Menag: Nyepi Ajak Umat Bertoleransi

Menag: Nyepi Ajak Umat Bertoleransi

Nasional | koran-jakarta.com | Jum'at, 4 Maret 2022 - 00:08
share

JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak umat Hindu untuk mengaktualisasi nilai Tattwam Asi yang bermakna "aku adalah engkau" pada perayaan Hari Raya Nyepi tahun ini. "Tattwam Asi bermakna \'aku adalah engkau\'. Nilai ini menjadi sumber inspirasi bagi umat Hindu untuk hidup saling menghormati, rukun, dan bertoleransi. Mari aktualisasi nilai Tattwam Asi dan perkuat moderasi beragama," ujar Yaqut, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (3/3).

Umat Hindu kemarin menjalani Catur Brata Penyepian sebagai rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Caka 1944. Mereka melakukan amati geni (tidak menggunakan dan menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan).

Yaqut mengapresiasi tema Nyepi tahun ini, "Aktualisasi Nilai Tattwam Asi dalam Moderasi Beragama menuju Indonesia Tangguh." Ia berharap, umat Hindu dapat mengambil pelajaran dari perayaan Nyepi tahun ini dan menjadikannya sebagai lentera dalam menatap masa depan bangsa.

"Mari berikan jeda sejenak kepada alam agar kembali menata keseimbangan. Kita hormati alam agar juga menghargai harkat dan martabat kemanusiaan," katanya. Sebelumnya, Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa\'adi, mengajak umat Hindu untuk terus memperkuat nilai-nilai moderasi beragama dalam perayaan Hari Suci Nyepi Saka 1944.

"Perayaan Hari Raya Nyepi harus menjadi momentum bagi umat Hindu untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa," tandasnya. Zainut mengajak umat Hindu tak hanya merayakan Nyepi di sisi ritualnya, tetapi merealisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. "Perayaan Hari Nyepi jangan hanya berhenti pada tataran ritual, tapi jadikan Nyepi sebagai momentum merealisasikan maknanya untuk amal dalam beragama dan berbangsa," pinta Zainut.

Jaga Sesama
Sementara itu, umat Hindu di Kota Bandung, menjalankan ibadah Nyepi dan Tahun Baru Saka 1944 secara khusyuk dan kondusif. Mereka diingatkan tentang pentingnya aksi saling jaga sesama di tengah pandemi. Mangku Gede di Pura Vira Chandra Dharma, Agung Djanardhana di Bandung, mengatakan, aksi saling menjaga menjadi salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Hal itu juga menjadi salah satu doa untuk menghilangkan hal-hal negatif berkenaan dengan kondisi pandemi. "Dalam pemahaman Hindu Bali, setelah dinetralisir energi negatif, kita bisa segera masuk ke dalam fase new norma," kata Agung. Menurutnya, Nyepi dan Tahun Baru Saka yang berlangsung di tahun 2022 memiliki esensi yang sejalan dengan kondisi dunia sekarang.

"Esensi Hari Raya Nyepi untuk menetralisir energi negative. Ini sangat kena dengan kondisi sekarang," katanya. Sejumlah umat Hindu Bandung menjalankan ibadah di Pura Vira Chandra Dharma, Secapa AD Hegarmanah, dengan upacara Pengerupukan.

Upacara ini dikenal untuk mengusir para buta Kala dari pekarangan rumah dan lingkungan. Jika mengacu kepada mantra Hindu Weda, esensi Pengerupukan, awal kehidupan yang disebut tidak ada apa-apa, hanya kegelapan. "Proses unik Nyepi diawali dengan kegelapan. Ini yang diimplementasikan oleh umat dengan melakukan catur brata penyepian," kata Agung.

Topik Menarik