Disnakertrans NTB Kesulitan Identifikasi Kerabat PMI Korban Kapal Karam
MATARAM -Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB kesulitan melakukan pendataan keluarga dari PMI yang menjadi korban kapal karam di perairan Johor Bahru, Malaysia. Jangankan desa, keluarga saja tidak tahu kalau ada suami atau bapaknya pergi ke Malaysia, kata Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi.
Setelah peristiwa kapal karam, disnakertrans bergerak ke wilayah kantong-kantong PMI, seperti Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Tengah (Loteng). Tujuannya untuk mencari dan mendata kerabat dari PMI yang ikut dalam kapal nahas tersebut.
Upaya tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Sempat berkoordinasi dengan dinas di dua kabupaten, namun informasi yang didapatkan tidak banyak. Dari penelusuran di bawah, hanya dapat informasi kalau 17 orang itu dari Lotim dan lima dari Loteng, ungkap Aryadi.
Kesulitan mencari keluarga dari PMI disebabkan keberangkatan mereka dilakukan secara ilegal. Tidak melapor ke aparat desa. Bahkan, ada keluarga juga yang tidak mengetahui kalau kerabatnya berangkat ke Malaysia.
Istri dari suami yang PMI meninggal itu, tahunya kalau suaminya kerja di Riau. Ketahuan ke Malaysia, setelah kapal karam itu, jelasnya.
Aryadi mengakui jika pihaknya kesulitan mengidentifikasi berapa pastinya jumlah PMI ilegal asal NTB, yang ikut dalam kapal tersebut. Apalagi, ada informasih lain yang berkembang, bukan hanya satu kapal saja yang berangkat dari Kepulauan Riau menuju Malaysia dalam peristiwa kapal karam ini.
Info yang berkembang ada kapal lain, dua atau tiga kapal, yang pastinya ilegal. Makanya belum kita pastikan berapa jumlahnya, kata Aryadi.
Untuk saat ini, Aryadi baru bisa memastikan korban kapal karam didominasi warga dari Lotim dan Loteng. Proses pencarian keluarga dari PMI ilegal yang menjadi korban, tetap dilakukan. Dengan tetap menunggu informasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia.
Kita berharap jangan ada lagi kasus begini. Kabupaten/kota juga harus mulai lebih masif sosialisasi dan pencegahan, harapnya.
Kapal yang karam di perairan Johor Bahru diperkirakan mengangkut 64 orang. Sebanyak 13 orang, 9 di antaranya dari NTB dinyatakan selamat. Adapun korban meninggal dunia, sebanyak 14 orang dipastikan dari NTB.
Identitas 14 orang tersebut, antara lain, Julia Ningsih; Herman; Juminah; Ahmad Patoni; Ahmad Sutrisno Pratama; Dedi Suryadi; Rusdi; Supardi; dan Unwanul Hubbi dari Lotim. Baharudin; Sadi; Sopian; Udin Bangsal; Syech Mulasela berasal dari Loteng.
Sementara itu, Kepala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) NTB Abri Danar Prabawa mengatakan, tujuh jenazah PMI, lima orang dari Lotim dan dua dari Loteng, sudah dipulangkan. Kita fasilitasi sampai rumah duka, kata Abri. (dit/r5)