Ceramah Singkat: Hati-Hati dengan Lisan
JAKARTA - Ceramah singkat mengenai hati-hati dengan lisan dapat bermanfaat bagi umat Islam. Ini dapat menjadi bahan renungan agar lebih hati-hati dalam berucap.
Umat Islam harus bisa menjaga lisannya agar tidak mudah mengumpat, menghibah, memfitnah bahkan mengkafirkan orang lain.
Ceramah Singkat HatI-Hati dengan Lisan
Berikut contoh ceramah singkat mengenai menjaga lisan, sebagaimana dihimpun dari laman NU online, Rabu (16/4/2025):
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara dan saudari yang dirahmati Allah, pertama, mari kita ucapkan syukur atas segala nikmat Allah SWT. Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Lisan merupakan salah satu nikmat Allah SWT yang amat besar diberikan kepada manusia, dan juga salah satu ciptaan Allah yang menakjubkan. Karena melalui lisanlah ilmu Allah tersebar diseluruh muka bumi. Akan tetapi dari lisan manusia bisa menjadi beriman, dan dari lisan pula manusia bisa menjadi kufur.
Karena seperti perkataan pepatah bahwa “mulutmu harimaumu”. Artinya, setiap Muslim harus menjaga perkataan maupun lisannya agar tidak mudah mengumpat, menghibah, memfitnah, mengkafirkan, menyalahkan, membid’ahkan maupun mengumbar perkataan yang tidak baik. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda,
سلامة الإنسان في حفظ اللسان
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan”.
Hadirin Rahimakumullah
Di zaman sekarang, lisan tidak hanya digambarkan melalui ucapan, akan tetapi sudah merambah pada aktivitas-aktivitas di media sosial, seperti Whatsapp, Website, Twitter dan lain-lain. Maka sudah saatnya, sebagai umat Muslim harus selalu menjaga lisannya di media sosial. Karena sekarang sudah banyak ajaran yang mengajak mendekatkan kita kepada Allah, dengan cara tidak manusiawi.
Padahal Allah SWT selalu memperingatkan kepada kita bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk. Allah Ta'ala berfirman,
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf : 18).
Rasulullah SAW bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَـيْرًا أَوْ لِيَـصـمُــتْ
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.”
Ajaran agama Islam menjadi kotor dan peradaban Islam penjadi runtuh, salah satu disebabkan oleh kelompok yang ucapan, tulisan dan lisanya yang selalu menganggap dirinya dan kelompoknya paling benar dan layak masuk ke surga. Sedangkan kepada orang lain dan kelompok lain ajaranya selalu dianggap salah dan sesat, dan mengaggap layak masuk neraka. Padahal berdiskusi dan bertabayyun itu lebih baik dan menjadikan keterbukaan sesama pemeluk Islam.
Rasulullah saw bersabda, إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَـافُ عَلَيْــكُمْ بَعْدِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِـيمُ اللِّسَانِ
“Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicara” (HR At-Tabrani).
Oleh karena itu, kita semua, sebaiknya sangat berhati-hati ketika sedang berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Sikap berpikir sebelum berucap merupakan kebijaksanaan bagi hamba yang memiliki akal pikiran. Dan tidak lupa juga untuk selalu ber-tabayyun (klarifikasi), kepada orang atau kelompok lain yang mungkin berbeda cara, pandangan dan metode dalam mengambil dalil dan hujjah.
Karena hidup bermasyarakat itu sangat komplek mungkin menurut kita benar belum tentu baik untuk kemaslahatan bermasyarakat. Satu daerah dengan daerah lain bisa saja berbeda dalam pengambilan hukumnya. Seperti yang dicontohkan oleh Imam Syafii ketika berbeda dalam mengeluarkan hukum antara di Irak dan di Mesir.
Sekali lagi saya ingatkan bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ “
Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf: 18).
Saudara dan saudari yang berbahagia, Demikian ceramah singkat ini dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kesalahan, semoga Allah memberikan hidayah, inayah, dan keberkahan kepada kita semua. Akhir kata, Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.