Perbaikan Sekolah di KLU Pasca Gempa Butuh Anggaran Rp 72 Miliar

Perbaikan Sekolah di KLU Pasca Gempa Butuh Anggaran Rp 72 Miliar

Nasional | lombokpost | Sabtu, 22 Januari 2022 - 17:46
share

TANJUNG -Masih banyak sekolah di Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang belum mendapat perbaikan pascagempa. Kondisi keuangan daerah tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Sebab dibutuhkan puluhan miliar untuk perbaikan seluruh sekolah rusak itu.

Itu analisa sementara, saya peroleh dari Kasi Sarpras, ujar Kepala Dikbudpora KLU Adenan, Jumat (21/1).

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR soal ini. Sesuai arahan pusat, data Dapodik harus diperkuat dengan assessment dari pihak PUPR.

Berdasarkan analisa, dibutuhkan anggaran Rp 72 miliar untuk perbaikan. Kami diminta bappeda dan sekda untuk memperjuangkan ini, bebernya.

Supaya sekolah yang belum tersentuh bisa segera dibangun, imbuhnya.

Tahun ini, memang ada perbaikan sekolah yang sudah diajukan. Hanya saja tidak bisa terealisasi seluruhnya. Hal ini lantaran Dana Alokasi Khusus (DAK) terbatas. Sementara dari Dana Alokasi Umum (DAU), tidak ada.

Sekolah ini kebanyakan rusak berat, 80 persennya, kata Adenan.

Sekolah itu sementara ini menggunakan bangunan Huntara. Berdinding triplek, serta bangunannya dari baja ringan dan spandek.

Itu namanya ruang belajar sementara, tandasnya.

Masalah ini mendapat atensi wakil rakyat. Yang disoroti, sangat banyak murid/siswa yang belajar di tempat darurat. Aktivitas tersebut tentunya berdampak pada hasil belajar tak maksimal. Ini sangat miris bagi dunia pendidikan KLU.

Salah satu contoh sekolah yang kita kunjungi beberapa pekan kemarin, murid masih belajar di tempat yang sangat memperhatinkan, beber Ketua Komisi III DPRD KLU Artadi.

Pihaknya akan meminta laporan Dikpora mengenai rencana RKB yang bisa dianggarkan tahun ini. Baik itu melalui APBD maupun dana pusat berupa DAK.

Komisi III juga mendorong Dikbudpora serius menangani persoalan perbaikan sekolah ini. Bahkan meminta agar menjadi prioritas utama. Apalagi saat ini musim penghujan yang berpotensi mengganggu aktivitas belajar di tempat sementara yang serba kekurangan.

Sekolah darurat yang beratap daun kelapa ini, kasihan sekali kita lihat, pungkasnya. (fer/r9)

Topik Menarik