Khotbah Idul Fitri Sedih tentang Evaluasi Capaian Ramadan 2022

Khotbah Idul Fitri Sedih tentang Evaluasi Capaian Ramadan 2022

Muslim | okezone | Sabtu, 30 April 2022 - 18:08
share

KHOTBAH Idul Fitri sedih. Tidak terasa hari raya Idul Fitri 2022 tinggal sesaat lagi. Sebentar lagi seluruh umat Islam tiba di hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa, menahan lapar, haus, hawa nafsu di bulan Ramadan.

Banyak persiapan yang harus dilakukan jelang menyambut hari raya Idul Fitri 2022. Seperti makanan hidangan lebaran, pakaian terbaik, perlengkapan sholat Id, dan tentu saja khotbah Idul Fitri.

Banyak tema khotbah yang sudah didapatkan mulai dari khutbah Jumat, khutbah Ramadan, dan khotbah Idul Fitri lebaran 2022 yang akan datang sebentar lagi.

Tema-tema tersebut di antaranya adalah tentang silaturahmi, berbakti orang tua, menebar maaf, tata cara zakat fitrah, tanda-tanda lailatul qadar, keistimewaan bulan Ramadhan, dan keistimewaan bulan Syawal.

Untuk khotbah Idul Fitri sedih yang akan dibahas tentang evaluasi capaian Ramadhan 2022. Sebelumnya, khutbah akan berisi tentang pembukaan khutbah, materi inti tentang kelompok orang yang memahami hak-hak Ramadhan, materi kelompok yang lalai akan hak Ramadhan, dan penutup khutbah.

Dikutip dari nu.or.id . berikut ini khotbah tentang evaluasi capaian Ramadhan yang disampaikan oleh Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran an-Nasimiyyah, Semarang.

() . . . . . . . .

Hadirin, sidang jamaah shalat idul fitri hafidhakumullah,

Kita baru saja berpisah dengan bulan Ramadhan. Ramadhan telah pergi, dan kita tak pernah tahu, apakah akan berjumpa lagi dengannya di tahun berikutnya atau tidak. Dalam menjalani Ramadhan, setidaknya ada dua kelompok jenis manusia yang perlu kami sampaikan.

Yang pertama adalah orang yang mengerti dan memenuhi hak-hak Ramadhan sebagaimana mestinya. Mereka puasa di siang harinya, beribadah di malam harinya, dan makan dari harta yang halal, menjauhi kemaksiatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wa taala. Mereka bersungguh-sungguh beribadah dengan tujuan meraih ridha Allah subhanahu wa taala. Mereka adalah orang-orang yang pagi ini mendapatkan upah atas segala jerih payah yang mereka kerahkan.

Kelompok orang dari jenis yang pertama ini adalah ahlullah. Mereka akan menjadi orang spesial di hadapan Allah pada waktu bumi ini sudah diganti bukan berbentuk bumi, langit sudah berganti tidak sebagaimana langit yang kita saksikan, dunia ini sudah rusak luluh lantak, di mana para manusia telah memasuki era baru akhirat. Hasil tanaman amal-amal hamba mulai ditampakkan, peluh keringat ibadah mereka selama di dunia akan dibayar gajinya dengan ganjaran yang berlipat ganda.

Artinya: Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. (QS Ali Imran: 185)

Orang-orang yang beriman, menjalani puasa dengan baik, kelak akan tampak riang gembira, bersuka cita, menikmati anugerah yang begitu agung yaitu bisa memandang Allah subhanahu wa taala:

Wajah-wajah pada hari itu (hari kiamat) ada yang berseri-seri.

Kepada Tuhannyalah mereka melihat. (QS Al-Qiyamah 22-23)

Pada hari itu pula para malaikat gembira melihat orang-orang mukmin, mereka masuk ke surga dari semua pintu-pintu yang disediakan atas buah kesabaran mereka menahan hawa nafsu makan, minum, dan maksiat lain di bulan Ramadhan serta mereka juga sabar menjalankan ibadah malam dan ibadah lain, sehingga atas kesabaran mereka, dikatakan:

Artinya: Malaikat-malaikat itu mengucapkan (Kesejahteraan buat kalian) yakni pahala ini (berkat kesabaran kalian) sewaktu kalian di dunia (maka alangkah baiknya tempat kesudahan ini) akibat dari perbuatan kalian itu. (QS Ar-Rad: 24)

Allhu akbar, Allhu akbar, Allhu akbar, walillhil hamdu

Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyatakan, di dalam bulan Ramadhan ada lima hal yang tidak pernah diberikan kepada satu umat pun sebelum Nabi Muhammad yaitu pada malam pertama Ramadhan, Allah memandang kepada semua umat Muhammad. Barangsiapa pernah dipandang oleh Allah, tidak pernah disiksa selamanya. Kedua, mulut orang yang berpuasa ketika memasuki sore hari, baunya secara hakikat, menjadi lebih harum daripada minyak kasturi. Ketiga, setiap sehari semalam, selama Ramadhan, para malaikat memintakan ampunan kepada Allah subhanahu wa taala. Keempat, Allah bersabda kepada surga, Persiapkan tempatmu, hiasilah dirimu dengan perhiasan yang indah untuk hamba-Ku yang meluangkan diri meninggalkan kerepotan atau hiruk pikuk duniawi, kemudian sibuk menuju kepada kemurahan-Ku.

Dan ini yang paling penting, Hadirin. Yang kelima, pada malam terakhir bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa mereka semua.

Mendengar Rasulullah SAW menyatakan tentang pengampunan dosa ini, salah satu sahabat lalu bertanya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW:

Apakah karena mereka memperoleh malam lailatul qadar, Ya Rasul?

:

Rasul menjawab: Bukan, apakah kamu tidak melihat para karyawan yang sedang bekerja? Ketika mereka telah menyelesaikan tugas mereka, tentu mereka akan mendapatkan gajian. (Syuabul Iman: 3331)

Pada intinya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:

Artinya: Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS As-Sajdah: 17)