PP Muhammadiyah: Pengungsi Muslim sampai Jahit Mulut dan Bunuh Diri, Mana Perhatian Pemerintah dan PBB?

PP Muhammadiyah: Pengungsi Muslim sampai Jahit Mulut dan Bunuh Diri, Mana Perhatian Pemerintah dan PBB?

Nasional | koran-jakarta.com | Jum'at, 7 Januari 2022 - 19:06
share

YOGYAKARTA - Nasib pengungsi terutama muslim Rohingnya dan Afganistan di Indonesia memang mengenaskan. Beberapa waktu lalu dalam sebuah demonstrasi bahkan sampai ada salah satu pengungsi Afganistan yang melakukan aksi bunuh diri. Sementara pengungsi Rohingnya akhirnya diselamatkan pemerintah RI karena terancam tenggelam di tengah lautan.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas mengaku prihatin dengan pasifnya perhatian pemerintah dan badan kemanusiaan PBB UNHCR (United Nations High Commisioner For Refugees) terhadap nasib para pengungsi asing di Indonesia.

Tak heran, pada Desember 2021 lalu terdapat aksi protes para pengungsi yang tidak memiliki kejelasan nasib di Pekanbaru dan Medan dengan menjahit mulut dan bakar diri. Nasib mereka yang terkatung-katung terutama hingga masa pandemi membuat para pengungsi kehilangan harapan.

Direktur Eksekutif Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Solidarity Indonesia for Refugee (SIR), Maryam melalui siaran pers SIR pada Senin (6/12) bahkan menyebut banyak aksi serupa yang dilakukan para pengungsi untuk mendapatkan respons dari UNHCR.

"Kami meminta UNHCR atasi persoalan ini. Berdasarkan data di lapangan yang sempat kami temui, bahwa sekitar 20 orang mencoba bunuh diri, 14 orang meninggal dan 6 orang berhasil diselamatkan," ujar Maryam.

"PBB dan Pemerintah Indonesia harus memberikan perhatian serius terhadap para pengungsi dari Afghanistan, Rohingya dan Myanmar," ujar Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas pada Jumat (7/11) dikutip dari Muhammadiyah.id hari ini.

Menurut Anwar Abbas, kondisi para pengungsi di beberapa kota di tanah air dianggap memprihatinkan.

"Keadaan dan kesengsaraan yang mereka alami tampak sudah sangat berat," katanya. Karena itu, Anwar menilai wajar jika para pengungsi sampai melakukan tindakan protes yang berlebihan.

"Cukup banyak dari mereka yang sudah stress dan tidak tahu lagi tahu harus berbuat apa," katanya.

"Sebagai tanda protes dan ungkapan keprihatinan dan demi mendapatkan perhatian serius dari masyarakat dunia terutama PBB maka mereka tidak segan-segan melakukan aksi jahit mulut dan bakar dirinya," tutur Anwar.

Agar masalah kemanusiaan ini segera berlalu, dirinya berharap pemerintah dan UNHCR memberikan perhatian lebih besar kepada mereka.

"Untuk itu PBB dan pemerintah Indonesia harus secepatnya bisa mencarikan solusi dan atau jalan keluar bagi kebaikan nasib dan masa depan mereka," pungkasnya. (YK/-3)

Topik Menarik