Kisah Pensucian Hati Nabi Muhammad SAW, Dibelah Dadanya oleh Malaikat Jibril

Kisah Pensucian Hati Nabi Muhammad SAW, Dibelah Dadanya oleh Malaikat Jibril

Muslim | okezone | Minggu, 17 April 2022 - 15:13
share

JAKARTA - Bulan Ramadan menjadi bulan suci dan mulia yang selalu dinantikan umat Muslim setiap tahunnya. Di bulan yang suci ini, alangkah baiknya umat Muslim juga melakukan penyucian hati agar mendapat keberuntungan dari Allah Subhanahu wa ta\'ala.

Ustaz Achmad Fahmi dalam tausiyahnya mengatakan, momen pensucian hati yang paling besar sepanjang sejarah telah terjadi pada 14 abad yang lalu, yakni ketika dada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dibelah oleh Malaikat Jibril untuk disucikan menggunakan air zamzam.

"Seorang Rasul yang suci, disucikan hatinya, diambil sifat-sifat kemanusiaanya oleh Malakat Jibril, yang tadinya pedendam menjadi seorang Rasul yang pemaaf," tutur Ustaz Achmad Fahmi dalam kultum tausiyah Okezone tentang Pensuci Hati, dikutip Minggu (17/4/2022).

Diceritakan oleh Ustaz Achmad Fahmi, suatu hari Hindun binti Utbah merobek perut dan dada Hamzah bin Abdul Muthalib, dengan julukan singa Allah, yang merupakan paman Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Ini merupakan bentuk balas dendam Hindun kepada Hamzah karena telah membunuh ayah dan sanak saudaranya saat Perang Badar.

Ketika Rasulullah melihat keadaan tubuh pamannya, Beliau sangat marah dan berniat untuk membalas perbuatan Hindun. Mengetahui niat buruk itu, Malaikat Jibril lantas membelah dadanya dan mengambil sifat kemanusiaanya, yakni sifat pendendam atas izin Allah. Sebagaimana dalam firmanNya:

"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS An-Nahl: 126)

Lebih lanjut, Ustaz Achmad mengatakan, inilah yang membedakan manusia dengan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Allah Subhanahu wa ta\'ala senantiasa menjaga kesucian hati Beliau melalui Malaikat Jibril dengan perantara air zamzam.

Dengan begitu, kata Ustaz Achmad, kita sebagai umat Rasulullah pun juga harus senantiasa menjaga hati agar tetap bersih. Jangan sampai menjadi orang-orang yang merugi dan digolongkan Allah Subhanahu wa ta\'ala dalam Surat Al-Baqarah ayat 7.

"Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat," (QS. Al-Baqarah Ayat 7).

Pensucian hati ini sebenarnya sudah dilakukan oleh umat Muslim melalui hal-hal kecil, seperti berdoa setelah berwudhu. Selain itu, bisa juga dengan bertauhid, berdoa serta berzikir setelah salat dan mendengar azan, berzikir 100 kali dalam sehari, hingga berdoa setiap mengakhiri percakapan.

Nabi Muhammad Shallallahu \'alaihi wa salla bersabda, "Siapa pun yang duduk dalam sebuah pertemuan dan menikmati pembicaraan yang tidak berguna lalu sebelum bpergi meninggalkan majelis itu berdoa, \'Subhanaka allahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika\', maka akan diampuni dosa-dosanya yang mungkin dia lakukan baik yang sengaja atau tidak sengaja dalam majelis itu." (HR. At-Tirmidzi)

Di akhir tausiyahnya, Ustaz Achmad pun mengajak umat Muslim untuk melakukan pensucian hati di bulan Ramadan yang suci ini. "Marilah kita senantiasa mensucikan hati karena hati yang suci ini adalah bekal untuk bertemu kepada allah subhanahu wa ta\'ala," pungkasnya.