Hewan di Luar Angkasa II, Kontribusi Mereka

Hewan di Luar Angkasa II, Kontribusi Mereka

Nasional | republika | Selasa, 1 Februari 2022 - 05:48
share
Simpanse bernama Ham usai menyelesaikan misinya pada tahun 1961 ketika para insinyur membuka ritsleting pakaian antariksanya. Gambar: Bettmann/Kontributor/Getty Images melalui Space.com
Simpanse bernama Ham usai menyelesaikan misinya pada tahun 1961 ketika para insinyur membuka ritsleting pakaian antariksanya. Gambar: Bettmann/Kontributor/Getty Images melalui Space.com

ANTARIKSA -- Hewan memiliki peranan penting dalam dunia keantariksaan, khususnya astronomi. Pada dekade awal penerbangan luar angkasa, banyak hewan yang terkenal karena mencapai luar angkasa. Walaupun itu sebagai bahan percobaan ilmiah, belum ada satu manusiapun yang pernah melakukan perjalanan seperti hewan-hewan itu.

Setelah banyak hewan yang berhasil pada percobaan sebelumnya, seekor monyet tupai bernama Gordo mengambil peran pada 13 Desember 1958. Ia meluncur setinggi 600 mil dan mati karena percikan saat perangkat flotasi gagal.

Kemudian monyet Rhesus bernama Able dan monyet tupai bernama Baker diluncurkan bersama pada 28 Mei 1959. Able dan Baker terbang setinggi 300 mil dan kembali tanpa cedera. Namun, Able mati selama operasi untuk menghilangkan elektroda dari bawah kulitnya. Baker hidup sampai tahun 1984, mati karena gagal ginjal pada usia 27 tahun.

Yang paling terkenal adalah seekor simpanse bernama Ham. Ia menjadi bak selebriti setelah penerbangannya pada 31 Januari 1961. Tidak hanya meluncur dan terbang, Ham dilatih untuk melakukan berbagai tugas selama penerbangan luar angkasa. Ia belajar menarik tuas untuk menerima pelet pisang dan menghindari sengatan listrik. Dia berhasil menjadi hewan pertama yang benar-benar berinteraksi dengan kapal luar angkasa daripada sekadar menaikinya.

Personil membuka kapsul Ham setelah kembali ke Bumi pada 1 Februari 1961. Gambar: Bettmann/Kontributor/Getty Images Space.com
Personil membuka kapsul Ham setelah kembali ke Bumi pada 1 Februari 1961. Gambar: Bettmann/Kontributor/Getty Images Space.com

Pada 18 Oktober 1963, ilmuwan Prancis meluncurkan kucing pertama ke luar angkasa, Flicette. Kucing itu selamat dari penerbangannya dan kembali ke Bumi dengan menggunakan parasut.

Selanjutnya, dua anjing Rusia, Veterok dan Ugolyok diluncurkan ke luar angkasa pada 22 Februari 1966. Mereka mengorbit untuk memecahkan rekor 22 hari di luar angkasa. Saat itu, manusia belum melampaui rekor itu sampai tahun 1974.

Kontribusi Ilmiah

Pada tahun 70-an, manusia semakin terbiasa dengan perjalanan ruang angkasa sehingga semakin sedikit hewan yang menjadi berita halaman depan koran. Namun, para astronot hewan itu jelas telah berkontribusi pada pengetahuan ilmiah tentang kehidupan di luar angkasa.

Hampir semua penerbangan mereka telah dirancang untuk mempelajari efek gaya berat mikro pada fungsi biologis makhluk dari Bumi. Beberapa fungsi biologis yang telah dipelajari adalah keadaan otak, kinerja perilaku, status kardiovaskular, keseimbangan cairan dan elektrolit, keadaan metabolisme, perkembangan jaringan, dan perkawinan dalam gravitasi nol.

Berikut adalah beberapa contoh eksperimen khusus itu:

- 9 November 1970, dua katak diluncurkan dalam misi satu arah untuk mempelajari lebih lanjut tentang mabuk perjalanan ruang angkasa.

- 28 Juli 1973, dua laba-laba taman bernama Arabella dan Anita digunakan untuk mempelajari bagaimana orbit bumi memengaruhi kemampuan laba-laba dalam memutar jaring. Arabella memutar

jaring yang cukup simetris meskipun ketebalan benang bervariasi, sesuatu yang tidak dialami laba-laba pada umumnya.

- 10 Juli 1985, sepuluh kadal air terbang ke satelit Bion 7 yang diluncurkan Soviet. Tungkai depan mereka diamputasi untuk mempelajari regenerasi sel di luar angkasa. Ini berguna untuk memahami bagaimana manusia dapat pulih dari cedera luar angkasa.

- 17 April 1998, lebih dari 2.000 hewan bergabung dalam 16 hari pengujian neurologis bersama tujuh anggota awak pesawat ulang-alik Columbia.

Sumber: Sapce.com

Topik Menarik