70 Persen Pasien Kanker Payudara Stadium Lanjut Terlambat Periksa

70 Persen Pasien Kanker Payudara Stadium Lanjut Terlambat Periksa

Kesehatan | jawapos | Minggu, 27 November 2022 - 19:15
share

JawaPos.com Kanker payudara menjadi salah satu kanker yang mematikan bagi perempuan. Padahal kanker payudara dapat diobati dengan peluang kesembuhan yang lebih besar jika diobati dini. Data Kementerian Kesehatan, rata-rata pasien datang ke dokter sudah dengan kondisi stadium lanjut.

Wakil Ketua Bidang-2 OASE-KIM sekaligus Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenkes Ida Gunadi Sadikin mendampingi Iriana Joko Widodo dan Wury Estu Maruf Amin mengajak para perempuan melakukam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terkait pentingnya melakukan deteksi dini kanker terbanyak di Indonesia yakni kanker payudara secara rutin setiap bulannya.

Perlunya sosialisasi SADARI dan SADANIS (Periksa Payudara Klinis) ini karena kanker payudara adalah kanker yang menyebabkan kematian terbesar di Indonesia. Sebanyak 70 persen dari wanita yang terdeteksi kanker sudah dalam stadium lanjut, kata Ida dalam keterangan Kemenkes, Minggu (27/11).

Prevalensi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang sulit disembuhkan. Catatan Kemenkes, tahun 2020 jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai 22.430 orang.

Sedangkan penemuan kasus barunya mencapai 65.858 kasus. Diantaranya sekitar 60-70 persen pasien didiagnosis pada stadium lanjut (III dan IV). Hal ini mengakibatkan beban pembiayaan yang besar serta kualitas hidup yang rendah bagi penderitanya.

Cegah dengan SADARI dan SADANIS

SADARI tidak memerlukan alat-alat khusus karena pemeriksaan payudara dilakukan dengan cara melihat dan meraba payudara sendiri. Pentingnya melakukan SADARI pasca masa menstruasi 7-10 hari.

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan benjolan atau perubahan tertentu pada payudara, maka dapat diketahui sejak dini.

Sedangkan SADANIS merupakan pemeriksaan payudara secara klinis yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan seperti dokter, bidan, atau petugas Kesehatan yang sudah terlatih. Pemeriksaan payudara secara klinis dilakukan dari mulai inspeksi payudara hingga palpasi di seluruh area payudara.