AS-Korsel Kutuk Peluncuran Rudal Balistik, Tuding Korut Langgar Janji

AS-Korsel Kutuk Peluncuran Rudal Balistik, Tuding Korut Langgar Janji

Nasional | jawapos | Jum'at, 25 Maret 2022 - 17:14
share

JawaPos.com Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un baru saja menguji coba dan meluncurkan Rudal Balistik Antar Benua (ICBM). Aksi itu memicu kemarahan Amerika Serikat dan juga Korea Selatan.

Gedung Putih pada hari Kamis (24/3) mengutuk Korea Utara atas uji coba rudal balistik jarak jauh terbaru negara totaliter itu. AS menyebut aksi Kim Jong-un sebagai pelanggaran Ini pelanggaran yang berani terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, tegas pihak AS seperti dilansir dari New York Post , Jumat (25/3).

Amerika Serikat mengutuk keras Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atas uji coba rudal balistik jarak jauhnya, kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan. Tindakan ini menunjukkan bahwa DPRK terus memprioritaskan senjata pemusnah massal dan program rudal balistiknya di atas kesejahteraan rakyatnya, tambah Psaki.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan (ICBM) Rudal Balistik Antar Benua Korea Utara, yang ditembakkan dari daerah Sunan dekat Pyongyang, menempuh jarak 670 mil dan mencapai ketinggian maksimum lebih dari 3.850 mil. Rudal itu tampaknya ditembakkan pada sudut yang tinggi untuk menghindari mencapai wilayah perairan Jepang.

Wakil Menteri Pertahanan Jepang Makoto Oniki mengatakan rincian penerbangan menunjukkan jenis ICBM baru. Rudal itu terbang 71 menit sebelum kemungkinan mendarat di dekat perairan teritorial Jepang di lepas pulau Hokkaido. Kepala Sekretaris Kabinet Tokyo Hirokazu Matsuno menambahkan Jepang mungkin mencari puing-puing untuk menganalisis teknologi Korea Utara.

Korsel Bereaksi

Laporan Sky News, Militer Korea Selatan menanggapi peluncuran tersebut dengan latihan tembakan langsung dari rudalnya sendiri yang diluncurkan dari darat, sebuah jet tempur dan sebuah kapal. Korsel menilai aksi Kim Jong-un sebagai sebuah kecerobohan.

Apa pun niat Korea Utara, Korea Utara harus segera menangguhkan tindakan yang menciptakan ketegangan di Semenanjung Korea dan mengacaukan situasi keamanan regional dan kembali ke meja perundingan dan negosiasi, kata juru bicara Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani masalah antar-Korea. (*)

Topik Menarik