Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko daripada Rokok

Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko daripada Rokok

Kesehatan | jawapos | Kamis, 2 Februari 2023 - 14:45
share

JawaPos.com Produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, secara komparatif memiliki risiko lebih rendah secara kesehatan daripada rokok. Hal itu terungkap berdasarkan hasil kajian literatur ilmiah dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB).

Menurut Guru Besar SF-ITB Prof. Rahmana Emran Kartasasmita, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa produk alternatif rokok itu memiliki paparan zat berbahaya dan berpotensi berbahaya ( harmful and potentially harmful constituents ) yang lebih rendah daripada rokok.

Kajian tersebut berdasarkan metode standar yang dilakukan lembaga-lembaga dunia seperti World Health Organization (WHO), International Agency for Research on Cancer (IARC), Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dan United State Environmental Protection Agency (US-EPA), ujar Emran kepada wartawan, Kamis (2/2).

Ia mengatakan bahwa proses kajian risiko tersebut telah melalui beberapa tahapan. Pertama, penelusuran literatur independen dan publikasi ilmiah untuk mencari data kualitatif dan kuantitatif terkait berbagai senyawa dalam produk tembakau yang dipanaskan dan rokok sebagai pembanding.

Serta penggolongan karsinogenitasnya dengan merujuk pada IARC (The International Agency for Research on Cancer atau Badan Internasional untuk Penelitian Kanker), jelas Emran

Di tahap kedua, Emran mengatakan bahwa tim SF-ITB melakukan pencarian data karakterisasi bahaya untuk senyawa dengan nilai ambang (non-karsinogenik dan karsinogenik non-genotoksik) dan tanpa nilai ambang keamanan (karsinogenik genotoksik). Hasilnya, produk tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko yang lebih rendah daripada rokok, ungkapnya

Namun begitu, meski memiliki risiko yang lebih rendah, ia mengatakan bahwa produk itu tidak sepenuhnya bebas risiko. Di dalam produk alternatif rokok itu tetap terdapat komponen zat berbahaya dan berpotensi berbahaya juga, seperti acrolein, benzena, nikotin, dan 1,3-butadiene.

Hasil kajian SF-ITB tersebut, kata Emran selaras dengan kajian ilmiah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesehatan kredibel di dunia, termasuk Public Health England dan UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency. COT menyimpulkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Dengan berbagai hasil kajian ilmiah tersebut, ia mengajak pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk turut mengkaji produk tembakau alternatif bersama para akademisi, pelaku industri, asosiasi, hingga konsumen. Hasil dari kajian tersebut akan sangat membantu dalam meluruskan disinformasi terhadap produk ini.

Nantinya, kajian ilmiah bisa menjadi informasi komprehensif bagi publik, terutama perokok dewasa untuk menurunkan prevalensi merokok sehingga kesehatan masyarakat semakin baik, pungkasnya.