Ternyata Bandar Sabu Asal Bertais Mataram Itu Buronan Kasus Perampokan

Ternyata Bandar Sabu Asal Bertais Mataram Itu Buronan Kasus Perampokan

Nasional | lombokpost | Kamis, 24 Februari 2022 - 00:38
share

MATARAM -Bandar sabu asal Bertais berinisial C alias Cae yang ditangkap Polresta Mataram, ternyata masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Lombok Tengah (Loteng). Dia tercatat sebagai buronan kasus perampokan.

Dia pernah terlibat kasus 365 (pencurian dengan kekerasan) di Loteng, kata Kasatresnarkoba Polresta Mataram Kompol I Made Yogi Purusa Utama, Rabu (23/2).

Cae sudah ditetapkan jadi target Polres Loteng sejak tahun lalu. Tetapi, dia berhasil kabur dari kejaran polisi. Pelaku ini memang licin. Sulit ditangkap, jelasnya.

Satreskrim Polres Loteng sudah berkoordinasi dengan Satreskrim Polresta Mataram. Rencananya, mereka akan memeriksa Cae, pekan depan. Pemeriksaannya nanti di Polres Loteng, ujarnya.

Cae bisa dijerat dua kasus sekaligus. Tetapi Satresnarkoba akan menyelesaikan kasus narkoba terlebih dahulu. Baru dilanjutkan proses pidana umumnya di Polres Loteng. Cae bisa kena pasal berlapis, kata Yogi.

Saat penggerebekan, bukan saja narkoba jenis sabu yang ditemukan di rumahnya. Polisi menemukan sejumlah senjata tajam seperti tombak, parang, dan pedang di kamarnya. Senjata itu digunakan untuk melindungi diri, jelasnya.

Barang bukti sajam itu akan diserahkan ke Polres Loteng. Apakah memiliki hubungan dengan kasus perampokan yang pernah dilakukannya atau tidak. Semua itu masih didalami, kata dia.

Sebelum berkecimpung pada kasus narkoba, Cae merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan. Cae mulai mengedarkan narkoba sejak lima tahun lalu, ujarnya.

Selama itu, Cae memesan barang haram itu dari Batam dan daerah lainnya. Pelaku ini memiliki jaringan antarprovinsi, jelasnya.

Selanjutnya, sabu yang dibelinya dipecah dan diedarkan ke beberapa tempat di wilayah Kota Mataram dan Lombok Timur (Lotim). Seperti di Karang Bagu, Abian Tubuh, dan wilayah Ampenan. Kalau di Lotim jaringannya ada di Masbagik, bebernya.

Sampai saat ini, penyidik masih melakukan pengembangan ke jaringan di bawahnya. Masih kita telusuri jejak digitalnya, pungkasnya. (arl/r1)

Topik Menarik