Cerpen : Takdir Ayu

Cerpen : Takdir Ayu

Nasional | republika | Minggu, 27 Februari 2022 - 22:50
share

Nurgayah Hasibuan

Ayu dan Guntur adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan sejak Ayu duduk di bangku kelas 3 SMA. Saat itu Guntur sudah bekerja. Guntur adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) di salah satu kantor yang ada di kota tempat Ayu sekolah. Keluarga Ayu sudah mengetahui kedekatan Ayu dengan Guntur. Orang tua Ayu cukup berpesan kepada Ayu, semoga pandai pandai jaga diri. Orang tua Ayu percaya terhadap anaknya itu.

Setamatnya Ayu sekolah, ia melanjutkan studynya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di saat yang sama, Guntur mendapat tugas pendidikan ke luar pulau. Dengan kesepakatan bersama, mereka akan melanjutkan hubungan mereka ke pernikahan setelah Guntur selesai pendidikan.

Dengan berat hati Ayu melepas kepergian kekasihnya. Bulir air mata jatuh membasahi pipinya. Ada rasa yang tak terucap di hatinya.

Dengan lembut Guntur berkata,

"Tunggu aku kembali, ya sayang....!"

Ayu tak kuasa menjawab pesan kekasihnya itu. Ia hanya bisa diam. Gunturpun berangkat menuju kota tempat ia pendidikan dengan pesawat Garuda.

Tiga jam kemudia Ayu mendapat kabar, bahwa kekasihnya telah sampai dengan selamat.

"Alhamdulillah," gumam Ayu.

Hari hari berlalu, Ayu sibuk dengan kuliahnya dan Guntur sibuk dengan tugasnya. Saat malam mereka baru saling komunikasi.

Suatu malam, Ayu menunggu kabar dari kekasihnya itu. Biasanya Guntur yang terlebih dahulu menelpon atau menchat Ayu. Namun kali ini tiada kabar berita. Dicoba Ayu tuk menelpon, namun nomornya tak aktif. WAnya juga. Ayu berpikir positif, mungkin kekasihnya lagi sibuk.

Keesokan malamnya, Ayu juga tidak mendapat kabar berita dari Guntur. Sampai beberapa hari berlalu. Kabar Guntur tak juga ada. Ayu mulai resah.

"Ada apa ya?" pikirnya.

Guntur adalah anak perantauan yang jauh dari keluarganya. Ayu belum sempat kenal dengan keluarga Guntur. Guntur berjanji, setelah selesai pendidikan ia akan mengenalkan Ayu ke keluarganya.

Ayu bingung. Nomor keluarga Gunturpun tidak ada padanya.

Iseng-iseng Ayu membuka FB. Ia hampir pingsan. Di FB teman Guntur, ada ucapan Innalillahi atas berpulangnya Guntur. Dilihatnya lagi foto yang diunggah temannya itu. Nampak foto Guntur yang penuh dengan luka. Ternyata Guntur telah meninggal dalam kecelakaan. Guntur meninggal tiba tiba dalam kecelakaan tabrakan di jalan tol. Ayu tak bisa menahan dukanya. Air matanya bercucuran. Ayu teringat, betapa beratnya ia saat melepas kepergian kekasihnya itu.

Kini ia hanya bisa menatap foto kekasihnya, dengan linangan air mata yang tak terbendung. Selamat jalan Guntur.....

Setelah ditinggal Guntur, Ayu menjalani hidupnya penuh dengan kesendirian. Ia hanya fokus pada kuliahnya. Beberapa teman kuliahnya ingin mendekatinya, namun tak berhasil. Sepertinya Ayu telah menutup hatinya.

Empat tahun Ayu kuliah, akhirnya ia menyelesaikan kuliahnya dengan hasil yang sangat baik. Ia telah menyandang sarjana pendidikan jurusan guru kelas sekolah dasar.

Dengan bermodalkan ijazah yang dimilikinya, Ayu mencoba mengikuti seleksi CPNS (Calon Pegawai Negri Sipil). Alhamdulillah, dengan memenuhi segala syarat dan mengikuti seleksi, Ayu dinyatakan lulus. Ia ditugaskan di kota yang jauh dari tempat tinggalnya.

Selama bertugas, Ayu tinggal bersama saudara sepupunya. Ayu menjalani hari-harinya menjadi guru sekolah dasar. Ayu merasa bersyukur, karena begitu selesai kuliah ia langsung bisa bekerja.

Suatu ketika Ayu ditugaskan untuk mengikuti pelatihan di kabupaten tempat ia bertugas. Kegiatan berlangsung satu minggu. Ayu yang masih baru di kota itu dan belum banyak memiliki kenalan, hanya banyak diam dalam mengikuti kegiatan.

Tanpa sepengetahuan Ayu, ternyata ada peserta pelatihan yang terus memperhatikan Ayu. Mulai dari awal kegiatan, sampai waktu istirahat. Ayu yang duduk sendiri di bangku panjang teras ruangan, dihampiri oleh seseorang yang terus memperhatikannya tadi.

"Boleh kenalan, bu?" pinta seorang pria itu sambil mengulurkan tangannya.

Ayu yang sedikit enggan, mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu.

"Nama saya Dody," katanya lagi

Ayupun menyebutkan namanya,

"Saya Ayu."

Akhirnya merekapun berbincang. Tak lama waktu istirahatpun selesai. Peserta pelatihan masuk ke ruangan kembali.

Selama seminggu kegiatan, Ayu selalu ditemani Dody. Merekapun mulai akrab.

Di hari terakhir kegiatan pelatihan, Ayu sempat memenuhi permintaan Dody untuk mampir ke rumah di mana Ayu tinggal. Sebenarnya ia enggan, tapi melihat permintaan Dody yang tulus, ia mengabulkannya. Ayu memperkenalkan Dody kepada saudara sepupunya.

Sekitar tiga puluh menit, Dody berada di rumah sepupu Ayu. Dodypun permisi pulang.

Begitulah awal perkenalan Ayu dengan Dody. Yang selanjutnya Dody sering berkunjung di kediaman Ayu.

Dody mengutarakan isi hatinya pada Ayu. Ia ingin serius menjalin hubungan dengan Ayu. Ayu yang sudah lama menutup hatinya untuk seorang pria, kini mulai membukanya kembali. Hari-haripun mereka jalani selalu bersama.

Tidak terasa sudah hampir setahun hubungan mereka. Keinginan mereka untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, belum bisa terlaksana. Walau mereka berdua sudah sama sama bekerja, tapi mereka butuh persiapan yang matang untuk membangun sebuah rumah tangga.

Suatu ketika, saat Ayu tidak di rumah, Dody datang. Dody bertemu dengan abang sepupu Ayu.

"Ayu ke pasar katanya tadi," kata sepupu Ayu menjelaskan pada Dody saat mereka duduk berdua di teras rumah.

Lama juga mereka ngobrol. Perbincangan mereka kelihatan serius. Dan akhirnya Dodypun permisi pulang, sambil berkata,

"Salam aja buat Ayu ya Bang!"

Seminggu sudah kedatangan Dody yang ditemani sepupu Ayu. Biasanya Dody datang dua kali seminggu. Kali ini tidak ada kabar dari Dody. Ayu menunggu harap-harap cemas. Teringat ia kejadian yang menimpa kekasihnya beberapa tahun yang lalu. Ponsel Dodypun tidak bisa dihubungi.

Ayu benar benar cemas.

Ada apa dengan Dody....?

Tanpa kabar yang jelas, akhirnya hubungan Ayu dan Dodypun kandas. Ayu harus menjalani taqdirnya yang selalu patah hati.

Nurgayah Hasibuan, SPd adalah Kepala UPTD SDN 017107 Kisaran Naga, Asahan, Sumatera Utara (Sumut)

Senyum Manis Sang Penulis

Syal Berwarna Palestina

Puisi : Bergeraklah

Ikuti informasi penting setiap saat dari kampus.republika.co.id. Anda juga dapat berpartisipasi mengisi konten, kirimkan tulisan, foto, info grafis, dan video melalui e-mail : kampus.republika@gmail.com

Topik Menarik