Pidato Guru Besar Hamid Fahmy Zarkasyi: Pandangan Hidup Inspirasi Peradaban Islam

Pidato Guru Besar Hamid Fahmy Zarkasyi: Pandangan Hidup Inspirasi Peradaban Islam

Nasional | republika | Sabtu, 12 Februari 2022 - 09:57
share

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO Pandangan hidup Islam adalah sumber kerja kreatif membangun peradaban. Ini adalah sistem keyakinan, pemikiran, dan nilai, yang diproyeksikan firman Allah SWT melalui tafaqquh, bayan, tafsir, takwil, dan dikembangkan dalam tradisi keilmuan Islam.

Pandangan hidup Islam dimulai dari keesaan Tuhan (syahadah), kemudian konsep-konsep dasar lainnya, seperti manusia, alam, ilmu, nilai, akhlak, keadilan, dan lainnya. Hal itu berimplikasi pada keseluruhan kegiatan kehidupan di dunia.

Demikian penjelasan Prof Dr Hamid Fahmy Zarkasyi dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar filsafat Islam di Universitas Darussalam Gontor pada Sabtu (12/2/ 2022).

Dari pandangan hidup inilah ulama kita dahulu menghasilkan ilmu seperti fikih, tafsir, kalam, dan hadis, fisiognomi, ilmu jiwa, dan banyak lagi, ujar pengkaji teori kausalitas Imam al-Ghazali (1058-1111) tersebut. Tradisi keilmuan itu juga melahirkan kajian filsafat hukum Islam, metafisika dalam teologi, dan sejenisnya.

Pada masa Abbasiyah dahulu (abad ke-9), ulama berkumpul di Baitul Hikmah. Mereka melakukan kerja peradaban mengkaji berbagai ilmu pengetahuan. Kemudian menyebarluaskan temuannya ke masyarakat luas.

Umat Islam pada masa itu begitu cinta ilmu. Mereka banyak menghabiskan waktu membaca buku dan meramaikan majelis ilmu.

Tak hanya mencerahkan peradaban Islam, hasil kerja ulama kala itu juga mempengaruhi peradaban Barat. Para ilmuwan Barat banyak membaca buku-buku ulama, lalu menerjemahkannya ke Bahasa Latin, Inggris, Prancis, dan lainnya. Kemudian mereka membuat tradisi keilmuan sendiri, seperti filsafat Barat, yang lahir dari pandangan hidup Barat.

Berdasarkan penelitiannya, Hamid menemukan filsuf Albertus Magnus (1193-1280) menggunakan argumentasi Abu Nasr al-Farabi (870-950) dan Ibnu Rusydi (1126-1198) tentang keberadaan Tuhan, yang kemudian dikuatkan oleh Thomas Aquinas (1225-1274).

Jadi kerja kreatif keilmuan ulama kita itu luar biasa pengaruhnya. Kita harus bangga dengan ulama kita yang sungguh-sungguh menjaga keislamannya dalam membangun kerja peradaban yang dampaknya kita rasakan sampai detik ini, kata putra kesembilan pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor KH Imam Zarkasyi (1910-1985) ini.

Hamid menjelaskan umat Islam harus melestarikan pandangan hidupnya, seperti yang dilakukan ulama dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk meneguhkan identitas umat Islam sebagai komunitas yang kreatif. Bukan yang meniru atau sekadar menyetempel kerja peradaban lain. Kultur dan elemen peradaban lain harus dipilah dan dilihat dari sistem ketuhanan, alam, ilmu, nilai, dan berbagai konsep dasar Islam.

Dari sinilah kemudian hasil pemilahannya menghasilkan temuan yang tetap berpegang teguh kepada wahyu Allah, sumber ajaran Islam yang dibawa dan disebarluaskan Rasulullah SAW.

Guru Besar UIN Malang Imam Suprayogo menjelaskan pandangan hidup Islam adalah kekhasan Umat Islam yang harus selalu berfungsi memandang realita kehidupan. "Kita melihat saat ini Barat maju dalam pembangunan fisik dengan sains dan pembangunannya yang mengesampingkan agama, kita tidak seperti itu, " ujarnya.

Peradaban Islam tetap berpegang kepada wahyu sebagai sumber dan inspirasi membangun kehidupan. Sebabnya, wahyu menjaga cara pandang, juga melestarikan akhlak mulia, sehingga kemajuan peradaban, selalu menyuarakan kedekatan dengan Allah SWT.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengapresiasi pemikiran Hamid Fahmy. "Temuannya menjadi inspirasi untuk perkembangan kajian Filsafat Islam. Saya mengucapkan selamat kepada Hamid Fahmy yang dikukuhkan menjadi guru besar Unida Gontor," ujarnya.

Topik Menarik