Panen Kacang Tanah Di Sragen Komisi IV Dan Mentan Kompak Genjot Ekonomi Warga Desa

Panen Kacang Tanah Di Sragen Komisi IV Dan Mentan Kompak Genjot Ekonomi Warga Desa

Nasional | rm.id | Selasa, 11 Januari 2022 - 07:10
share

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama anggota Komisi IV DPR Luluk Nur Hamidah melakukan panen kacang tanah di Desa Bendungan, Kedawung, Sragen, kemarin. Upaya menggairahkan produksi kacang tanah diharapkan bisa menggenjot perekonomian masyarakat pedesaan.

Luluk mendukung Sragen bisa menjadi salah satu kabupaten pengembangan kacang tanah tropical. Dengan perluasan areal tanam kacang tanah ini seluas lima ribu hektare.

Bahkan, dia mendorong dilakukan hilirisasi komoditi kacang tropis ini bukan hanya dalam bentuk snack saja, tapi dalam skala yang lebih besar.

Yang tidak kalah pentingnya, dukungan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dalam penyediaan bibit termasuk lahan pertanaman. Sehingga komoditi kacang tanah ini bisa dikembangkan di Sragen secara lebih luas.

Kalau soal prospeknya memang masih sangat luas karena kita ini kan belum mandiri betul, kata Luluk.

Dia bilang, masih banyak beredar kacang impor berbobot besar yang lebih disukai industri. Namun untuk rasa, kacang lokal masih jauh lebih unggul.

Kacang tanah tropis sebenarnya punya keunggulan rasa. Pihak Pemerintah dalam hal ini Kementan sudah menjanjikan untuk memberikan dukungan untuk Sragen ini, tambah dia.

Mentan Syahrul Yasin Limpo menegaskan, panen sekaligus hilirisasi kacang tanah ini merupakan upaya untuk menggairahkan produksi kacang tanah. Mentan ingin Sragen menjadi lebih maju.

Selama 2 tahun Indonesia dihajar Covid-19, sektor pertanian mampu bertahan. Produk Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian 2020 tumbuh 16,24 persen di tengah sektor lain turun dan ekspor pertanian pada 2021 meningkat lebih dari 47 persen.

Karena itu, saya mau Sragen menjadi kawasan percontohan budi daya kacang tanah hingga hilirisasinya. Kalau Bupati punya semangat tinggi, kita ekspor kacang, kata Syahrul.

Dia menegaskan, Kementan bersama Komisi IV DPR dan Pemerintah Daerah Sragren berupaya meningkatkan produksi kacang tanah, juga memastikan jaminan harganya.

Salah satunya dengan menggandeng off taker untuk mempertemukan pasar dengan petani sehingga sama-sama mendapat keuntungan.

Ini yang diharapkan Bapak Presiden, yakni melalukan reguler maksimum. Jadi, kegiatan regulernya Bupati kita booster dan mengkorporasikan petani. Di mana dari hulu ke hilirnya kita asistensi sampai dengan tingkat off taker atau marketnya disiapkan dengan baik, terangnya.

Eks Gubernur Sulawesi Selatan ini menambahkan, pengembangan budi daya kacang tanah harus diwujudkan dengan konsep integrasi farming . Tidak hanya memproduksi kacang tanah namun juga mendorong peningkatan produksi komoditas lainnya. Sehingga, pendapatan petani meningkat dengan memanfaatkan potensi pertanian secara optimal.

Kita akan terapkan teknologi. Petani tidak hanya tanam kacang tapi juga bisa disisipkan tanaman kedelai dan jagung serta lainnya, akan panen bergantian dalam satu hamparan. Sehingga stagnasi aktivitas perekonomian masyarakat bisa kita perkecil, papar Syahrul.

Selain itu, juga akan didorong pengembangan kacang tanah melalui intervensi dengan artificial inteligence , mekanisasi pertanian, penumbuhan petani milenial, dan juga melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Ini harus kita dorong bersama perbankan untuk memudahkan petani mendapatkan modal usaha, tambah dia.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan, kacang tanah bisa menjadi komoditas andalan ekspor. Hal ini dapat diwujudkan mengingat produksi kacang tanah di Indonesia tahun 2020 naik 0,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 437 ribu ton. Komoditas kacang tanah menyumbang Rp 152,5 miliar dari total ekspor pertanian Rp 352,09 triliun.

Ke depan, kita dorong ekspor tidak lagi dalam bentuk komoditi, namun dalam bentuk produk jadi. Ini pentingnya arahan Mentan untuk lakukan hilirisasi produk-produk pangan, ungkap Suwandi. [KAL]

Topik Menarik