Waspada, Kebiasaan ini Ternyata Bikin Kamu Tekor di Akhir Bulan

Waspada, Kebiasaan ini Ternyata Bikin Kamu Tekor di Akhir Bulan

Nasional | republika | Senin, 24 Januari 2022 - 10:45
share

Berikut ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang kerap kamu lakukan sehari-hari, tanpa kamu sadari bahwa akibat dari perbuatan tersebut, saldo rekening terkuras tanpa disadari. Ujung-ujungnya, tanggal gajian masih jauh, tapi kamu sudah kelimpungan mikirin pengeluaran yang membengkak. Apa saja kebiasaan itu?

1. Jajan Makanan Online

Coba kamu hitung, dalam sebulan, berapa kali kamu order makanan atau minuman melalui aplikasi ojek online? Emang sih ada promo, tapi apa benar bikin kamu berhemat?

Tahu tidak, hampir semua harga makanan dan minuman di aplikasi ini sudah dinaikkan sekitar 25 persen, lebih mahal dibanding harga di counter. Kenapa? Karena 'tenant' diasumsikan 'menyewa' lapak di aplikasi, yang mana biaya sewa itu dipotong penyedia jasa layanan dari harga tercantum.

Contoh nih, kalau di warungnya langsung, harga gado-gado Mpok Itoh, misalnya, Rp 14.000 porsi. Kalau pesan melalui aplikasi ojol, harganya jadi Rp 17.500. Ini karena komisi yang diterima Mpok Itoh nantinya akan dipotong dulu sebesar 25 persen. Nah, itu baru dari harga makanan.

Belum lagi ditambah biaya jasa layanan aplikasi dan ongkir. Memang ada promo ongkir, tapi tetap lumayan juga jatohnya. Belum lagi tips buat abangnya. Emang tega, pesan makanan gak kasih tips?

Jajan online bolehlah kalau ada promo, tapi jangan sering-sering ya.

2. Merokok

Ugh, kalau yang ini gak usah ditanya lagi deh. Pernah dengar istilah kalau rokok itu sama dengan membakar uang? Ya memang begitulah kenyataannya. Kalau satu bungkus rokok kita asumsikan Rp 20.000, sebesar itu pulalah uang yang kita bakar ketika menghabiskan satu bungkus rokok.

Bukan itu saja, rokok tidak baik untuk kesehatan. Ketika kita merokok, berarti kita juga tengah meningkatkan resiko terkena penyakit di kemudian hari. Dan kalau sudah kena penyakit akibat merokok, apa itu bukan berarti kita juga harus menghabiskan lebih banyak biaya untuk pengobatan?

3.Terbawa Teman

Ini yang kadang tidak kita sadari. Coba kamu perhatikan baik-baik lingkup pertemananmu. Apakah mereka orang-orang yang suka nongkrong di kafe, suka belanja barang mewah, atau misalnya mengukur eksistensi seseorang berdasarkan seberapa kaya dia.

Jika seperti itu, sebaiknya batasi deh pertemanan dengan mereka. Apalagi kalau kamu termasuk orang yang gak enakan untuk nolak, atau merasa gak pede kalau gak ikut-ikutan ikut tren seperti teman-temanmu.

4. Check Out Marketplace

Sekarang ini apa sih yang tidak ada di market place? Cukup sekali klik, apapun yang kita inginkan sudah bisa dimiliki. Itulah jerat belanja online. Kalau gak pintar, bisa tanpa disadari menguras saldo. Sebenarnya cuci mata di marketplace bukanlah sesuatu yang salah, bahkan bisa dibilang hiburan tersendiri. Tapi ingat, jangan langsung masukkan keranjang belanja lalu check out ya. Perilaku impulsif seperti ini yang berbahaya buat dompetmu.

Jadi, kalau ada barang yang menarik minat, sebaiknya di-like dulu supaya masuk wishlist. Kecuali untuk barang yang memang dibutuhkan saat itu juga, si wishlist ini disimpan dulu selama beberapa hari, baru kita tengok lagi. Di saat itu, coba tanyakan pada diri sendiri, apakah barang tersebut layak di-check out? Seberapa penting sih barang itu buat kamu?

5. Terbuai Flash Sale

Flash sale memang jadi jalan ninja ya buat kamu yang suka diskonan. Gak apa-apa sih. Tapi lagi-lagi, tanyakan dulu, seberapa butuh kamu pada barang tersebut. Dan ini nih yang perlu diwaspadai. Setelah masuk keranjang, kamu suka kepo gak sama seller-nya. 'Ih, jadi pengen tau, dia jualan apalagi sih. Kali aja ada yang bisa dibeli lagi biar samaan ama yang di flash sale, jadi hemat ongkir'.

Hayo, ada yang kaya gini gak?

Flash sale sendiri sebenarnya merupakan salah satu strategi marketing penjual untuk menarik pembeli mengunjungi tokonya. Dengan iming-iming beberapa barang yang didiskon, pembeli jadi tahu keberadaan penjual dan pastinya mereka akan mengunjungi tokonya dan bertransaksi dong.

Moga-moga setelah tahu ini, kamu jadi lebih memilah ya saat belanja flash sale. Jangan sampai beli barang seharga Rp 50.000 karena diskon 90 persen, tapi ketika check out kok jadi Rp 500 ribu karena kamu belanja barang yang lain di toko yang sama.

6. Menunda Pembayaran Kartu Kredit

Pastikan untuk tidak melakukannya. Selain dikenakan bunga yang lumayan besar, kamu juga bisa dikenakan denda keterlambatan. Ingat, semakin sering menunda, semakin banyak juga utang yang harus dibayar.

7. Daftar jadi pengguna Pay Later

Ini yang saat ini sedang booming. Pay later merupakan alternatif pembayaran yang banyak ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan digital dan start up. Konsumen bisa membeli barang atau nendapatkan pinjaman dengan menunda atau mencicil pembayaran. Agak mirip dengan kartu kredit sih, tapi memang pay later lebih mudah diakses dengan persyaratan yang tidak terlalu sulit. Kita tinggal membuka aplikasi dan mendaftar sambil mengupload dokumen yang dibutuhkan.

Selanjutnya tinggal menunggu konfirmasi bahwa kita sudah terdaftar sebagai pengguna. Kemudahan seperti inilah yang tanpa disadari menjadikan kita lebih konsumtif dan pada akhirnya menjebak diri kita sendiri dalam lingkaran utang.

Ketika harus menggunakan paylater, batasi juga nilai pinjaman sesuai kemampuan bayar kita. Karena kita akan dikenakan denda jika terlambat mengembalikan dana pinjaman. Perhatikan juga besaran suku bunga atau biaya tambahan yang dikenakan oleh penyedia jasa ini.

Yang paling penting sebenarnya, tanyakan berulang kali pada dirimu, apa benar kamu membutuhkan jasa pay later? Kalau iya, untuk kebutuhan apa? Kalau untuk hal yang sifatnya konsumtif, sebaiknya kamu mundur saja.

Perlu dipahami, sebanyak apapun aturan yang kamu buat supaya tertib secara finansial, tidak akan ada gunanya selama kamu masih melanggar. Sebelum kamu tergoda untuk melanggar aturan-aturan yang kamu buat, coba bayangkan betapa menyenangkannya kalau di akhir bulan kamu tidak pusing tujuh keliling mikirin saldo yang menipis.

Kalau kamu termasuk jenis ini, coba mulai membatasi limit transaksi pada mobile banking-mu. Baik itu limit transfer, limit tarikan dan limit transaksi debit. Coba juga untuk mulai memprioritaskan menabung saat gajimu cair. Daftar tabungan perencanaan atau nyicil logam mulia, yang pembayarannya didebit langsung dari rekening di awal bulan.

Nominal dan jangka waktunya bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu. Selebihnya, dalam sebulan itu kamu akan 'dipaksa' hidup dengan 'sisa' uang yang sudah didebet untuk tabungan. Kejam? Tenang, semua itu akan terbayar ketika tabunganmu jatuh tempo, ada dana masuk dalam jumlah banyak di saldo kamu. Atau ketika kamu memegang kepingan logam mulia yang sudah kamu cicil selama ini.

Topik Menarik