Rusia Gunakan Bom Fosfor di Ukraina

Rusia Gunakan Bom Fosfor di Ukraina

Nasional | jawapos | Jum'at, 25 Maret 2022 - 14:08
share

JawaPos.com Bau anyir memenuhi jalanan di sebagian wilayah Mykolaiv, Ukraina. Itu adalah bau mayat tentara Rusia yang tergeletak begitu saja. Pada awal invasi, salju masih turun dan mayat-mayat itu membeku. Tapi, kini masuk musim semi. Cuaca mulai hangat dan salju mencair. Tentara yang sudah tewas selama berhari-hari itu membusuk. Jumlahnya bukan 12 orang, melainkan ratusan. Jika ditotal di seluruh Ukraina, jumlahnya bisa mencapai ribuan orang.

Berdasar data yang diperoleh CNN dari pejabat AS dan NATO, tentara Rusia yang tewas di Ukraina mencapai 3 ribu10 ribu orang. Versi Ukraina 15 ribu orang. Tidak ada yang mengetahui pasti dan bisa memverifikasi langsung. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyatakan bahwa pasukan Rusia membawa alat kremasi.

Sebagian jenazah tentara yang tewas dikremasi sehingga tidak ada jejak.

Gubernur Mykolaiv Vitaly Kim meminta penduduknya mengumpulkan jenazah para tentara Rusia tersebut dan memasukkannya ke dalam kantong. Beberapa media sempat mengabadikan para korban. Mykolaiv adalah daerah pertama yang diserang Rusia. Namun, tentara Ukraina berhasil memukul mundur mereka. Jejak kekalahan Rusia terlihat lewat tank, mayat, dan berbagai peralatan perang yang mereka tinggalkan.

Rusia memang berhasil menguasai sebagian wilayah Ukraina dan meninggalkan jejak kehancuran di mana-mana. Tapi, mereka juga mengalami pukulan berat karena perlawanan sengit tentara Ukraina dan penduduknya. Diperkirakan, Rusia telah kehilangan lebih dari 1.700 kendaraan. Terdiri atas 270 tank tempur utama, 15 pesawat, 35 helikopter, dan kendaraan tempur lainnya. Total pasukan Rusia yang tewas, ditangkap, terluka, dan hilang diperkirakan sebanyak 30 ribu40 ribu orang.

Kemarin (24/3) Zelensky meminta NATO memberikan bantuan militer tak terbatas. Selama ini rata-rata senjata yang diberikan ke Ukraina adalah perangkat untuk bertahan, bukan menyerbu. Padahal, Rusia menggunakan semua senjata canggih untuk menginvasi Ukraina.

Anda bisa memberi kami 1 persen pesawat Anda, 1 persen tank Anda. Satu persen saja! tegasnya dalam pidato virtual ke perwakilan NATO. Dia juga menyerukan agar orang-orang di seluruh dunia turun ke jalan menandai satu bulan serangan Rusia ke negaranya.

Zelensky juga memaparkan bahwa kemarin pagi Rusia telah menggunakan bom fosfor di Ukraina. Fosfor adalah zat kimia berbahaya dan bisa memiliki dampak luar biasa mematikan jika difungsikan sebagai bom. Ketika terkena tubuh manusia, ia bakal memicu luka bakar yang menjalar dari kulit ke dalam daging dan tulang. Zat tersebut bisa membuat kerusakan organ parah dan berujung kematian.

Bom fosfor kerap dipakai dalam perang di Syria dan Afghanistan. Meski berbahaya, ia tidak termasuk sebagai senjata kimia. Penggunaannya dibatasi, tapi tidak dilarang. Namun, bom itu dilarang dipakai untuk menyerang penduduk sipil.

Zelensky tidak mengungkap di mana terjadinya serangan bom fosfor tersebut. Namun, sehari sebelumnya Gubernur Luhansk Oblast Serhiy Haidai mengungkapkan bahwa Rusia menembakkan misil dan bom fosfor di wilayahnya yang mengakibatkan empat orang tewas.

Pasukan Ukraina di lain pihak dikabarkan telah menyerang sebuah kapal pendaratan besar milik Rusia, Orsk. Kapal tersebut tengah menurunkan pasokan di Pelabuhan Berdyansk yang berjarak 80 kilometer dari Mariupol. Kobaran api besar tampak di pelabuhan tersebut.

SERANGAN BALASAN: Pasukan Ukraina berhasil menghancurkan kapal militer Rusia yang merapat di Pelabuhan Berdyansk kemarin (AFP)

Indonesia Tetap Undang Putin di KTT G20

Di sisi lain, banyak desakan pada Indonesia untuk tidak mengundang Putin dalam KTT G20 di Bali pada Oktober 2022. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk sanksi tegas atas invasi Rusia ke Ukraina. Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memiliki pandangan berbeda. Staf Khusus untuk Penguatan Program-Program Prioritas Kemenlu sekaligus Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani mengatakan, sebagai ketua presidensi tahun ini, Indonesia bakal mengundang semua negara anggota. Tentunya sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya, Indonesia mengundang semua anggota G20, ujarnya dalam press briefing Kemenlu kemarin.

Dia menegaskan, Indonesia dalam berbagai kesempatan memimpin organisasi dan forum internasional selalu berpegang pada aturan dan prosedur. Tak terkecuali pada keketuaan G20 tahun ini. Karena itu, memang kewajiban semua presiden G20 untuk mengundang semua anggotanya, ungkapnya.

Selain itu, dia menyampaikan bahwa agenda utama G20 adalah pemulihan ekonomi global pascapandemi Covid-19. Hal itu merupakan prioritas banyak penduduk di dunia saat ini.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva sebelumnya memberikan sinyal soal kehadiran sang kepala negara dalam G20 nanti. Sejauh ini Putin ingin datang. Tapi, itu bergantung situasi, katanya. Dia menilai, langkah Barat dalam mengisolasi Rusia dari sistem ekonomi global merupakan standar ganda. Termasuk kebijakan untuk mengeluarkan Rusia dari G20.

Topik Menarik