Saat Papua Damai, Kenapa Luka Baru Dibuka?

Saat Papua Damai, Kenapa Luka Baru Dibuka?

Kriminal | jawapos | Senin, 5 September 2022 - 12:52
share

Wakil Ketua DPR Papua-MRP Kecam Aparat Terlibat Mutilasi

JawaPos.com Sambil membawa senjata, Pratu ROM berteriak ke semua orang yang ada di sekitar musala di Kampung Kamoro Jaya, Timika, Papua, itu, Masuk semua. Sesudahnya, bersama R, jenazah Arnold Lokbere dimasukkan ke mobil.

Sebelumnya, Arnold tewas di tempat setelah ditebas dengan parang oleh R. Peristiwa itu disaksikan langsung oleh sejumlah orang yang kebetulan melintas atau tengah berada di dalam musala.

Kemudian, jenazah Arnold, juga jenazah Irian Nirigi, Lemanion Nirigi, dan Atis Tini dibawa ke Kampung Pigapu untuk dimutilasi. Setelah dimutilasi, potongan tubuh korban yang sudah dimasukkan ke karung dibuang ke sebuah sungai di kampung tersebut.

Ada 10 orang yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan disertai mutilasi itu. Enam di antaranya personel TNI Angkatan Darat, yakni Mayor (Inf) HFD, Kapten DK, Pratu PR, Pratu ROM, Pratu PC, dan Pratu RP.

Sabtu (3/9) lalu, mereka dibawa ke tempat kejadian perkara untuk menjalani rekonstruksi. Seperti dilansir Cenderawasih Pos, Pratu ROM yang meneriaki semua orang di dekat musala tadi merupakan satu di antara total 50 adegan yang direkonstruksikan.

Rekonstruksi dilakukan di enam lokasi. Di antaranya, gudang bengkel milik tersangka APL alias Jack di Jalan Yos Sudarso, Nawaripi; lahan kosong di Jalan Budi Utomo Ujung; musala di Jalan Budi Utomo Ujung; Jalan Logpon, Kampung Pigapu; dan Jalan Trans Nabire, Iwaka.

Enam pelaku dari anggota TNI mengenakan baju tahanan militer berwarna kuning. Sedangkan tiga tersangka warga sipil, yaitu APL, DU, dan Rf, mengenakan baju tahanan oranye. R, satu pelaku lainnya yang masih buron, diperankan pengganti.

Wakil Ketua I DPR Papua Yunus Wonda mengaku sedih atas peristiwa di Timika itu. Sebab, aparat yang seharusnya melindungi dan menjaga rakyat justru menjadi pelaku yang menyakiti hati rakyat.

Kami sedih sekali karena saat kondisi Papua lagi tenang, justru terjadi persoalan yang menyayat hati. Mengapa saat Papua damai, malah luka baru dibuka kembali dan ini sama seperti menambah panjang catatan kelam Papua akibat oknum aparat, kata Yunus kepada wartawan Jumat (2/9).

Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib juga mengutuk tindakan pembunuhan dan mutilasi di Timika tersebut. Saya pikir ini tindakan dan perilaku yang sangat keji, maka kami kutuk pelaku itu. Saya minta pihak aparat untuk memberikan hukuman seadil-adilnya dan terbuka secara umum, katanya di Entrop Rabu (31/8) lalu seperti dikutip Cenderawasih Pos.

Pihak keluarga dalam siaran persnya Sabtu lalu membantah dugaan bahwa para korban terkait dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka. Para korban, seperti tertulis di keterangan pers, merupakan warga sipil dan sudah dibenarkan oleh bupati Nduga.

Menurut keluarga, para korban saat itu hendak membeli barang-barang bangunan. Kami keluarga korban merasa informasi tersebut tidak benar dan secara tegas Bapak Bupati Nduga menyampaikan bahwa keempat korban adalah benar-benar warga saya dan merupakan warga sipil. Demikian nukilan bunyi siaran pers tersebut.