Dikaitkan dengan Khilafatul Muslimin, Jama’ah Muslimin Merasa Difitnah

Dikaitkan dengan Khilafatul Muslimin, Jama’ah Muslimin Merasa Difitnah

Kriminal | jawapos | Selasa, 14 Juni 2022 - 17:34
share

JawaPos.com Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah pimpinan organisasi Khilafatul Muslimin ditangkap polisi. Di tengah aksi penangkapan tersebut, ada yang mengaitkan dengan Jamaah Muslimin (Hizbullah). Sekretaris Jamaah Muslimin Agus Sudarmaji menyampaikan klarifikasinya.

Dia mengatakan, ada pemberitaan yang mengait-kaitkan penangkapan pimpinan Khilafatul Muslimin dengan organisasinya. Untuk menghindari kesalahan persepsi, perlu kami sampaikan sejumlah pernyataan (klarifikasi), katanya di Jakarta Selasa (14/6).

Agus menegaskan bahwa Jamaah Muslimin sama sekali tidak ada hubungan secara organisatoris dengan Khilafatul Muslimin. Sejak Jamaah Muslimin (Hizbullah) ditetapi kembali pada tahun 1953, kami bukan gerakan politik, tapi bersifat diini (tidak berideologi politik), jelasnya.

Lebih lanjut Agus mengatakan, mereka bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan kemanusiaan. Sebagai bentuknya, mereka mendirikan pondok pesantren, rescue , bakti sosial, dan pembinaan umat dalam bentuk ceramah keagamaan. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, Jamaah Muslimin berkontribusi positif dalam membangun masyarakat dan bangsa.

Adapun Khilafah ala minhajin Nubuwah yang sering disampaikan oleh para mubaligh Jamaah Muslimin, yang dimaksud adalah pola dan metodologi kepemimpinan umat yang mengacu kepada contoh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyyin, jelasnya. Bukan mengacu kepada khilafah yang dipraktikkan Muawiyah bin Abi Sufyan yang berbentuk mulkan atau politik.

Agus juga menjelaskan sejak ditetapinya Jamaah Muslimin (Hizbullah), hingga saat ini tidak pernah tersangkut dan terlibat pelanggaran hukum yang berlaku di Indonesia. Jamaah Muslimin (Hizbullah) dalam kegiatannya tidak berorientasi kepada aktivitas politik, tandasnya.

Apa yang kami amalkan selama ini adalah semata-mata untuk melaksanakan tuntunan Allah dan Rasul-Nya dan telah dikaji oleh para ulama sebagai wujud pengamalan syariat Islam, sambung Agus.

Pengamalannya yaitu membangun kesatuan umat dalam wadah kemasyarakatan Islam yang berdasarkan misi kenabian. Agus mengatakan, dimana pun berada kemasyarakatan Islam tidak mengusik kekuasaan setempat, berikut ideologi dan sistem sosial politik yang dianut.

Melainkan berusaha mendorong kehidupan yang damai dan harmonis di tengah keragaman budaya dan agama. Kami mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan menjauhi konflik apalagi permusuhan yang bisa mengakibatkan munculnya perbuatan yang Allah haramkan yaitu pertumpahan darah di muka bumi, tuturnya.

Agus menegaskan, organisasinya meyakini bahwa tidak ada negara Islam. Nabi Muhammad bukanlah kepala negara ataupun tokoh politik.

Melainkan utusan Allah yang misi utamanya untuk menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Nabi Muhammad tidak mencontohkan pembentukan negara dan pemerintahan dengan tujuan politik tertentu.

Kami sampaikan hal ini sebagai bentuk penolakan atas adanya pihak yang mengaitkan Jamaah Muslimin (Hizbullah) dengan Khilafatul Muslimin, katanya.

Tudingan itu menurut Agus, merupakan fitnah yang tegas mereka tolak. Sebelumnya beredar pemberitaan yang menyebutkan bahwa pimpinan Khilafatul Muslimin dan Jamaah Muslimin saling mengenal.