Siapa Sosok Khalid bin Walid yang Disebut Prabowo saat Konferensi Parlemen OKI?
JAKARTA - Menarik untuk mengulas sosok Khalid bin Walid yang disebut Presiden Prabowo Subianto saat meresmikan pembukaan Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Dalam pidatonya, Prabowo menyebut Khalid bin Walid sebagai tokoh yang tak pernah kalah dalam perang. Ia juga patuh kepada pemimpinnya ketika diminta turun jabatan.
"Khalid bin Walid, simbol pengabdian total bagi umat Islam. Seorang tokoh militer yang tidak pernah kalah dalam setiap peperangan dan pertempuran yang ia pimpin. Tidak ada satupun pertempuran yang ia kalah," ujar Prabowo.
"Namun, ketika diminta turun dari jabatannya, ia menerima keputusan itu tanpa ragu-ragu dan patuh kepada pemimpin serta kepada umatnya," tuturnya.
1. Sosok Khalid bin Walid
Lalu, siapa sosok Khalid bin Walid? Ia merupakan sosok yang lahir di Makkah pada 592 Masehi. Ia berasal dari keluarga suku Quraisy. Dengan berasal dari Quraisy, awal mulanya ia menjadi musuh umat Islam.
Sedari muda Khalid telah dikenal ahli berperang. Ia bisa menggunakan pedang, menunggang kuda, hingga mengatur strategi.
Khalid terlibat dalam perang Uhud melawan umat Islam. Melansir laman Islamic History, Kamis (15/5/2025), pertempuran ini diprakarsai oleh kaum Quraisy Makkah sebagai pembalasan atas kekalahan mereka di Pertempuran Badar. Lebih dari seribu dari mereka dikalahkan oleh sekitar 300 pejuang muslim.
Pada perang itu, Khalid menimbulkan kerugian besar untuk pihak muslim. Dalam Pertempuran Uhud, Nabi Muhammad SAW menempatkan sekelompok pemanah di bukit terdekat untuk memberikan perlindungan di bagian belakang pasukan muslim dengan instruksi khusus untuk tidak meninggalkan pos mereka dalam keadaan apa pun.
Namun, ketika pertempuran awalnya terbukti menguntungkan pasukan muslim, para pemanah lupa akan perintah komandan mereka dan meninggalkan posisi mereka. Pada saat itu, Khalid bin Al-Walid membawa sekelompok pejuang bersamanya di sekitar bukit dan menyerang pasukan muslim dari belakang, di tempat yang paling tidak mereka duga dari musuh mereka. Karenanya, kerugian di pihak muslim menjadi sangat besar.
2. Masuk Islam
Bacaan Tajwid Al Mulk 1-10
Pada suatu hari tahun kedelapan setelah Hijrah, Khalid bin Al-Waleed merenungkan agama baru yakni Islam. Dia terus berkata pada dirinya sendiri, “Berapa lama lagi aku harus menunda masuk Islam?”
Ia berharap ada seorang teman yang menemaninya ke Madinah. Ia menemukan dua orang lain yang memiliki pemikiran yang sama. Ketika Khalid tiba di Madinah dan mengumumkan penerimaannya terhadap Iman Islam. Hal pertama yang ia minta kepada Nabi SAW adalah berdoa kepada Allah agar mengampuninya atas agresi sebelumnya terhadap Islam dan kaum Muslim.
Nabi mengatakan kepadanya bahwa masuk Islam berarti semua dosa masa lalunya diampuni oleh Allah SWT. Namun, atas desakan Khalid yang bertobat dengan tulus, Nabi Muhammad berdoa agar ia diampuni atas apa pun yang telah ia lakukan terhadap Islam dan kaum muslim sebelum ia masuk Islam.
Usai Khalid masuk Islam, kaum muslim memperoleh seorang jenius militer yang merupakan ahli strategi dan seorang pejuang serta komandan yang tangguh.
Pertempuran pertama Khalid adalah saat berperang dengan pasukan Bizantium dalam Pertempuran Mu'tah di perbatasan utara Jazirah Arab. Karena sifat pertempuran yang berbahaya, Nabi Muhammad SAW memilih tiga panglima untuk menggantikan satu sama lain.
Tentara Bizantium terlalu besar jumlahnya dibandingkan jumlah muslim yang sedikit.
Ketiga panglima itu terbunuh. Khalid menggantikannya ketiga panglima, walau sempat menolak.
Satu-satunya cara untuk menyelamatkan hari itu adalah mundur, tetapi itu hampir mustahil karena pasukan Muslim terkepung. Pada situasi sulit, Khalid mengatur ulang sisi kanan dan kiri pasukan Muslim dan memperkenalkan satu divisi dari belakang untuk menimbulkan rasa takut di hati orang-orang kafir yang kemudian mengira bahwa bala bantuan baru telah tiba.
Melalui rencana ini, Khalid berhasil membuat celah di dalam garis pertahanan musuh yang melaluinya pasukan Muslim berhasil keluar dengan selamat. Dalam Sahih Al-Bukhari disebutkan, Khalid menggunakan tujuh pedang yang semuanya patah dalam pertempuran itu.
3. Pedang Allah
Niat Puasa Ayyamul Bidh Juni 2025
Nabi Muhammad, yang saat itu berada di Madinah, sedang berbicara dengan para sahabatnya ketika ia menerima wahyu tentang apa yang sedang terjadi dalam pertempuran itu. Ia memberi tahu mereka tentang kematian tiga komandan.
"Lalu," katanya, "pedang Allah memegang panji dan menyelamatkan hari itu." Maka, Khalid bin Al-Walid diberi gelar Sayf-ul-llah yang artinya ‘Pedang Allah.’