Ramai Wayang Haram, Tokoh NU Ini Sibuk Jelaskan Perbedaan Pendapat Sunan Giri dan Sunan Kalijaga

Ramai Wayang Haram, Tokoh NU Ini Sibuk Jelaskan Perbedaan Pendapat Sunan Giri dan Sunan Kalijaga

Nasional | wartaekonomi | Sabtu, 19 Februari 2022 - 12:30
share

Penceramah Nahdatul Ulama (NU), Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan bahwa Wali Songo menggunakan Wayang dalam berdakwah dan menyiarkan Islam di Nusantara.

Saat itu, wayang yang dipakai adalah wayang thengul yang berbentuk patung manusia. Ulama Wali Songo yang menggunakan patung ini adalah Sunan Kalijaga.

"Sunan Kalijaga itu saking inginnya berdakwah sampai membuat wayang thengul. Itu wayang berbentuk orang," kata Gus Baha dalam sebuah video ceramahnya, melansir Fajar.co , Sabtu (19/2/2022).

Sementara di dalam Islam, patung berbentuk makhluk hidup dilarang. Menurut Gus Baha, Sunan Kalijaga menggunakan wayang thengul yang berbentuk manusia untuk berdakwa karena ketidaktahuannya tentang hukum-hukum Islam.

Sebab, Sunan Kalijaga adalah seorang mantan preman yang menjadi Wali. "Sunan Kalijaga agak tidak tahu hukum (Islam) karena mantan preman jadi Wali," kata Gus Baha.

Sementara itu, Sunan Giri menghukumi haram bermain wayang. Sebab, wayang thengul menyerupai makhluk hidup seperti manusia. Perbedaan pendapat antara Sunan Giri dan Sunan Kalijaga diselesaikan oleh Sunan Kudus yang lebih alim dan berilmu.

"Akhirnya di tengah-tengah oleh Sunan Kudus yang lebih alim," jelas Gus Baha.

Sunan Kudus mengusulkan agar wayang thengul yang menyerupai manusia itu dibuat tipis hingga tidak lagi berbentuk patung. Akhirnya, jadilah wayang kulit.

"Wayang ini dipeokan saja, terus jadi wayang kulit, kalau wayang thenghul itu berbentuk patung. Kalau rata seperti kulit, sudah tidak bisa kasih nyawa, orang sudah penyet (tipis)," papar Gus Baha.

Pembahasan soal wayang dalam hukum Islam menjadi perbincangan ketika potongan video ceramah Ustaz Khalid Basalamah viral. Ustaz Khalid disebut-sebut mengharamkan wayang.

Penceramah asal Sulawesi itu kemudian meminta maaf dan membuat klarifikasi. Dia menyebut bahwa tidak ada kata haram dalam ceramah itu. Dia hanya mengusulkan agar budaya harus diislamkan, bukan Islam dibudayakan.

Topik Menarik