Gaji Numpang Lewat Doang? Berikut Tips Keuangan untuk Sandwich Generation

Gaji Numpang Lewat Doang? Berikut Tips Keuangan untuk Sandwich Generation

Nasional | republika | Kamis, 27 Januari 2022 - 01:25
share
Sandwich generation/ Foto: olahan pribadi dengan Canva
Sandwich generation/ Foto: olahan pribadi dengan Canva

Kalau kamu sibuk mengurus keluarga, membesarkan anak-anak, sekaligus membantu ekonomi orang tua, kamu tidak sendirian. Banyak individu di Indonesia berusia antara 45-65 tahun yang membagi waktu, energi, dan uang mereka dengan menjadi sandwich generation.

Badan Pusat Statistik (BPS) memang belum mendata pasti jumlah sandwich generation ini. Namun, data statistik BPS 2017 menunjukkan sumber pembiayaan rumah tangga lansia terbesar berasal dari anggota keluarganya yang bekerja. Nah , anggota keluarga di sini salah satunya anak dari lansia tersebut.

Sebanyak 77,82 persen ekonomi rumah tangga lansia ditopang anggota keluarga bekerja. Sisanya 14,97 persen dari kiriman uang atau barang, 6,46 persen dari dana pensiun, dan 0,76 persen dari investasi.

Setiap orang punya prioritas berbeda. Ada yang menghidupi keluarga, sementara orang tua hanya membutuhkan bantuan finansial sesekali.

Ada yang prioritasnya menabung untuk pendidikan anak, membayar cicilan utang di bank, dan menyisihkan sedikit uang untuk membantu biaya bulanan orang tua. Ada pula yang hampir bebas utang, tetapi punya orang tua sekaligus adik yang membutuhkan bantuan finansial untuk biaya sekolah atau kuliah.

Sandwich generation posisinya serba terjepit. Mereka membutuhkan perencanaan keuangan matang agar tidak menjadi sandwich generation berikutnya bagi anak-anak mereka.

Berikut adalah tips keuangan untuk sandwich generation supaya gaji kita tak sekadar numpang lewat doang.

1. Buat perencanaan keuangan pribadi

Hal pertama yang perlu dilakukan tentu saja membuat perencanaan keuangan matang. Cobalah tak khawatir berlebihan akan masa depan yang tak terduga.

Perencanaan keuangan bertujuan supaya kita tak kewalahan nantinya. Prinsipnya sama seperti kita memakai masker oksigen dalam kabin pesawat.

Atur lansekap keuangan kita, mulai dari rutin menabung untuk investasi, dana darurat, asuransi kesehatan, dan target masa depan.

Impian seperti apa yang kita inginkan di masa depan? Misalnya kita ingin punya rumah atau renovasi rumah pada tahun sekian, atau menyiapkan uang kuliah anak dengan nominal sekian.

2. Pahami kondisi finansial orang tua

Setelah perencanaan keuangan pribadi beres, saatnya melakukan hal sama terhadap orang tua. Mungkin rasanya segan atau cukup menantang membahas uang bersama orang tua, tetapi ini langkah penting.

Pahami kondisi finansial orang tua kita. Cari tahu persis berapa banyak uang atau stand by cash yang mereka miliki setiap bulannya. Sumbernya bisa dari tabungan pensiun atau sumber pendapatan lain.

Buat daftar semua pengeluaran bulanan orang tua kita, termasuk biaya tagihan, biaya makan, asuransi, pengobatan, dan lainnya.

3. Diskusi keuangan dengan anak yang dewasa

Sekiranya kita punya anak dewasa di rumah yang mungkin sudah bekerja dan berpenghasilan, ajak dia berkontribusi menyumbang sedikit uang untuk biaya hidup bulanan.

Cara paling mudah adalah meminta anak membantu kita sedikit uang untuk biaya makan selama sebulan. Kalau anak kita berencana melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dorong mereka mengajukan beasiswa.

Ajarkan anak terkait dampak utang, pentingnya menabung dan mengatur pengeluaran. Dorong mereka menyusun perencanaan keuangan sendiri supaya mereka bisa memahami situasi.

Jika anak memahami keterbatasan orang tuanya, mereka berpandangan lebih realistis akan masa depan mereka sendiri.

4. Berbagi tanggung jawab dengan saudara kandung

Kuncinya adalah meminta bantuan saat kita membutuhkan. Sekiranya kita punya saudara kandung dengan kondisi ekonomi cukup baik, tak ada salahnya berbagi tanggung jawab membantu ekonomi orang tua bersama.

Cari peluang berbagi perencanaan keuangan dengan saudara kandung atau anggota keluarga lain jika memungkinkan.

5. Buat jaring pengaman finansial

Sejumlah situasi kadang terjadi di luar kendali. Ciptakan jaring pengaman finansial berupa asuranasi, entah itu asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, dan asuransi jiwa sejak dini.

Beberapa polis, misalnya polis asuransi jiwa kelak bisa kita gunakan untuk membantu biaya kuliah anak atau menyediakan dana tambahan untuk pensiun.

Kehidupan sandwich generation bak menaiki roller coaster . Kita bisa berayun ke berbagai arah pada saat bersamaan. Kadang anak menjadi prioritas, kadang orang tua. Tetap istikamah dan ikhlas. Insya Allah rezeki kita dimudahkan oleh Allah SWT.

Topik Menarik