Edy Mulyadi Diingatkan JoMan Jangan Seret-seret Nama Jokowi

Edy Mulyadi Diingatkan JoMan Jangan Seret-seret Nama Jokowi

Nasional | radartegal | Selasa, 1 Februari 2022 - 12:45
share

Edy Mulyadi diingatkan Ketua Umum Jokowi Mania(Joman), Emmanuel Ebenezer untuk tidak menyeret-nyeret nama Presiden Jokowi dalam kasusnya. Pasalnya, Edy Mulyadi sebelumnya menyebu penangkapannya karena kerap mengkritik pemerintah.

Edy Mulyadi sebelumnya mengklaim kasus yang menjeratnya saat ini bukan murni karena soal Kalimantan sebagai lokasi tempat jin buang anak. Menurut pria yang akrab dipanggil Noel itu, Edy Mulyadi ditangkap murni karena melakukan ujaran kebencian terhadap masyarakat Kalimantan.

Ditangkap karena mengkritik tidak mungkin, itu murni ujaran kebencian. Nggak usahlah bawa-bawa nama Presiden Jokowi, kata Noel dihubungi Pojoksatu.id, Selasa (1/2).

Menurut Noel, apabila memang Edy Mulyadi ditangkap karena kerap mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi, dirinya juga akan ditangkap. Karena, dia juga sering mengkritisi kebijakan menteri-menteri Presiden Jokowi.

Seperti misalnya soal harga PCR, tapi saya nggak ditangkap karena tidak melakukan ujaran kebencian, ujarnya.

Noel meminta Edy Mulyadi untuk kstaria dan jentelmen menerima konsekuensi perbuatannya. Kan harus kesatria, berani berbuat harus berani bertanggung jawab, tidak usah mencari-cari alasan ditangkap karena mengkritik pemerintah, tuturnya.

Sebelumnya, wartawan senior Edy Mulyadi mengklaim dirinya memang sudah lama menjadi incaran bidikan rezim ini. Ia mengaku dirinya menjadi incaran bukan karena mengkritisi Ibu Kota baru.

Namun karena ia lantang mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan Undang-undang. Hal tersebut disampaikan Edy Mulyadi saat akan melakukan pemeriksaan oleh Bareskrim Polri terkait ucapnya Kalimantan tempat Jin buang anak.

Saya dibidik bukan karena ucapan bukan karena Tempat Jin Buang Anak. Saya dibidik bukan karena Macan yang Mengeong. Saya dibidik karena saya terkenal kritis, kata Edy Mulyadi di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (31/1).

Salah satu kebijakan pemerintah yang kerap dikritisi itu, kata dia, perhan mengkritisi RUU Omnibuslaw. Saya mengkritisi RUU Minerba dan mengkritisi Revisi UU KPK.

Atas hal itulah, kata Edy, ia menjadi target penangkapan selanjutnya oleh rezim ini, karena dinilai mengganggu kepentingan penguasa. Jadi saya bahan inceran karena podcast saya sebagai orang FNN dianggap mengganggu kepentingan para oligarki, ujarnya. (pojoksatu/zul)

Topik Menarik