Taubat Kemudian Maksiat Lagi Menurut UAH, Simak Penjelasannya!
JAKARTA - Taubat kemudian maksiat lagi menurut UAH (Ustadz Adi Hidayat) jadi hal yang penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap umat muslim.
Manusia tidak bisa lepas dari kesalahan dan dosa. Ada kalanya seorang manusia melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits, “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat”. (HR Tirmidzi 2499).
Setelah melakukan kesalahan tersebut, ada baiknya seorang Muslim tersebut diharuskan untuk bertaubat dan meminta ampun kepada Allah. Sebagaimana terdapat dalam surat Ali Imran ayat 135,
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka (segera) ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
1. Jawaban Ustadz Adi Hidayat Mengenai Taubat Seorang Muslim
Namun, jika telah bertaubat namun masih melakukan kesalahan yang sama, apakah taubat yang telah kita lakukan sebelumnya diterima oleh Allah?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Ustadz Adi Hidayat atau UAH mengutip firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 17,
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertaubat. Taubat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
“Jadi taubat itu jangan ketika Anda kerjakan, misalnya terjadi lagi, Anda simpulkan gak terima. Jangan gitu. Artinya terus taubat, taubat, taubat sampai Anda di titik menyesali itu. Jangan berhenti,” tutur UAH, dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (18/7/2024).
UAH mengatakan, Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 222.
Seluruh Jamaah Haji Indonesia asal Aceh Terima Rp8,7 Juta Setibanya di Makkah, Apa Penyebabnya?
“Salah, taubatin lagi. Salah, taubatin lagi sampai kita merasakan titik jenuh dalam bermaksiat dan kembali kepada taubat,” imbuhnya.
2. Cara Agar Kita Tidak Bermaksiat Lagi
Lantas, bagaimana cara agar kita tidak melakukan perbuatan maksiat lagi? UAH mengatakan saat seorang Muslim ingin berbuat maksiat, bayangkan jika dirinya diwafatkan oleh Allah saat melakukan perbuatan tercela tersebut.
“Ada dorongan syahwat nih. Ketika akan berpikir untuk melakukan, bayangkan dan rasakan bagaimana kalau diwafatkan saat itu. Itu akan menghentikan seketika,” ujar UAH.
Selain itu, UAH juga menganjurkan untuk melakukan sholat sunnah jika terbesit untuk melakukan perbuatan maksiat. Sebab sholat mencegah perbuatan dari keji dan munkar.
“Pencegah utamanya adalah sholat. Maka dalam sujud mohonkan khusus kepada Allah supaya bisa dibimbing diberikan kekuatan oleh Allah untuk mengendalikan syahwatnya,” kata UAH.
Selain cara di atas, UAH juga memberikan satu opsi agar seorang muslim tidak berbuat maksiat adalah berpuasa.
“Anda kalau syahwat sedang muncul (tapi) sedang puasa gak akan dilakukan, berat untuk melakukan (maksiat) itu. Minimal yang pertama takut batal. Ke sananya lagi itu akan terbiasa (tidak melakukannya),” tambah UAH.
Demikian ulasan mengenai taubat kemudian maksiat lagi menurut UAH.