Petugas Kewalahan Angkut Sampah

Petugas Kewalahan Angkut Sampah

Nasional | radarjogja | Selasa, 22 Maret 2022 - 11:57
share

RADAR JOGJA Setelah tiga hari tutup, TPST Piyungan kembali dibuka kemarin (22/3). Aktivitas pembuangan sampah kembali berjalan. Namun, petugas kewalahan mengangkut sampah yang menggunung di depo.

Seperti yang terjadi di depo sampah THR Jalan Brigjen Katamso. Dari pantauan Radar Jogja, tumpukan sampah menggunung tak seperti biasanya. Beberapa armada sampah, dari gerobak maupun roda tiga terlihat mengantre membuang sampah ke depo. Truk pengangkut pun ikut mengantre, untuk mendapat giliran mengangkut sampah ke TPST Piyungan Bantul.

Driver truk pengangkut sampah Agung mengaku kerepotan membereskan sampah yang ada di depo. Penutuan TPST Piyungan sejak 18-20 Maret, membuat warga banyak yang melempar sampah di pinggir jalan raya. Balik rekoso, sulit pengaturan orang-orang yang membuang sampah, waton war-wer. Ya akhirnya kita yang ikut membereskan, katanya ditemui saat menunggu giliran mengangkut sampah depo THR kemarin (21/3).

Agung pun sudah mulai mulai membuang sampah ke TPST Piyungan sejak pukul 05.00. Jika di hari biasa, dia hanya mengangkut empat kali sampah dengan volume kontainer antara 6-7 ton. Namun karena penutupan tiga hari, pengangkutan sampah sudah lima kali dilakukan hingga pukul 12.00. Kami pengangkutan sampai jam 15.00, karena TPA (TPST Piyungan, Red) tutup jam 16.00, ujarnya.

Menurutnya, normalisasi sampah di depo saat ini perlu waktu dua hari. Dia berharap, tak ada lagi penutupan TPST Piyungan dengan rentan waktu yang cukup lama.

Sementara itu, penyapu jalan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja sektor Ngasem Kodrat Suparlan menuturkan, penambahan volume sampah yang dikumpulkan cukup signifikan setiap kali TPST Piyungan tutup. Tak dapat dipastikan berapa jumlahnya, namun cukup signifikan. Mungkin sehari satu tosa biasanya, sekarang dua atau bisa lebih sehari, katanya.

Pasalnya selama tiga hari, dia pun menemui sampah rumah tangga yang ikut berceceran hingga ke jalan raya. Karena sampah di perkampungan turut terlambat diangkut, akhirnya ditumpuk oleh warga di depan gang atau pinggir jalan. Akhirnya bercecaran, keluhnya.

Selama ini, Kodrat menyapu jalan di sektor Ngasem seperti di Jalan Kauman, dan Jalan Ibu Ruswo. Penyapuan dilakukan mulai pukul 05.00-12.00. Dampak dari TPST Piyungan tutup, sampah yang dihasilkan hanya ditumpuk dalam kendaraan roda tiganya. Kalau penyapuan jalan nggk ada liburnya, cuma nggak bisa buang, sampah diwadahi karung trus ditumpuk di tosa. Cuma sampah penyapuan di jalan (yang saya bersihkan) bukan dari rumah tangga, ungkapnya.

Petugas tempat pembuangan sementara (TPS) sektor Krasak Jalan Munggur, Demangan, Gondokusuman, Martono mengatakan melubernya sampah hingga nyaris ke jalan raya ini disebabkan karena warga yang tetap membuang sampah ke depo. Meski sudah ada himbauan agar menyimpan dulu sampah di rumah, namun hal itu tak diindahkan. Kalau warga kan tahunya sudah membayar retribusi sampah dan punya hak membuang ke sini. Sudah kami tutup termasuk memberi spanduk untuk informasi. Tapi tetap saja warga masih membuang ke sini, sesalnya.

Selama tiga hari depo Krasak ditutup, kurang lebih 21 ton sampah menumpuk. Dibutuhkan sekitar lima truk untuk mengangkut sampah ke TPST Piyungan. Kalau lancar ya sehari ini bisa selesai dibawa ke Piyungan. Tapi kan di sana harus antre, ucap Martono.

Sebelumnya, Kabid Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Ahmad Haryoko mengatakan normalisasi depo-depo sampah diperkirakan butuh waktu sekitar 3-5 hari. Petugas sampah harus menambah jam kerja, agar sampah yang tertahan tidak terlalu lama berada di depo.

Dikatakan, penutupan TPST Piyungan dalam rangka penataan sampah, pembuatan akses jalan, dan penyiapan area lahan bongkar sampah yang saat ini sudah penuh di TPST Piyungan. Penutupan ini sudah dua kali dalam 2022, tandasnya. (wia/eno)

Topik Menarik