Dear Nathan: Thank You Salma Jadi Penutup Trilogi Dear Nathan

Dear Nathan: Thank You Salma Jadi Penutup Trilogi Dear Nathan

Nasional | jawapos | Minggu, 16 Januari 2022 - 18:55
share

Romansa Salma dan Nathan di masa putih abu-abu berlanjut ke bangku kuliah. Tak hanya menceritakan drama percintaan, film Dear Nathan: Thank You Salma juga mengangkat isu pelecehan seksual di lingkup pendidikan.

DI kampus, Salma (Amanda Rawles) dan Nathan (Jefri Nichol) memiliki kesibukan masing-masing. Jiwa-jiwa aktivis menggelora pada tubuh mahasiswa semester pertama tersebut. Namun, mereka punya sudut pandang yang berbeda dalam merespons isu sosial. Salma berekspresi lewat tulisan dan memanfaatkan dunia digital. Sementara itu, Nathan memilih terjun langsung ke jalan.

Perbedaan itu menjadi faktor yang mengakibatkan renggangnya hubungan mereka. Sampai suatu ketika, teman seangkatan Nathan di fakultas teknik, yakni Zanna (Indah Permatasari), menjadi korban pelecehan seksual. Nathan semakin geram setelah mengetahui bahwa pelakunya adalah Rio (Sani Fahreza).

Bersama Rebecca (Susan Sameh) dan komunitas Love Yourself, Nathan ikut campur tangan membantu Zanna menyembuhkan trauma. Juga memperjuangkan hak-hak Zanna selaku korban yang direnggut akibat berani bersuara karena dianggap mencemarkan nama baik kampus.

Film Dear Nathan: Thank You Salma menyajikan cerita yang berbeda dari dua seri sebelumnya. Tidak hanya menceritakan drama percintaan remaja, namun juga mengangkat isu kekerasan seksual di lingkup pendidikan.

Penulis skenario Erisca Febriani berhasil menutup cerita trilogi film Dear Nathan dengan suguhan cerita yang apik. Dia membungkus isu venting yang tengah marak di Indonesia dalam drama percintaan anak muda yang ringan dan mudah dicerna.

Membahas isu kekerasan seksual secara gamblang. Lalu merunutkan cerita yang rapi mulai kronologi kejadian, respons masyarakat, sikap atau tindak lanjut dari kampus menangani masalah tersebut, dampak yang dirasakan korban, hingga hak-hak korban yang justru hilang karena peristiwa itu. Sebagai seri penutup, tentu kami mau memberikan kenangan baik ke penonton. Karena isu yang diangkat membuat kita sadar bahwa kita telah tumbuh bersama, kata Erisca.

Lewat film tersebut, dia juga mengedukasi masyarakat bahwa speak up bukanlah hal yang mudah bagi korban. Banyak faktor yang membuat para korban terpaksa untuk bungkam. Salah satunya sistem yang tak berpihak pada korban.

Erisca punya alasan khusus berani menjadikan isu besar sebagai bumbu-bumbu di dalam hubungan Salma dan Nathan. Menurut dia, mereka adalah media yang tepat untuk menyuarakan kegelisahan dan menyampaikan terhadap isu tersebut.

Mengingat masalah kekerasan seksual sangat dekat dengan dunianya sebagai generasi muda. Ini isu penting yang harus disampaikan. Tapi, kalau ceritanya cuma fokus ke pelecehan seksual terlalu berat ya. Makanya ditaruh di cerita Salma dan Nathan supaya tidak terkesan menggurui, tutur Erisca.

Kendati demikian, pesan sosial yang diangkat tidak meninggalkan sisi komersial dan fokus cerita film Dear Nathan. Yakni, drama percintaaan Salma dan Nathan yang mampu membuat penonton ikut terbawa perasaan alias baper. Tetap ada romance-nya karena itu kan memang treatment-nya Dear Nathan. Jadi, kami tetap jaga itu, kata produser eksekutif Sunil Soraya.

Tumbuh Bersama Karakter

LIMA tahun sudah cerita Salma dan Nathan mewarnai perfilman tanah air. Film trilogi itu dimulai dengan Dear Nathan (2017), dilanjut Dear Nathan: Hello Salma (2018), dan ditutup Dear Nathan: Thank You Salma (2022). Berikut wawancara dengan para pemainnya.

Bagaimana pertumbuhan karakter di film terakhir ini?

Jefri Nichol : Ada scene saat Nathan bingung mau ambil tindakan apa. Nah pas baca, saya sempat protes kok begini. Setelah dijelasin, oh ternyata Nathan juga butuh pendewasaan karakter di filmnya. Dan akhirnya itu sih yang bikin gue cinta banget sama karakter ini.

Amanda Rawles : Seru sih, senang banget dapat film yang bisa bertumbuh bareng dengan karakternya. Aku kira ceritanya masih di SMA. Ternyata nggak.

Zanna merupakan karakter baru, bagaimana rasanya bergabung di sini?

Indah Permatasari : Pastinya senang karena ini karakter yang aku impikan banget sebetulnya. Isu ini juga sangat dekat sama aku.

Seberapa dekat karakter dalam film dengan kehidupan nyata?

Jefri Nichol : Sebenarnya dari semua aspek, ada kedekatan antara saya dan Nathan. Tapi di level yang berbeda. Misal kayak Nathan suka demo mengekspresikan suara yang menurut dia benar, itu juga ada di diri saya. Cuma Nichol ada porsinya sendiri, nggak seekstrem Nathan.

Amanda Rawles : Itu hanya Salma sih yang suka nulis syair dan puisi. Aku nggak.

Indah Permatasari: Aku sejujurnya pernah ngalamin pelecehan seksual. Banyak teman juga yang curhat tentang pengalaman dilecehkan. Jadi, aku paham betul perasaan itu. Bagaimana ketika dilecehkan, nggak bisa speak up, dan teman-teman justru menutupi ini. Jadi, aku berusaha mentransfer energi itu dengan baik.

TRIVIA Dear Nathan: Thank You Salma

Indah Permatasari pernah mengalami pelecehan seksual saat berusia 12 tahun.

Jefri pernah dimarahi produser ketika ikut turun ke jalan demo menolak UU Cipta Kerja di depan gedung DPR pada Oktober 2020.

Produser Screenplay Wicky V. Olindo memastikan Jefri dimarahi bukan karena aspirasinya. Melainkan karena saat itu tengah dalam persiapan film dan dikhawatirkan menularkan Covid-19 sehingga mengganggu jalannya produksi.

Jefri menyatakan cara dirinya dan Nathan PDKT dengan perempuan berbeda. Mantan kekasih Shenina Chinnamon itu mengaku tidak bisa menggombal seperti Nathan.

Topik Menarik