Tak Hanya Belanda-Jepang, Indonesia Juga Pernah Dijajah Prancis dan Inggris

Tak Hanya Belanda-Jepang, Indonesia Juga Pernah Dijajah Prancis dan Inggris

Nasional | republika | Kamis, 24 Februari 2022 - 07:15
share

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sejak sekolah dasar, dalam pelajaran sejarah, kita pasti diberitahu kalau Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun alias 3,5 abad. Jepang lalu meneruskan penderitaan rakyat Indonesia selama 3 tahun (1942-945) sebelum akhirnya Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun ternyata, bangsa Eropa yang pernah berkuasa di Indonesia bukan hanya Belanda.

Prancis tercacat dalam sejarah pernah menjajah Indonesia selama lima tahun dari 5 Januari 1808 hingga 18 September 1811. Setelah itu, Inggris (Britania) mengambil alih kekuasaan dari tahun 1811 sampai 1815. Inggris kemudian mengembalikan kekuasaan kepada Belanda pada tahun 1815.

Meski demikian, kehidupan peradaban dan kekuasaan bangsa Prancis di Nusantara dilakukan tidak secara langsung, melainkan melalui pihak perantara. Masa kolonial Prancis di Hindia Belanda (kini Indonesia) dimulai ketika kekuasaan Kerajaan Belanda di Eropa tunduk kepada Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Bahkan, Napoleon menunjuk keponakannya Lodewijk Napoleon untuk menjadi Raja Belanda yang kemudian diganti menjadi Republik Bataaf.

Prancis memanfaatkan koloni-koloni negara-negara Eropa yang telah ditaklukkan untuk membantu mereka mengekspansi seluruh Benua Biru. Alasannya apalagi kalau bukan karena Prancis butuh uang dan SDM untuk membiaya perang. Dan jejak Prancis di Nusantara bermula sejak perusahaan kongsi dagang Belanda (VOC) dinyatakan bangkrut pada 1800. Akibatnya, aset-asetnya yang meliputi pelabuhan laut, gudang, benteng, permukiman, tanah, dan perkebunan di Hindia Timur dinasionalisasi Pemerintah Belanda.

Koloni Prancis itu berpusat di Batavia (kini Jakarta), Belanda menguasai sebagian besar Jawa (kecuali wilayah pedalaman negeri Vorstenlanden Mataram dan Banten), menaklukkan pesisir Sumatra Barat, menggulingkan bekas koloni Portugis di Malaka, Maluku, Sulawesi Selatan dan Utara, juga di Timor Barat. Di antara penguasaan Belanda ini, Jawa adalah yang paling penting, karena produksi tanaman keras dan perkebunan yang dikuasai Belanda berada di sana.

Di sisi lain dunia, Eropa hancur karena Peperangan era Napoleon. Sebuah penaklukan dan revolusi yang menggeser politik, hubungan, dan dinamika di antara kekaisaran dan negara Eropa, yang berdampak pada koloni mereka di Timur Jauh. Belanda di bawah Napoleon Bonaparte pada 1806, mengawasi Republik Batavua menjadi Persemakmuran Batavia dan kemudian dibubarkan dan digantikan oleh Kerajaan Hollandia, sebuah kerajaan boneka Prancis yang diperintah oleh saudara laki-laki ketiga Napoleon, Louis Bonaparte (Lodewijk Napoleon). Akibatnya Hindia Timur selama masa tersebut diperlakukan sebagai koloni Prancis proksi, diperintah melalui perantara Belanda. Nah salah satu jejak Prancis di Batavia atau Jakarta ada di Lapangan Banteng.

Warga Jakarta pasti pernah mendengar nama Lapangan Banteng. Namun, tahukah Anda jika Lapangan Banteng yang kini sudah direvitalisasi dulunya kumuh. Apalagi sekitar 1970-an saat Jakarta masih dipimpin Gubernur Ali Sadikin, Lapangan Banteng sempat menjadi terminal bus.

Lapangan Banteng dibangun bersamaan dengan Lapangan Gambir atau Lapangan Ikada pada abad ke-19 oleh Gubernur Jenderal Daendels. Di zaman Hindia Belanda, Lapangan Banteng diberi nama Waterlooplein, sementara nama Lapangan Gambir atau Lapangan Monas dulunya bernama Koningsplein atau lapangan raja.

Pertanyaannya, mengapa lapangan itu disebut sebagai Lapangan Banteng?

BACA BAGIAN KEDUANYA DI SINI: Prancis Kalah Perang dari Belanda Gara-Gara Gunung Tambora Meletus

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di KURUSETRA dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Topik Menarik