Bangga Berangkatkan Umrah Orang Tua

Bangga Berangkatkan Umrah Orang Tua

Muslim | BuddyKu | Minggu, 4 Juni 2023 - 10:00
share

RADAR JOGJA - Bisa menghasilkan pundi-pundi uang sendiri tanpa uluran tangan orang tua, tentu menjadi impian semua anak. Begitu pula dengan perempuan bernama Nurwinda Yuliana Savitri. Ia didapuk menjadi seorang afiliator Shopee sejak 2020 lalu atau tepatnya saat pandemi. Sehingga ia harus pandai-pandai mengatur waktu antara belajar dan bekerja.

Apalagi saat itu dia tengah sibuk menjalani peran sebagai mahasiswa Farmasi di Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma). Beruntung, ia bisa menyelesaikan studinya dengan lancar dan menjadi lulusan termuda di kampusnya pada Mei lalu dengan usia 20 tahun. Dengan berbagai peran dan aktivitas yang ia jalani, justru tak membuatnya lelah dan mudah bosan. Karena Winda menjalaninya dengan suka cita.

Perempuan kelahiran Purworejo ini mengaku tidak memiliki pandangan untuk menjadi seorang afiliator atau mempromosikan bisnis melalui media sosial (medsos) maupun tautan tertentu. Apalagi saat pandemi, TikTok tengah digandrungi anak-anak hingga dewasa. Banyak konten-konten berisi edukasi hingga gaya hidup seseorang.

Di satu sisi, pandemi membuatnya terbelenggu di rumah. Sistem perkuliahan dialihkan ke daring. Akhirnya semakin intens Winda mengakses medsos, terutama TikTok. Tapi, dia tidak langsung membuat konten promosi, hanya sekadar konten biasa. Ternyata ada yang fyp, lama-lama suka ngonten. Sampai followers-nya 60 ribu, baru berani ambil endors-an skincare, terangnya, Jumat (2/6).

Sejak ia rutin meng-endors, ada tim dari Shopee yang menghubunginya lewat Instagram. Kemudian, diajak kerja sama. Awalnya, dia belum tahu persis bagaimana cara kerjanya. Tapi, setelah kenal banyak orang dan berbagi pengalaman, dia perlahan semakin paham. Lantas, ia bergabung sebagai afiliator pada November 2020. Tapi, hanya mempromosikan apa yang mampu ia beli. Karena kantong pelajar. Aku punya barang apa, ya sudah, itu yang aku spill, imbuhnya.

Namun, saat itu ia belum terlalu sering membuat konten. Hanya sehari atau dua hari sekali. Belum begitu konsisten. Lantaran kuliah daring dan ia bingung hendak beraktivitas apa, sehingga terbersit dalam pikirannya untuk konsisten membuat konten setiap hari sejak Maret 2021. Apalagi ia kerap melihat pencapaian orang lewat TikTok. Semakin bersemangatlah Winda untuk konsisten.

Dia menyebut, awal-awal memang harus dipaksa untuk membuat konten. Lambat laun, ia mulai terbiasa dengan pola seperti itu. Tapi, karena Winda lebih suka hal yang berbau outfit sehingga dia fokus mempromosikannya dan meninggalkan skincare.

Saat pertama kali mendapat penghasilan dari kontennya, dia mengaku senang bukan kepalang. Apalagi uang tersebut ia hasilkan dengan jerih payahnya sendiri. Awal-awal, sebulan itu dapat Rp 300 ribu. Udah senang banget. Apalagi belum pernah dapat uang sendiri. Jadinya nagih (buat konten), lontarnya.

Sekarang, dia bisa membuat tiga hingga empat konten tiap harinya. Yang semula hanya diunggah di TikTok, kini mulai mempromosikannya lewat Instagram dan Shopee video. Sebetulnya, setelah ia bergabung di Shopee, banyak tawaran dari e-commerces lain. Tapi, karena sudah meneken kontrak dengan Shopee, jadi hanya fokus pada satu e-commerce.

Winda menyebut, pekerjaannya tidak begitu mengganggu kuliahnya. Tapi terkadang, ia merasa lelah saat dihadapkan dengan beberapa jadwal perkuliahan yang padat. Kuliah jam 08.00, terus jam 11.00-13.00 istirahat, tapi aku ngambil 15 menit untuk isoma dan sisanya buat konten, sebutnya.

Memang harus mencuri-curi waktu di sela kesibukan kuliahnya. Bahkan, saat nongkrong atau berkumpul dengan teman, Wanda tetap menyempatkan waktu untuk membuat konten. Ketika banyak tugas, dia sebisa mungkin akan segera menyelesaikannya. Saat sibuk dengan skripsi, dia tetap mengunggah konten meski tidak terlalu fokus.

Ketika weekend di rumah, seharian penuh Winda membuat stok konten agar bisa diunggah kapan saja. Bahkan, jumlahnya bisa sampai 20 video. Kalau nongkrong, aku manfaatin buat ngonten. Buat stok foto atau video. Teman-temanku juga udah paham, aku pun bawa lima baju, urainya.

Bahkan, dari pekerjaannya inilah yang bisa memberangkatkan kedua orang tuanya menjalani ibadah Umrah awal tahun ini. Sedari awal, mereka memang mendukung segala aktivitasnya. Ke depan, dia berencana membeli rumah impiannya setelah memiliki barang-barang pribadi seperti ponsel, motor, hingga mobil.

Meski mengandalkan afiliator, tapi Winda bakal terus mengejar impiannya menjadi seorang apoteker. Karena memang sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. Ia juga berencana melanjutkan kuliah profesi apoteker. Mungkin ke depan sama, malamnya ngonten, paginya kuliah. Ketika lulus profesi, pengennya kerja di rumah sakit dam tetep ngonten, sambungnya. (aya/bah/sat)