8 April 2022 - 07:30
share

Tebet Eco Park masih memiliki sejumlah kekurangan. Salah satunya, minimnya lahan parkir sehingga rawan memicu kemacetan.

Tebet Eco Park yang akan dibuka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada bulan ini tengah menjadi sorotan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan warga meminta agar dilakukan perbaikan sebelum dibuka untuk umum.

Pekan lalu, DPRD meninjau taman ini. Mereka memberikan sejumlah masukan kepada Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut).

Ketua Komisi D DPRD, Ida Mahmudah menyebut, salah satu persoalan paling menonjol adalah bau busuk yang terendus di taman. Bau itu bersumber dari sungai yang melintas di tengah taman. Dia berharap, masalah bau tak sedap tersebut dapat terselesaikan sebelum Tebet Eco Park diresmikan.

Dinas Pertamanan dan Hutan Kota harus berdiskusi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) sesegera mungkin untuk menyelesaikan. Semoga dalam waktu dekat bisa ada pengurasan, karena masih banyak lumpur, ujarnya di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Kamis (31/3).

Anggota Komisi D, Hardiyanto Kenneth meminta, Tebet Eco Park harus dapat membuat pengunjung nyaman.

Selain bau, Kenneth mengeluhkan soal keamanan taman. Menurutnya, Distamhut perlu menambah pasukan pengaman. Soalnya, taman seluas tujuh hektare ini dibangun tanpa pagar dan dibuka 24 jam.

Penjagaan dan pengamanan harus ketat, terutama pada jam rawan di atas pukul 11 malam. Jangan sampai taman yang sudah bagus disalahgunakan, ujarnya, Senin (4/4).

Anggota Komisi D, Dedi Supriadi mengusulkan, Distamhut DKI memberi batas di sekeliling taman dengan menanam tumbuhan. Sehingga para pengunjung tetap tertib keluar masuk taman melalui pintu yang disediakan.

Ini kan konsepnya tanpa pagar. Tapi kami juga ingin masyarakat bisa menghargai taman dengan baik. Minimal ada tanaman berapa layer. Sehingga masyarakat tetap memanfaatkan pintu-pintu yang disediakan, ucapnya.

Minim Lahan Parkir

Warga sekitar khawatir Taman Eco Park memicu kemacetan. Andi, warga sekitar taman, mengungkapkan sebelum direvitalisasi, jalan di sekitar taman sudah macet. Itu lantaran banyak pengunjung taman yang memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.

Apalagi nanti kalau ini sudah dibuka, pasti semakin banyak warga luar Tebet yang datang ke sini. Jadi, mohon dipikirkan untuk masalah parkir kendaraan pengunjung. Jangan sampai kami warga sini kena getahnya, jalanan makin macet, harapnya.

Disediakannya lahan parkir itu, kata Andi, juga untuk meredam terjadinya gesekan antar ormas.

Nanti mereka (ormas) rebutan lahan parkir, tawuran deh. Dan akhirnya warga lagi yang kena imbasnya, ingatnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengakui, terdapat bau busuk di Tebet Eco Park.

Memang kami sedang melakukan penataan perbaikan agar taman Tebet bisa lebih baik lagi, kata Riza, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/4).

Untuk mengatasi hal ini, kata Riza, saat ini Pemprov bekerja sama dengan berbagai pihak seperti dinas terkait dan pihak swasta.

Insya Allah dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa segera kami resmikan, tandasnya.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzy Marsitawati mengaku, akan segera melakukan kajian untuk menentukan seberapa banyak pengaman yang ideal untuk Tebet Eco Park ini.

Pasti kami akan perbanyak, sekarang masih ada 10 orang. Tapi karena tidak ada perekrutan pekerja kontrak tahun ini, kami ambil dari beberapa lokasi yang tidak perlu banyak personil, tuturnya.

Suzy menjelaskan, Tebet Eco Park memang sengaja tidak diberikan pagar dengan harapan warga Jakarta bisa mengawasi taman selama 24 jam dan merasakan memilikinya.

Memang sengaja kami buka supaya masyarakat bisa mengawasi. Agar masyarakat tahu apa saja yang terjadi di dalam taman. Tidak ada jam operasional karena konsepnya dibuka 24 jam, tandasnya.

Soal masalah bau, Suzy mengatakan, sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi bau tersebut, di antaranya melakukan pembersihan sungai.

Untuk mengantisipasi bau, kami juga sudah menanam tanaman alamiah seperti akar wangi dan pandan di sekitar sungai, kata Suzy. [DRS]

Topik Menarik