Defisit APBN 2022 Lebih Rendah dari Target

Defisit APBN 2022 Lebih Rendah dari Target

Nasional | koran-jakarta.com | Kamis, 13 Januari 2022 - 00:03
share

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan menurun ke 4,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Penurunan itu disebabkan oleh berbagai reformasi fiskal.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, di Jakarta, Rabu (12/1), mengatakan defisit anggaran tahun ini tanpaknya lebih rendah dari target 4,85 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Bisa di sekitar 4,4 persen, 4,3 persen, bahkan lebih rendah," kata Febrio.

Target defisit APBN 2022 sebesar 868 triliun rupiah atau 4,85 persen dari PDB ditetapkan pada Oktober 2021, sehingga masih banyak asumsi yang belum bisa disertakan.

Salah satunya yakni asumsi dengan pertimbangan reformasi perpajakan dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) hingga Undang-Undang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Dengan demikian, jika memasukkan dampak dari reformasi fiskal tersebut, berbagai asumsi makro termasuk defisit fiskal kemungkinan akan lebih baik dari target APBN 2022. Dia menilai kinerja APBN pada tahun ini yang diharapkan bisa melanjutkan perbaikan dari tahun 2021, di mana pendapatan negara berhasil melewati target.

Meski defisit turun, namun belanja negara tetap seperti yang direncanakan dan tidak menurun, yakni dari 2.697,2 triliun rupiah menjadi 2.714,2 triliun rupiah dalam APBN 2022.

"Tentunya, dengan logika yang sama tadi kita lanjutkan pemulihan perekonomian sambil terus menjaga pemulihan ekonominya tetap berkualitas," kata Febrio.

Pemulihan Ekonomi

Menanggapi pernyataan Febrio, Pakar ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Wasiaturrahma, mengatakan penurunan kasus Covid-19 secara signifikan di Indonesia membuat defisit tidak setajam saat awal pandemi- Covid-19 meluas pada 2020-2021 dan Indonesia sangat gencar melakukan pemulihan ekonomi.

"Defisit APBN diperkirakan lebih rendah dari target karena berbagai sektor ekonomi menunjukkan indikasi perbaikan. Dengan pendapatan negara yang melampaui target pada akhir 2021 maka bisa diperkirakan penerimaan negara dari sisi perpajakan akan lebih kuat sehingga mengurangi kebutuhan pembiayaan. Selain itu, berkurangnya anggaran pemulihan ekonomi pada 2022 dengan tetap mewaspadai risiko ketidakpastian global," kata Rahma.

Penurunan defisit anggaran diharapkan mampu untuk menstabilkan harga-harga, terutama harga bahan pokok sehingga tingkat inflasi terjaga.

Jika harga stabil, pendapatan riil masyarakat juga akan stabil sehingga akan meningkatkan konsumsi dan tabungan yang pada akhirnya akan mendorong investasi.

Topik Menarik