PLN Konversi 250 MW PLTD ke Tenaga Surya

PLN Konversi 250 MW PLTD ke Tenaga Surya

Nasional | koran-jakarta.com | Rabu, 2 Februari 2022 - 00:03
share

JAKARTA - PT PLN (Persero) menargetkan bisa mengonversi 250 megawatt pembangkit listrik tenaga diesel ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sepanjang tahun ini. Hal itu untuk mendongkrak porsi bauran energi bersih sekaligus menekan impor minyak.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/1), mengatakan pihaknya membuka lelang untuk proyek konversi listrik diesel ke tenaga surya. "Kami sedang lelang dalam satu sampai dua bulan ini. Saat ini sudah ada 160 peserta yang eligible ," kata Darmawan.

Dalam lelang tersebut, PLN membebaskan spesifikasi baterai yang akan dipakai oleh peserta. Perseroan mengedepankan peserta bisa meningkatkan inovasi sehingga tercipta baterai yang efisien dan punya keandalan operasi.

Program konversi ini dibagi menjadi dua tahap. Pertama, PLN akan mengonversi sampai dengan 250 megawatt listrik diesel yang tersebar di beberapa titik di Indonesia.

Pembangkit-pembangkit tersebut akan diganti menggunakan listrik surya baseload dengan tambahan baterai agar pembangkit bisa terus menyala.

Dengan konversi ke listrik surya dan baterai maka kapasitas terpasang listrik surya di tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 megawatt, sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit nasional.

Pada tahap kedua, PLN akan mengonversi listrik diesel sisanya sekitar 338 megawatt dengan pembangkit energi baru terbarukan lainnya sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik.

Proyek konversi energi ditargetkan akan rampung pada 2026, di mana terdapat 2.130 titik pembangkit listrik diesel bisa migrasi ke pembangkit energi bersih ataupun koneksi ke grid .

Lebih Cepat

Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Surya Darma, mengatakan PLTD pada umumnya berada di kawasan Indonesia Timur sehingga konversi bisa dilakukan lebih cepat dengan PLTS.

Apalagi, PLTS juga punya sumber yang tersebar di setiap daerah. "Saya kira perlu kita apresiasi kerja Dirut PLN yang baru karena konsisten dengan RUPTL hijau tahun 2021," kata Surya.

Sementara itu, Peneliti Ekonomi Core, Yusuf Rendi Manilet, mendukung rencana PLN melakukan konversi ke energi baru terbarukan (EBT) karena porsi energi hijau dalam bauran energi masih rendah. Hingga tahun lalu, misalnya, baru di angka 11,5 persen.

"Komitmen transisi pembangkit listrik diesel menjadi EBT menjadi dukungan transformasi untuk membentuk ekosistem penggunaan EBT," tegas Rendi.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, mengatakan konversi merupakan bagian dari rencana transformasi PLN dan meningkatkan bauran energi terbarukan.

Direncanakan ada 2.000 MW kapasitas PLTD di daerah-daerah terpencil dan daerah terluar yang akan dikonversi menjadi PLTS + battery energy storage , yang akan dilakukan bertahap sampai dengan 2024 nanti.

Konversi tersebut, jelasnya, tepat karena bisa berdampak pada penurunan biaya pokok pembangkitan di sistem-sistem tersebut. Dengan menggunakan minyak diesel untuk PLTD, biaya pembangkitan di daerah-daerah tersebut sangat tinggi, sekitar 3000-4500 rupiah per kilowatt (kWh).

Belum lagi biaya logistik untuk memasok bahan bakar di lokasi-lokasi PLTD terpencil sangat mahal dan rumit. Penggunaan PLTS berarti memanfaatkan sumber energi terbarukan setempat dan bisa mengurangi kebutuhan bahan bakar minyak terutama minyak diesel.

Topik Menarik