Hanya 7 Persen Anak Indonesia yang Bebas Gigi Berlubang dan Karies

Hanya 7 Persen Anak Indonesia yang Bebas Gigi Berlubang dan Karies

Kesehatan | jawapos | Senin, 26 September 2022 - 16:31
share

JawaPos.com Para orang tua didorong untuk mengingatkan buah hatinya untuk rajin sikat gigi, terutama sebelum tidur. Minuman dan makanan manis membuat gigi anak mudah berlubang dan timbul karang gigi.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa 93 persen anak usia 5-6 tahun mengalami gigi berlubang. Ini berarti hanya 7 persen anak di Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi. Data juga memperlihatkan bahwa tingkat kesadaran kesehatan gigi dan mulut masih rendah di kalangan masyarakat Indonesia.

Salah satu penelitian di Sulawesi Selatan, lebih dari 95 persen anak belum pernah melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi dan 38 persen hanya mengandalkan perawatan pribadi seperti menggosok gigi. Diperparah dengan hanya 8,8 persen yang melakukan gosok gigi dengan benar. Salah satu penyebab adalah minimnya edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan isu kesehatan fundamental. Angka rendahnya partisipasi dan literasi orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut berimbas pada anak-anak. Ini memberikan dampak panjang pada anak, dengan kesehatan gigi dan mulut yang terganggu, hal ini akan berpengaruh pada asupan gizi anak yang tidak tercukupi dan tentunya berdampak pada tumbuh kembang anak, jelas Dewi Sri Sumanah dari Save the Children Indonesia dalam keterangan resmi, Senin (26/9).

Melalui kampanye Healthier Smiles, bertujuan untuk memastikan anak-anak bersekolah dengan sehat, mendapatkan akses kesehatan yang inklusif, serta mendorong praktik hidup sehat, baik di rumah maupun di sekolah, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Sedikitnya 700 anak termasuk anak dengan disabilitas, orangtua, guru dan pemerintah untuk melakukan praktik sikat gigi yang baik dan benar di SDN 099 Masamba.

Kampanye satu hari ini juga sebagai pencanangan gerakan 21 hari berturut turut praktik sikat gigi yang benar dan memeriksakan gigi secara rutin di Puskesmas terdekat. Sebanyak 18 Sekolah Dasar Regular dan 2 Sekolah Luar Biasa di Luwu Utara ikut mempraktikan gerakan 21 hari sikat gigi dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ini.

Anak-anak akan memahami bahwa sikat gigi sejak dini itu penting apabila dilakukan secara konsisten. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pembiasaan anak dan tentunya diharapkan terbentuk perubahan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak, orang tua dan lingkungan sekolah.

Pada anak sekolah, masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang penting, karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lain, sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas dan menjadi salah satu penyebab absensi paling tinggi di sekolah, tutup Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani.