Di Palereman dan Gua Kencana, Mereka Bertemu Nyi Roro Kidul
Retjo Sewu dan Nyi Roro Kidul adalah dua nama yang tak bisa dipisahkan. Padepokan itu memiliki ruang khusus untuk bertemu dengan Ratu Pantai Selatan. Namanya Palereman. Konon, di situ pengunjung bisa meminta sesuatu kepada Kanjeng Ratu.
BERADA di kawasan Pantai Popoh, Tulungagung, Padepokan Retjo Sewu bukanlah hal asing di masyarakat. Sesuai dengan namanya, pedepokan itu memiliki ribuan patung. Jumlahnya mencapai 2.999 retjo (patung). Selain ruang Palereman, di sana ada juga makam pemilik pedepokan. Yakni, Soemiran Karsodiwiryo.
Imam, salah seorang warga sekitar, menjelaskan bahwa Retjo Sewu dibangun sekitar 19861993. Pedepokan itu dibangun untuk persembahan kepada Kanjeng Ratu Kidul. Karena itu, ada sebuah ruangan yang istimewa. Namanya Palereman. Sayangnya, saat Jawa Pos bertandang ke sana, ruangannya dikunci. Sudah lama dikunci, ujarnya.
Padepokan yang menghadap langsung ke pantai selatan itu tak bisa dipisahkan dari kisah Soemiran. Seorang pengusaha rokok di Tulungagung yang jaya pada waktu itu. Tempat Palereman dulu dipakai sembahyang, karena ditutup, ya tidak di sana lagi, jelas Imam, petugas parkir di area Pantai Popoh.
Tokoh spiritual Tulungagung, Mbah Kuntoro, mengungkapkan bahwa Palereman sering digunakan pengunjung untuk berinteraksi dengan Nyi Roro Kidul. Namun, sebenarnya lokasi semedi untuk bertemu dengan Ratu Kidul bukan hanya di tempat tersebut. Ada tempat lain yang tak seberapa jauh. Namanya Gua Kencana.
Jawa Pos pun mencoba mendatangi gua tersebut. Lokasinya sekitar 300 meter dari Retjo Sewu. Tepatnya berada di bibir Pantai Popoh. Jalannya sedikit menurun dan terjal. Bahaya, apalagi jika tak ada yang memandu. Langkah kami pun terhenti setelah ditegur seorang perempuan. Jangan ke sana, bahaya bisa hilang kebawa ombak, tuturnya.
Perempuan yang enggan namanya disebut itu menjelaskan, dirinya datang untuk melaksanakan ritual. Meminta kesejahteraan dan kesehatan. Dia juga membawa satu galon kosong untuk mengambil air di Gua Kencana. Saya tidak sendirian, tapi ada yang memandu, ujar pengunjung asal Surabaya tersebut.
Ada dua lokasi tempat semedi di tepi Pantai Popoh. Yakni, di Pesanggrahan Madya Nirwana dan Gua Kencana. Jawa Pos akhirnya memilih untuk mengunjungi pesanggrahan yang lokasinya tepat menghadap laut selatan. Di sana ada juga spot untuk larung abu.
Mbah Kuntoro mengakui, memang tak semua orang bisa masuk Gua Kencana. Risikonya besar. Taruhannya adalah nyawa. Apalagi kalau sembarangan. Di sana memang tempat semedi untuk bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Tujuannya beragam. Pastinya meminta keberhasilan. Ritual ini tidak bisa langsung berhasil, ada risiko juga, terangnya.
Menurut dia, siapa saja yang meminta di sana harus paham dengan risikonya. Ada hitam di atas putih. Kesepakatan dengan Kanjeng Ratu Kidul. Prosesnya juga tak sebentar. Bergantung keberuntungan. Permintaan mereka tak langsung dikabulkan. Kondisi mereka bakal dilihat seperti apa. Termasuk kuat atau tidak dengan risikonya.
Mereka yang berhasil mendapatkan berkah akan mengikat perjanjian dengan Nyi Roro Kidul. Semuanya wajib ditanggung. Biasanya soal kontrak umur. Jika sudah waktunya, selesai. Alias, nyawa mereka menjadi taruhannya. Yang datang ke sini biasanya sudah buntu, bingung. Misalnya, karena banyak utangnya, kata Mbah Kuntoro.
Heboh Isu Mayjen Achmad Adipati Jadi Beking di Sengketa Lahan JK, Ini Reaksi Jenderal Kopassus!
Perjanjiannya tak main-main. Misalnya, jika permintaannya dikabulkan Kanjeng Ratu Kidul, lantas orang itu berubah pikiran, kesepakatan tersebut tak bisa dibatalkan. Meski, orang itu mencari bantuan pada kekuatan yang dianggap lebih mumpuni. Sia-sia karena semuanya telanjur di awal, tegasnya.
Pria 59 tahun itu sudah beberapa kali membantu proses ritual pengunjung. Mereka yang berhasil bertemu Ratu Kidul dan sepakat dengan perjanjiannya biasanya langsung mendapat uang. Jumlahnya besar dan ditempatkan di sebuah kotak. Semua proses dilakukan di Gua Kencana. Menurut dia, ini semacam beruntung atau tidak. Ada orang yang puasa mutih selama 40 hari, tetapi tak bisa bertemu kalau tak beruntung.
Meski begitu, lokasi Pesanggrahan Madya Nirwana tetap ramai pengunjung. Mereka datang dengan beragam niat dan tujuan. Biasanya, lokasi itu ramai pada malam Selasa Kliwon, Jumat Kliwon, dan Jumat Legi. Mereka pun berasal dari berbagai daerah. Termasuk dari luar Pulau Jawa.










