Ternyata Tumor Bisa Ditemukan di Jantung, Ini Gejala dan Pengobatannya

Ternyata Tumor Bisa Ditemukan di Jantung, Ini Gejala dan Pengobatannya

Kesehatan | jawapos | Kamis, 17 November 2022 - 16:37
share

JawaPos.com Masyarakat awam mungkin lebih umum menemukan tumor di sejumlah bagian tubuh seperti payudara, kepala, atau bagian tubuh yang lain. Ternyata tumor juga dapat ditemukan di dalam organ dalam manusia seperti hati bahkan jantung. Tumor pada jantung memiliki tanda berupa massa padat yang merupakan gumpalan darah atau otot jaringan yang ada di dalam rongga jantung sehingga menimbulkan tumor.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Hary Sakti Muliawan, Ph.D, mengatakan penyakit ini dinamakan dengan Massa Intra Kardiak. Penyakit ini merupakan salah satu kasus penyakit yang jarang ditemukan.

Massa ini berupa gumpalan darah atau otot jaringan yang ada di dalam rongga jantung sehingga menimbulkan tumor. Pada dasarnya tumor memiliki sifat primer dan sekunder, tumor primer berasal dari jaringan organ itu sendiri, sedangkan tumor sekunder terjadi akibat sebaran dari tumor di bagian organ lain atau disebut metastasis, jelasnya kepada wartawan dalam keterangan resmi RSUI, Kamis (17/11).

Menurutnya, tumor pada jantung bisa menyerang siapa saja baik dewasa laki-laki atau perempuan maupun anak-anak. Prevalensi penyakit ini sebenarnya cukup jarang ditemukan. Secara histologis, meskipun terdapat tumor yang dikategorikan jinak, tetap saja tumor jinak dapat mempengaruhi kondisi penyakit penderita atau meningkatkan morbiditas dan berpotensi menyebabkan kematian.

Hal ini bisa terjadi apabila tumor tersebut menghambat aliran darah di rongga-rongga jantung ungkapnya.

Gejalanya

Pada umumnya gejala yang sering ditemukan adalah sesak napas, bengkak pada kedua tungkai, pada penderita dengan kondisi lebih berat dapat ditemukan gangguan irama jantung, strok, sampai kematian mendadak.

Gejala yang ditemukan ditentukan oleh ukuran dan kerapuhan jaringan dari tumor tersebut. Semakin besar ukurannya, maka akan semakin berat gejala yang dialami oleh penderita. Gejala-gejala yang timbul juga biasanya tergantung dari besarnya massa dan efeknya terhadap obstruksi aliran darah di ruang-ruang jantung.

Tatalaksana dan Pilihan Operasi

Pemeriksaan diagnostik sangat dibutuhkan untuk mengenali penyakit dan mendeteksi adanya tumor pada jantung. Terdapat beberapa pemeriksaan yang bisa menjadi pilihan di antaranya Echocardiografi atau USG Jantung. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang ultrasound untuk melihat gambaran struktur dan fungsi jantung serta aliran darah di dalamnya. Terdapat pula pemeriksaan yang lebih advance antara lain, pemeriksaan transesophageal ultrasound (TEE) yang menggunakan alat USG melalui rongga mulut atau esofagial, pemeriksaan CT Scan kardiak, dan pemeriksaan dengan MRI kardiak untuk melihat struktur karakteristik tumor.

Selain pemeriksaan gejala dan meninjau ulang riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan diagnostik diperlukan dokter untuk mengetahui lokasi, ukuran hingga komplikasi yang disebabkan oleh tumor tersebut, seperti pembesaran ruang serambi dan apakah tumor tersebut menutup aliran darah di ruang-ruang jantung. Hasil dari pemeriksaan akan membantu dokter menentukan tata laksana pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien jelas dr. Hary.

Pada pasien dengan massa intrakardiak yang besar dan berpotensi menghambat aliran darah di ruang-ruang jantung, tatalaksana yang tepat adalah dengan melakukan operasi pengangkatan tumor. Operasi tersebut dilakukan untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi dan dapat meningkatkan harapan hidup pasien.

Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular RSUI dr. M. Arza Putra, Sp. BTKV.Subsp.JD(K), mengatakan ada beberapa prosedur operasi jantung. Prosedur operasi yang dijalankan adalah open heart surgery. Pada prosedur operasi ini, dokter akan membuat sayatan di dada pasien untuk membuka tulang rusuk hingga menjangkau jantung dan menghubungkan dengan mesin paru jantung (cardiopulmonary bypass). Mesin paru jantung ini, berfungsi menggantikan fungsi kerja jantung sementara untuk mengalirkan sirkulasi tubuh, kemudian dokter akan mengangkat keluar tumor dari jantung, setelah selesai jantung akan berdetak kembali secara normal jelasnya.

Operasi ini tidak memiliki batasan usia dan tetap memperhatikan faktor komplikasi yang mungkin terjadi, namun umumnya komplikasi tidak disebabkan kerena usia, melainkan terdapat penyakit penyerta lainnya.

Setiap tindakan operasi yang dilakukan memiliki risiko, namun dengan kerja sama tim multidisipin dan peralatan yang memadai dapat membantu meminimalkan risiko. Operasi jantung tebuka ini memerlukan persiapan khusus mulai dari peralatan maupun tim yang terlibat dengan keterampilan di bidangnya. Sebelum dilakukan operasi akan ada monitoring pasien dan tindakan pembiusan yang membutuhkan persiapan ujarnya.

Pada operasi ini, tim yang terlibat di antaranya dokter bedah toraks kardiak vaskular, dokter spesialis jantung, dokter anestesi, ahli perfusionis sebagai operator mesin paru jantung (cardiopulmonary bypass), dan tenaga perawat. Pasien akan melakukan rangkaian persiapan sebelum dilakukan operasi untuk mengetahui kemungkinan risiko terjadinya infeksi, misalnya dengan pemeriksaan penunjang dan konsultasi dengan dokter spesialis lainnya, salah satunya ke dokter spesialis rehabilitas medik sebelum dan sesudah operasi.

Karena operasi ini di area dada, terkadang setelah operasi pernapasan agak sedikit berkurang, maka dari itu penting dilatih terlebih dahulu dengan rehabilitasi fisik, setelah operasi pastinya obat-obatan dari rekomendasi dokter tetap diteruskan. Pasien juga perlu menjalani pemeriksaan rutin 3-5 tahun ke depan untuk memastikan bahwa tumor tidak muncul kembali, terutama pada kasus tumor akibat keturunan dan metastasis. tambah dr. Arza.

Operasi yang hanya berlangsung selama 4 jam ini, pertama kali dilakukan pada pasien laki laki berusia 60 tahun. Pasien telah diperbolehkan pulang pada hari perawatan kelima.