Mundur dari Pengelolaan Chelsea, Abramovich Tetap Punya ”Boneka”

Mundur dari Pengelolaan Chelsea, Abramovich Tetap Punya ”Boneka”

Nasional | jawapos | Senin, 28 Februari 2022 - 10:15
share

JawaPos.com - Kekuasaan hampir dua dekade seketika terhapus gara-gara perang antara Rusia dan Ukraina dalam lima hari terakhir.

Ya, begitulah yang terjadi dengan kekuasaan pengusaha asal Rusia Roman Abramovich di Chelsea.

Era kekuasaan Abramovich dimulai pada musim panas 2003. Kemarin (27/2), periode itu pun berakhir setelah pemilik julukan "Roman Emperor" tersebut menyatakan pengunduran diri sebagai pengelola Chelsea.

Namun, dari pernyataannya saat mengundurkan diri, Abramovich menyiratkan tidak melepaskan Chelsea begitu saja. Roman Emperor tidak secara gamblang menjual klub berjuluk The Blues tersebut.

"Aku selalu mengambil keputusan demi kepentingan terbaik untuk klub. Aku tetap berkomitmen dengan nilai-nilai ini. Karena itu, hari ini (kemarin, Red) aku memberikan amanat kepada Yayasan Chelsea untuk mengurus dan merawat klub." Begitu pernyataan Abramovich di laman resmi klub.

"Aku percaya bahwa saat ini mereka (orang-orang dalam Yayasan Chelsea, Red) akan berada dalam posisi terbaik untuk menjaga kepentingan klub, pemain, staf, dan fans, "sambung pengusaha berusia 55 tahun tersebut.

Seperti ditulis Daily Mirror, orang-orang dalam Yayasan Chelsea yang dimaksud Abramovich tak ubahnya seperti boneka Roman Emperor.

Pasalnya, mereka memang orang-orang kepercayaan Abramovich di klub yang bermarkas di London Cobham tersebut. Mereka antara lain Bruce Buck, John Devine, Emma Hayes, Piara Powar, Paul Ramos, dan Sir Hugh Robertson.

Hayes termasuk yang menarik. Meski berstatus pelatih tim putri Chelsea, dia mempunyai pengalaman yang bagus di bidang direksi.

Hayes pernah menjabat direktur operasional klub Amerika Serikat Chicago Red Stars. Devine juga sampai saat ini masih tercatat sebagai bagian dari Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA). Powar pun di Yayasan Chelsea merupakan anggota yang dianggap mampu membantu yayasan dalam berkontribusi kepada masyarakat.

Sementara itu, Robertson pernah menjadi wakil presiden Komite Olimpiade Britania yang sukses menggelar Olimpiade London 2012. Dua nama lainnya adalah petinggi di Chelsea. Buck merupakan chairman, sedangkan Ramos direktur keuangan.

Keputusan mundur Abramovich yang tidak sepenuhnya itu pun menuai reaksi minor di Inggris. Apalagi, sudah gamblang bahwa yang diinginkan parlemen Inggris adalah tidak membolehkan orang Rusia memiliki aset di Inggris.

"Menurutku, sangat buruk ketika Abramovich sekadar mengeluarkan pernyataan bahwa dia menyerahkannya ke yayasan amal," kritik mantan pemain Manchester City, Micah Richards, yang kini menjadi pandit di Sky Sports dan BBC Sport.

Richards pun menuding Abramovich berusaha mengaburkan kabar tentang aset orang Rusia di Inggris. "Bacalah pernyataannya, seakan dia berkata: Kami tidak mau memberi tahu Anda apa yang terjadi," kata Richards.

Tak kalah menohok cuitan penyiar kondang Inggris Piers Morgan. Pertanyaanku sangat sederhana saja, "Tuan Abramovich. Apakah Anda termasuk yang mendukung atau menolak perang?" kicau Morgan.

"Kalau ya, dia tidak boleh memiliki saham klub sepak bola mana pun di Inggris," imbuhnya.

Morgan juga menyindir Abramovich sebagai boneka dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Abramovich memang punya relasi kuat dengan Putin. Jika tidak mau disebut seperti itu, dia harus mengecam keras apa yang dilakukan Putin. "Yang kita tahu sejauh ini, dia tidak melakukannya," kicau Morgan lagi.

Topik Menarik