Gus Yahya Jaga Jarak Dengan PKB Imin Dan NU Seperti Layangan Putus?

Gus Yahya Jaga Jarak Dengan PKB Imin Dan NU Seperti Layangan Putus?

Nasional | rm.id | Sabtu, 5 Februari 2022 - 08:53
share

Semenjak KH Yahya Cholil Staquf menjadi Ketum PBNU, ada kesan hubungan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Imin) dengan NU, terlihat seperti serial Layangan Putus, yang saat ini sedang ngetren.

Kesan ini muncul dipicu beberapa hal. Pertama, Gus Yahya menjaga jarak dengan politik praktis dan urusan copras-capres. Gus Yahya memastikan pengurus PBNU tak boleh jadi capres atau cawapres. Gus Yahya juga tak ingin NU dianggap jadi hanya milik satu partai. Padahal, selama ini, NU sering diidentikkan dengan PKB, partai yang sekarang dipimpin Cak Imin. Penilaian ini wajar, karena PKB didirikan oleh tokoh-tokoh NU.

Kedua, Gus Yahya "menghukum" pendukung Cak Imin yang terang-terangan mendukung pencapresan Cak Imin. Pendukung Cak Imin yang dimaksud adalah Ketua PCNU Banyuwangi dan Ketua PCNU Sidoarjo.

NU secara kelembagaan tidak boleh terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan politik praktis, tegas Gus Yahya, ketika itu.

Insiden ketiga, Imin tak menghadiri pengukuhan Pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027 dan Harlah ke-96 NU, Senin (31/1). Di dua acara itu, Imin tak muncul. Demikian juga dengan beberapa pengurus teras PKB lainnya.

Melihat hal ini, Wasekjen PBNU, Rahmat Hidayat Pulungan mengingatkan agar PKB tidak melupakan sejarah bahwa partai tersebut lahir dari rahim PBNU. "Ini kok lama-kelamaan kita lihat semakin salah menempatkan dirinya di depan PBNU. PKB seolah-olah lebih hebat dan berjasa dari NU," sesal Rahmat.

Lalu, bagaimana tanggapan PKB? Wasekjen PKB, Lukman Hakim menggambarkan hubungan partainya dengan NU. Dalam cuitannya di akun Twitter @LuqmanBeeNKRI, dia menyatakan, PKB terdiri dari berbagai golongan. Bukan cuma dari golongan NU.

"Tidak semua yang ber-PKB pasti NU. Banyak pengurus dan anggota PKB di luar Jawa yang bukan NU," tulis Luqman.

Dia melanjutkan, di Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Bali, banyak non-Muslim yang bergabung dengan PKB. "PKB dilahirkan NU untuk bangsa dan negara. Terasa lucu, orang lain gabung, tapi warga NU malah masuk partai politik lain," tambah Wakil Ketua Komisi II DPR itu.

Benarkah PKB dan NU renggang?Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin melihat, hubungan PBNU dan Imin memang sedang renggang. Ini karena Imin dengan Gus Yahya memiliki kepentingan berbeda. Ditambah lagi, Imin dianggap beda dengan gerbong Gus Yahya.

"Kami tahu Gus Yahya itu dulu PKB kubu Gus Dur. Dia pernah jadi Wasekjen di PKB kubu Gus Dur. Kita tahu juga PKB Gus Dur dikalahkan PKB Cak Imin. Sehingga kubu PKB Gus Dur termasuk Gus Yahya, tergusur," terang Ujang, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Ujang menganalisis, Imin hingga kini juga masih dinilai punya pandangan politik berbeda dengan Gus Yahya. Untuk itu, hubungan renggang antara PBNU dengan PKB, bukanlah hal aneh. Perbedaan pandangan politik jadi isu utamanya.

"Tanda-tanda cerai antara keduanya sudah terlihat. Apakah bisa rujuk di antara keduanya? Biarlah waktu yang akan menjawab," pungkasnya. [UMM]

Topik Menarik