Pernah Minta Densus 88 Dibubarkan dan Diduga Danai Kelompok Teroris, Fadli Zon Jadi Bidikan Densus?

Pernah Minta Densus 88 Dibubarkan dan Diduga Danai Kelompok Teroris, Fadli Zon Jadi Bidikan Densus?

Nasional | wartaekonomi | Minggu, 20 Maret 2022 - 18:48
share

Nama Fadli Zon ramai diperbincangkan warganet, lantaran dirinya diduga membantu pendanaan untuk kegiatan yang berhubungan dengan kelompok terorisme melalui Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Organisasi itu dianggap terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI), karena Angga Dimas Pershada yang pernah menerima bantuan uang 20.000 USD dari Fadli Zon telah ditangkap Densus 88 beberapa waktu yang lalu. Hal ini disampaikan Daniel Tonapa Masiku, SH, Perekat Nusantara & Advokat Peradi kepada Pers di Jakarta, Sabtu (19/3/2022)

Daniel Tonapa menjelaskan, pada Desember 2021 Densus 88 menyatakan tangkapan berikutnya akan menggegerkan publik, lalu ada pengamat yang menduga duga bahwa dia adalah pejabat publik karena sering tampil di masa. Jika dihubungkan dengan fakta-fakta yang berkembang saat ini, sosok itu diduga adalah Fadli Zon.

Jika dihubungkan dengan HASI, yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2011, namun HASI ini secara aktif melakukan perekrutan dan pembiayaan pelatihan militer Pejuang Teroris Asing atau Foreign Terrorist Fighter (FTF) JI ke Suriah dan sejak tahun 2015, dan telah dinayatakan sebagai organisasi terlarang melalui Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara terorisme, ujar Daniel Tonapa.

Dugaan keterkaitan Fadli Zon dengan organisasi terlarang dan terafiliasi dengan teroris mengemuka setelah beberapa pegiat media social ramai-ramai mengunggah foto yang memperlihatkan Fadli Zon bersama seseorang yang diduga aktifis HASI sambil memegang tulisan simbolis berupa sumbangan kepada organisasi yang diduga terafiliasi dengan kelompok teroris JI.

Setelah ramai di media social, Fadli Zon kemudian melakukan klarifikasi melalui beberapa media online. Kendati telah diklarifikasi oleh Fadli Zon (detiknews 16 Maret 2022 Pkl. 12.25) namun hal tersebut tidak secara otomatis menyelesaikan persoalan, karena itu Densus 88 perlu melakukan tindak lanjut dengan melakukan penyelidikan terhadap fadli Zon dkk, jelasnya.

Urgensi pendalaman oleh Densus 88 tentang kaitannya dengan Fadli Zon, sangat penting mengingat terdapat sejumlah fakta yang bisa menguatkan tuduhan kedekatan Fadli Zon dengan kelompok organisasi terlarang yang terafiliasi dengan jaringan teroris.

Fakta tersebut antara lain Fadli Zon dinilai membela beberapa terduga teroris yang ditangkap, bahkan ia secara gamblang dan konsisten menyuarakan pembubaran Densus 88.

Isu soal terorisme dan figur Fadli Zon memang cukup menarik mengingat sikap Fadli Zon atas isu-isu terorisme memang acap kali kontoversial dan yang paling menonjol adalah tuntutan Fadli Zon untuk membubarkan Densus 88 ketika Densus 88 menangkap beberapa terduga teroris yang secara kebetulan beberapa di antaranya merupakan pengurus Lembaga atau Ormas berpengaruh, katanya.

Ia menjelaskan, terdapat benang merah antara rangkaian sikap politik Fadli Zon yang acap kali menyerang bahkan meminta pembubaran Densus 88 dan secara membabibuta melakukan pembelaan terhadap beberapa terduga teroris dan dihubungkan dengan isu pendanaan kepada organisasi yang terafiliasi dengan kelompok teroris, maka sangat penting Densus 88 mendalami melalui suatu penyidikan untuk mengungkap kebenaran issu tersebut.

Selain pendalaman oleh Densus 88, Mahkamah Kehormatan Dewan juga perlu memeriksa dugaan pelanggaran etik terkait dugaan adanya sumbangan atau keterkaitan Fadli Zon dengan sumbangan kepada organisasi Hilal Ahmar Society Indonesia yang diduga terafiliasi dengan kelompk teroris Jamaah Islamiyah, katanya.

Hal ini menurutnya penting tidak saja untuk membersihkan nama baik Fadli Zon secara pribadi bilamana dia bisa membuktikan bahwa tuduhan yang bersangkutan telah menyumbang organisasi yang terafiliasi dengan kelompok teroris, tetapi juga penting untuk menjaga citra dan nama baik institusi DPR mengingat Fadli Zon adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra.

Saat ini muncul persepsi masyarakat bahwa institusi DPR menjadi sarang pendukung atau pembela kelompok teroris, berkomentar bahwa tidak heran jika ada nama besar yang diangkut ke depan, sebab menurutnya jaringan JI banyak terdapat nama besar seperti Akademisi, Politisi yang sering muncul di telivisi menjadi media darling, mereka main di dua kaki, sebagai pejabat dan grassroots yang memainkan isu agama yang mengarah ke JI, pungkasnya.

Topik Menarik