Anugerah Bahari Pasifik Perjuangkan Klaim Asuransi Kematian ABK Mauritius

Anugerah Bahari Pasifik Perjuangkan Klaim Asuransi Kematian ABK Mauritius

Nasional | rm.id | Jum'at, 11 Februari 2022 - 22:22
share

PT Anugerah Bahari Pasifik (ABP), perusahaan yang memberangkatkan Anak Buah Kapal (ABK) yang hilang, Anton Pradana, terus berkomitmen untuk mengurus klaim asuransi.

Anton Pradana adalah ABK di Kepulauan Mauritius, Afrika, yang hilang kontak. Pihak kepolisian Mauritius menyatakan, Anton bersama 6 ABK yang bekerja pada kapal We Fa, hilang di Mauritius.

Ketujuh ABK tersebut, menurut keterangan kepolisian setempat, hilang setelah terlibat perkelahian dengan ABK Vietnam pada 26 Februari 2021. Kemudian, Anton Pradana dinyatakan meninggal dunia.

"Sejak awal kami terus mencari tahu keberadaan Anton. Kami berusaha untuk mengurus asuransi kematian Anton. Karena kalau tidak diurus, maka klaimnya bisa hilang karena pengurusan itu ada masa batas waktunya," ujar Direktur PT Anugerah Bahari Pasifik Hengky Wijaya saat melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani, Kamis (10/1).

Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Badan Buruh dan Pemuda Pancasila (B2P3) Jamaludin Suryahadikusuma dan Ketua Umum Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Ilyas Pengestu. Hadir pula keluarga Anton Pradana, yang diwakili ibunya, Usniyah dan Djohari, pamannya.

Hengky menyebut, ABP yang merupakan agensi pengirim ABK selama 10 bulan di sana, telah berhasil mencairkan dana asuransi. Total dana asuransi dan santunan yang diterima keluarga Anton Pradana sebesar Rp 499.353.720.

Sementara itu, pihak keluarga Anton Pradana menyatakan akan menyumbangkan dana yang mereka terima untuk pembangunan masjid.

Paman Anton Pradana, Djohari masih berharap, ada kepastian tentang kematian Anton. Karena, laporan tentang kematian keluarganya masih meragukan.

"Kami ingin status kematian Anton Pradana. Kami sebetulnya lebih membutuhkan kepastian dan penyelidikan, daripada sekadar dana santunan asuransi," bebernya.

Djohari juga mengatakan, keluarga ingin menyumbangkan dana asuransi tersebut untuk amal jariyah dan menghindarkan dari konflik kepentingan.

Kepala BP2MI Benny Ramdhani mengaku setuju untuk melibatkan interpol guna mengusut kembali kasus hilangnya tujuh ABK di Mauritus.

Benny menegaskan akan mengirim surat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindaklanjuti permintaan keluarga Anton Pradana. "Ini jadi pelajaran bagi kita, bahwa masyarakat ingin negara hadir memberi kepastian," tutur Benny.

Sementara itu, Ketua Umum SPPI Ilyas Pangestu menyatakan, akan terus mendampingi keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) Anton Pradana merealisasikan pembangunan masjid dari dana klaim asuransi.

Ia berharap, masjid itu akan berdiri megah dan menjadi tonggak sejarah sebagai masjid yang didirikan 100 persen oleh PMI. Masjid tersebut akan dibangun di tempat kelahiran Anton Pradana di Desa Babelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. [KPJ]

Topik Menarik