Jangan Kendor, Tetap Prokes dan Gencarkan Vaksinasi Covid-19

Jangan Kendor, Tetap Prokes dan Gencarkan Vaksinasi Covid-19

Nasional | koran-jakarta.com | Kamis, 7 April 2022 - 22:55
share

JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama mengingatkan seluruh masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dan tidak mengabaikannya dengan alasan Covid-19 sudah melandai. Di samping itu, vaksinasi juga harus digenjot, baik vaksinasi kedua maupun booster .

Peringatan Ngabila tersebut diungkapkan dalam bincang "Teras LPPM ATVI Spesial Ramadhan" bertema Siap Belajar di Masa Pascapandemi yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis malam (7/4).

Menurut siaran persnya, acara yang dipandu mahasiswa Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Nadia Amelia Hidayat tersebut terselenggara atas kerja sama LPPM ATVI, Mastepedi.com. Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, dan didukung dua penerbit, Prenada Jakarta dan Mata Padi Yogya.

Diakui Ngabila, Covid-19 di Jakarta sudah terkendali. Kondisinya sudah cukup baik, tapi sebaiknya testing jangan sampai turun. Jangan sampai jumlah kasus dan kematian menurun hanya karena testing yang turun.

"Di Indonesia, menurut saya, sudah terjadi super imunity atau hybrid super imunity , karena secara sadar atau tidak, masyarakat yangterinfeksi virus dan sudah vaksin, imunnya makin tinggi. Tapi tetap harus kencangkan Prokes dan vaksinasi," kata alumnus FKUI tahun 2007.

Menjawab pertanyaan, apakah Indonesia sudah memasuki masa endemik? Menurut Ngabila, sekarang situasi relatif aman, tapi belum sesuai standar WHO. Pandemi masih ada dan belum dicabut oleh WHO. Jika WHO sudah mencabut, maka Indonesia memasuki era endemi. "Jadi, masker harus terus disosialisasi untuk digunakan, sebab orang yang sudah vaksin 3 kali pun masih berpeluangterkena Covid-19," katanya.

Dalam perbincangan ini, Ngabila mengatakan, walaupun kasus Covid-19 dilaporkan melandai, kita tetap harus waspada. Kita harus melengkapi vaksinasi dan mendapatkan vaksinasi booster . Vaksin tidak memperparah orang yang memiliki komorbid, melainkan melindungi orang yang memiliki komorbid.

"Pada saat puasa pun bukan menjadi halangan untuk berpuasa, karena fatwa MUI pun sudah menyatakan vaksinasi tidak membatalkan puasa. Agar tubuh kita tetap sehat dan bugar, kita harus ingat dan jalankan CERDIK yaitu cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, dan kelola stress. Jika kita melakukan cerdik kita akan menjaga imunitas kita," papar dokter yang juga pengurus Dokter Alumni Smandel (DAS).

Lebih lanjut Ngabila mengatakan, dalam new normal ini, warga harus bertanggung jawab terhadap perilaku masing-masing yang menjaga protokol kesehatan. Jangan mengabaikan protokol kesehatan dan menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab karena berpotensi menimbulkan kenaikan kasus Covid-19.

"Kta harus memahami setiap individu diri kita adalah seperti puzzle yang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Kita harus melihat ancaman Covid-19 masih ada namun kita tetap harus optimistis bisa mengakhiri pandemi ini," katanya.

Terkait persiapan belajar atau kuliah tatap muka yang perlu diperhatikan, menurut Ngabila, penggunaan masker, untuk semua warga satuan pendidikan. Selain itu, sarana cuci tangan perlu disiapkan dengan baik agar seluruh warga satuan pendidikan dapat mencuci tangan dengan sabun. Ini jauh lebih bagus ketimbang menggunakan hand sanitizer . Mencuci tangan saat sebelum masuk kelas atau ruag kuliah, sebelum makan dan sesudah makan agar diperhatikan dengan baik.

"Yang harus diperhatikan juga adalah menjaga jarak serta mengatur ventilasi udara ruangan dan durasi atau lama belajar.kuliah di ruangan," tandas Ngabila

Terakhir, Ngabila menyarankan agar menciptakan suasana aman dalam proses belajar baik di sekolah maupun kuliah. Dengan belajar secara aman, pendidik dan anak didik/mahasiswa akan lebih nyaman.

Topik Menarik