DPRD Jatim Soroti Konser Dialog Cinta di Jombang Melarang PKL Berjualan, Perlu Dievaluasi Pemkab!

DPRD Jatim Soroti Konser Dialog Cinta di Jombang Melarang PKL Berjualan, Perlu Dievaluasi Pemkab!

Nasional | mojokerto.inews.id | Minggu, 20 Juli 2025 - 15:44
share

JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Konser Dialog Cinta di Stadion Merdeka Jombang terus disoroti semua pihak, setelah pihak enyelenggara mengeluarkan kebijakan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan stadion untuk tidak berjualan selama berlangsung acara, Sabtu-Minggu,19-20 Juli.

Setelah anggota DPRD Jombang mengecam keras kebijakan tersebut, giliran kini anggota DPRD Jatim, Sumardi menyoroti konser musik bertajuk Dialog Cinta Festival Vol 3, menghadirkan musisi papan atas seperti Dewa 19, NDX AKA, Nidji, Vierratale, Dere, hingga Hadad Alwi, itu. Ia pun mendorong pemerintah setempat untuk mengevaluasi.

Sumardi menyayangkan kebijakan panitia konser yang sama sekali tidak memihak masyarakat kecil, khususnya geliat ekonomi para pedagang kaki lima (PKL) bahkan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

"Saya menyayangkan, apalagi UMKM kan rejekinya disitu," kata Politisi Partai Golkar Jatim ini kepada iNewsMojokerto, Minggu (20/7/2025).

Menurutnya, pada saat momen keramaian, terlebih yang dilakukan di aset milik pemkab, seharusnya bisa menjadi potensi rejeki masyarakat kecil, bukan hanya sebatas pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah dan keuntungan bagi panitia saja.

 

Apalagi, sambung dia momen seperti itu tidak setiap hari ada. "Sangat disayangkan kalau teman-teman UMKM tidak boleh berjualan, atau tidak ikut terlibat," ujarnya.

Di sekitar lokasi konser musik atau Stadion Merdeka Jombang ada dua jenis pedagang, yakni pedagang yang secara resmi menyewa stand di sekitar stadion dan pedagang kaki lima di sekitar trotoar. Keduanya tidak diperbolehkan berjualan selama konser musik berlangsung.

Namun, ada perbedaan antara pedagang yang berada di stand stadion dengan PKL. Pedagang di stadion masih diberikan kompensasi atas larangan tidak berjualan. Sementara bagi PKL tidak ada kompensasi sama sekali lantaran dianggap liar. Meski ada kompensasi, nilainya masih terbilang tidak masuk akal, jauh dibanding jika berjualan di keramaian .

Oleh sebab itu, Sumardi meminta agar para pihak khususnya Pemkab Jombang melakukan evaluasi secara menyeluruh. Agar saat ada pagelaran serupa dikemudian hari masyarakat kecil ikut dilibatkan hingga turut menikmati rezeki.

"Perlu dievaluasi. Saya kurang sepakat kalau mereka tidak dilibatkan, apalagi sampai ada larangan, ini sangat disayangkan, rezeki mereka, mereka cari makan disana, EO tidak mengizinkan masyarakat kecil ikut menikmati rezeki mereka," pungkasnya.

Topik Menarik