Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Anak Temukan Ruang Keunikan

Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Bantu Anak Temukan Ruang Keunikan

Nasional | jawapos | Jum'at, 18 Februari 2022 - 19:48
share

JawaPos.com Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Kurikulum Merdeka ini diharapkan menjadi jawaban atas krisis pembelajaran yang semakin bertambah akibat pandemi Covid-19.

Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Zulfikri Anas, menyampaikan bahwa esensi Kurikulum Merdeka ini adalah untuk menciptakan ruang bagi setiap individu, agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai fitrah atau keunikannya masing-masing.

Setiap manusia tidak ada produk gagal dari Tuhan, dan setiap manusia punya keistimewaan dan punya ruang masing-masing yang disediakan secara fitrah. Dan tugas kita adalah membantu anak menemukan ruang yang sudah disediakan dalam kehidupan. Sehingga tidak ada anak yang tidak punya tempat dalam kehidupan, tutur dia secara daring, Jumat (18/2).

Sebelumnya, bayangan yang terlintas pada kurikulum terdahulu adalah semua anak mendapat materi sama dengan cara sama, pengalaman belajar dan sumber belajar yang sama serta penilaian yang sama. Hal tersebut tentunya hanya mengakomodasi sebagian kecil anak yang cocok dengan cara seperti itu.

Kurikulum adalah sebuah proses, iklim, suasana, budaya belajar yang memanusiakan manusia. Kita harus lihat kurikulum dari situ. Sehingga, tidak hanya kemampuan (skills) atau pengetahuan siswa saja yang dikedepankan oleh guru. Mari para guru kita bergerak bersama menyentuh hati peserta didik kita, ajaknya.

Oleh karena itu, dalam Kurikulum Merdeka, guru diberi kebebasan untuk memilih format, pengalaman, dan materi esensial yang cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, mereka punya ruang seluas mungkin untuk mengeksplor keunikan dirinya masing-masing.

Jadi kalau dulu orang bilang biasanya ganti menteri ganti kurikulum, tapi ini sekarang ganti anak ganti kurikulum. Jadi semua anak punya kurikulum sendiri-sendiri sebetulnya, tutup dia.

Topik Menarik