Profil dan Fakta Dokter Terawan, Dipecat di Negeri Sendiri Padahal Dipuji Habis oleh Jerman

Profil dan Fakta Dokter Terawan, Dipecat di Negeri Sendiri Padahal Dipuji Habis oleh Jerman

Nasional | reqnews.com | Senin, 28 Maret 2022 - 14:01
share

JAKARTA, REQnews - Sosok mantan Menteri Kesehatan, Dokter Terawan Agus Putranto tengah jadi sorotan publik beberapa waktu belakangan. Ini lantaran dirinya resmi dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atas rekomendasi dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Sebelum disorot karena kasus pemecatan oleh IDI, nama Dokter Terawan sendiri sudah sangat dikenal publik. Kemampuannya sebagai seorang dokter spesialis radiologi begitu diakui.

Namun di sisi lain, Dokter Terawan juga dikenal dengan sederet kontroversinya. Di antaranya kontroversi terkait gagasan Vaksin Nusantara.

Meski uji klinis tahap I menuai kontroversi dan tak mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), uji klinis Vaksin Nusantara tahap II tetap dilakukan.

Hal inilah yang kemudian menjadi bola panas di kalangan publik. Banyak pihak beranggapan jika uji klinis Vaksin Nusantara ini seperti memaksakan kehendak Dokter Terawan sebagai penggagas Vaksin Nusantara.

Kontroversi lainnya yang begitu lekat dengan sosok dokter satu ini adalah soal metode cuci otak ciptaannya. Metode cuci otak temuannya ini menuai kritik dari sejumlah pihak.

Namun karena tak banyak komplain dari masyarakat, Dokter Terawan beranggapan bahwa tak ada masalah dengan metode cuci otak yang diterapkannya sejak 2005 itu.

Dalam temuannya, ia menggunakan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi cuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram). Metode ini diklaim telah menyembuhkan 40 ribu pasien.

Kemampuan Dokter Terawan dalam menyembuhkan penyakit stroke dengan metode cuci otak ini bahkan sudah banyak diakui di Indonesia maupun luar negeri. Ia juga pernah menangani beberapa tokoh besar, seperti Wakil Presiden Indonesia ke-6 Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendroproyono, hingga mantan menteri Dahlan Iskan.

Namun, metode cuci otak ini ternyata mendapat kecaman keras dari IDI. Tak hanya itu, IDI bahkan memberikan sanksi berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan, terhitung dari 26 Februari 2018 hingga 15 Februari 2019.

Yang mengejutkan, meski menuai kontroversi dan kritik di negeri sendiri, metode cuci otak tersebut justru mendapat pengakuan hingga penghargaan di luar negeri.

Metode pencucian otak atau metode DSA Dr Terawan bahkan menuai pujian dan digunakan di Jerman. Tak main-main, metode pengobatan tersebut juga mendapat nama paten "Terawan Theory".

Gara-gara metode ciptaannya tersebut, Dokter Terawan juga sempat digaet untuk menjalin kerjasama riset dengan Rumah Sakit Krankenhaus Nordwest di Jerman.

Topik Menarik