Usulan Nobel Perdamaian Cak Imin Jago Ngerayu NU...

Usulan Nobel Perdamaian Cak Imin Jago Ngerayu NU...

Nasional | rm.id | Minggu, 13 Februari 2022 - 06:39
share

Keinginan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengusulkan Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian 2022, di tengah renggangnya hubungan dua organiasasi itu mendapat tanggapan beragam.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Amin Said Husni memilih berprasangka baik dengan rencana Ketua Umum PKB, yang karib disapa Cak Imin itu.

Beliau ingin mengapresiasi perjuangan NU, itu bagus. Kami tentu berterima kasih, kata Amin kepada Rakyat Merdeka , kemarin.

Menurutnya, ikhtiar PBNU dalam mewujudkan perdamaian memang jadi concern selama ini. Khususnya, pada kepengurusan baru saat ini.

Banyak program-program strategis untuk perdamaian yang akan diusung. Bahkan tema perdamaian itu menjadi tema Muktamar ke-34 yang lalu, tambahnya.

Bagaimana jika usulan ini berhasil? Apakah akan mempengaruhi sikap PBNU di kepemimpinan yang baru, yang ingin jaga jarak dengan PKB?

Jaga jarak kan bukan hanya dengan PKB, timpal mantan Bupati Bondowoso ini santai.

Seperti diketahui, PKB di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memutuskan menjaga jarak dengan PKB. Kemesraan dua organisasi itu dianggap wajar selama ini.

Karena partai pimpinan Cak Imin itu didirikan oleh tokoh-tokoh NU. Apakah usulan Cak Imin soal hadiah Nobel Perdamaian untuk PBNU, adalah strategi pedekate PKB agar kembali spesial di lingkungan NU? Ketua PBNU Amin enggan berspekulasi.

Menurutnya, semua partai spesial di mata NU. Sebelumnya, Cak Imin menilai, NU dan Muhammadiyah sangat layak mendapat penghargaan Nobel Perdamaian 2022.

Dua ormas tersebut terbukti punya peran besar dalam merajut kemanusiaan hingga perdamaian.

Saya akan mengusulkan kepada parlemen dan Pemerintah Norwegia untuk menjadikan NU dan Muhammadiyah sebagai penerima Nobel Perdamaian Dunia, ujarnya, saat hadir dalam pernyataan kebulatan tekad pengurus Ranting PKB se-Kabupaten Tegal untuk menjadikan Cak Imin Presiden 2024 pada Selasa (8/2).

Sementara pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mencium bau sindiran di balik statemen Cak Imin, yang berniat mengusulkan NU mendapatkan Nobel Perdamaian.

Itu bisa saja sindiran. Karena hadiah nobel setahu saya bukan untuk institusi, seperti PBNU. Tetapi untuk individu atau personal. Mungkin itu sindiran untuk Gus Yahya, kata Ujang kepada Rakyat Merdeka .

Menurutnya, sindiran itu dipicu hubungan Cak Imin dengan Gus Yahya yang sedang tak harmonis. Dia menduga, kondisi ini adalah akumulasi konflik masa lalu yang terbawa hingga kini.

Konflik di mana kubu Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang didalamnya ada Gus Yahya cs, dikalahkan oleh Cak Imin ketika itu. Hingga Gus Yahya cs terlempar dari PKB.

Di bawah kepemimpinan Gus Yahya kelihatannya PKB sulit bisa memonopoli atau berdampingan dengan PBNU. Namun di politik, apapun bisa terjadi. Kita lihat saja ke depan, apa yang terjadi, pungkas Ujang.

Sedangkan Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari melihat, posisi Cak Imin di kalangan NU semakin tergerus sejak kepemimpinan Gus Yahya menjadikan NU lebih terbuka, sangat berpengaruh pada posisi Cak Imin.

Untuk mengonsolidasi lagi kalangan NU, harusnya Cak Imin sowan ke Gus Yahya. Atau ajak ngopi bareng. Biar nahdiyin melihat antara NU dengan PKB masih ada irisan. Jangan malah menjauh, jelasnya. SAR/FAQ

Topik Menarik