Kadernya Dicokok Densus 88 Partai Ummat Yakin Elektabilitasnya Stabil

Kadernya Dicokok Densus 88 Partai Ummat Yakin Elektabilitasnya Stabil

Nasional | rm.id | Selasa, 15 Februari 2022 - 08:17
share

Partai Ummat meminta publik mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam melihat penangkapan salah satu kadernya, Rahmat Hidayat (RH) oleh Densus 88 Antiteror Polri, di Bengkulu, belum lama ini. Partai pimpinan Ridho Rahmadi ini yakin, peristiwa ini tidak akan menggerus elektabilitasnya.

Kami sedang berkoordinasi dengan Muhammadiyah Bengkulu. Agar bisa bareng-bareng memberi bantuan hukum, ujar Juru Bicara DPP Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Mustofa menjelaskan, Partai Ummat tidak terburu-buru menonaktifkan RH yang diketahui sebagai seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB).

Ada misteri di sini. RH ditangkap ketika ada di Partai Ummat. Berarti, ada kemungkinan perbuatan terornya, berada di kurun waktu tiga pekan selama beliau di Partai Ummat, tudingnya.

Seperti diketahui, RH ditangkap Densus 88 bersama dua orang lainnya atas dugaan terorisme di Kelurahan Tebeng, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu, pada Rabu (9/2).

Ketiganya dianggap kelompok jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) Bengkulu dan telah bersumpah setia pada kelompok teroris JI sejak tahun 1999. Posisinya, RH sudah menjadi kader Partai Ummat usai pelantikan DPW Bengkulu, Rabu (12/1).

Sama seperti tersangka tindak pidana terorisme lain, Densus 88 tidak melihat status seseorang, ujar Kabag Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Pol Aswin Siregar di Jakarta, kemarin.

Mustofa mengatakan, Partai Ummat sejauh ini menilai RH memiliki latar belakang yang baik. Selain berprofesi sebagai dosen UMB, RH juga disebutkan aktif sebagai Pengurus di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu, hingga Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Sedangkan, aktivitas di Partai Ummat belum terlalu lama karena baru menjadi anggota dalam hitungan hari.

Mustofa memastikan, Partai Ummat berkepentingan mendalami kasus ini, karena RH ditangkap dalam posisi sebagai kadernya, setelah dilantik sebagai kader seusai diresmikannya DPW Partai Ummat di Bengkulu.

Kami mau tahu, apa sih perbuatan teror RH sehingga ditangkap ketika berada di Partai Ummat? ungkapnya.

Meski demikian, Partai Ummat tidak khawatir peristiwa ini akan kehilangan suara di Pemilu 2024. Menurutnya, para loyalis dan kadernya mengetahui betul perjuangan dan cita-cita partai untuk bangsa Indonesia.

Mustofa berkelakar, tidak ada yang tahu seseorang akan menjadi terduga terorisme atau bukan. Ihwal ini, yang mengetahui hanya Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Kasus ini nggak akan berpengaruh pada nanjaknya pamor Partai Ummat saat ini. Karena siapapun tak bakalan tahu, seseorang jadi terduga atau tidak. Maka, kita tunggu saja, tutupnya.

Menanggapi ini, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI), Al Chaidar mengaku terkejut atas ditangkapnya kader Partai Ummat, RH, atas dugaan keterlibatan dengan JI.

Tudingan ini, tidak jauh berbeda dengan ditangkapnya Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ahmad Farid Okbah, akhir tahun lalu. Setahu saya, JI masih memegang pakem atau prinsip anti demokrasi, antiparpol, dan anti parlemen yang dibangun dengan Pemilu, ujar Al Chaidar kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Dalam analisanya, ada kontradiksi besar antara JI dan Partai Ummat dalam arah perjuangannya. Amien Rais, katanya, selaku pendiri Partai Ummat begitu dibenci kelompok JI karena dianggap terlalu percaya dengan demokrasi. Setahu saya juga, JI ini belum memilih jalan atau strategi bersembunyi di balik parpol, katanya. [BSH]

Topik Menarik