Jika Kepala IKN Nusantara Berlatar Arsitek, Mensos Risma dan Ridwan Kamil Paling Mendekati

Jika Kepala IKN Nusantara Berlatar Arsitek, Mensos Risma dan Ridwan Kamil Paling Mendekati

Nasional | radartegal | Jum'at, 21 Januari 2022 - 01:50
share

Kepala otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan dipimpin seorang berlatar belakang arsitek. Hal itu disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kemarin.

Tidak hanya itu, clue lainnya calon kepala otorita IKN Nusantara juga pernah menjadi kepala daerah di wilayah lain. Jokowi memang belum mau membocorkan nama ataupun inisialnya, tapi yang pasti, Jokowi tentu sudah mengenali orangnya.

Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ramai disebut-sebut bakal dipilih sebagai calon kepala otorita IKN. Namun, background Ahok bukan arsitek. Ahok adalah seorang insinyur geologi dan master manajemen.

Jika menilik dari background arsitek seperti yang disebut Jokowi, setidaknya ada dua nama yang kemungkinan mendekati, yaitu Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kedua pejabat tersebut sama-sama berlatar belakang arsitek.

Dikutip dari Wikipedia, Risma menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Risma lulus pada tahun 1987. Kemudian Risma melanjutkan pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di ITS Surabaya dan lulus pada tahun 2002.

Karirnya memang lebih banyak dihabiskan sebagai birokrat. Ilmu arsiteknya baru bisa diwujudkan saat dirinya menjabat Wali Kota Surabaya dua periode. Yakni masa bakti 2010-2015 dan 2016-2020.

Saat itu, Surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik. Lebih hijau dan lebih segar. Dia juga menerapkan konsep all-in-one entertainment park di Surabaya.

Pada masa kepemimpinannya sebagai Wali Kota, Surabaya meraih delapan kali piala adipura kencana berturut-turut. Yakni tahun 2011 hingga 2018 untuk kategori kota metropolitan. Selain itu, adipura paripurna pada tahun 2016.

Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet. Yakni atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat mengelola lingkungan.

Pada Oktober 2013, Kota Surabaya juga memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik. Yaitu Future Government Awards 2013 di dua bidang sekaligus. Yaitu data center dan inklusi digital. Penghargaan ini menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik.

Pada akhir tahun 2014, Surabaya menerima penghargaan internasional Future City versi FutureGov untuk Surabaya Single Window (SSW). Penghargaan ini diberikan untuk sistem pelayanan kemudahan izin investasi Kota Surabaya.

Selanjutnya, pada Februari 2015, perempuan yang dijuluki Emake Arek Suroboyo ini dinobatkan sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia versi World City Mayors Foundation. Ini atas keberhasilannya mengubah wajah Kota Surabaya dari yang kumuh menjadi kota yang lebih hijau dan tertata rapi.

Lalu, Pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh di dunia versi majalah Fortune. Yang terakhir, pada Juli 2018, Kota Surabaya memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize.

Penghargaan ini diperoleh karena Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang mampu mempertahankan dan mengelola kampung di tengah kota. Surabaya menjadi kota pertama di Indonesia yang memperoleh penghargaan ini. (fin/zul)

Topik Menarik