Soal Hepatitis Misterius pada Anak, Peneliti Temukan Penyebab Terbaru

Soal Hepatitis Misterius pada Anak, Peneliti Temukan Penyebab Terbaru

Kesehatan | jawapos | Minggu, 14 Agustus 2022 - 11:03
share

JawaPos.com Beberapa bulan lalu, anak-anak di dunia diserang penyakit hepatitis misterius yang tak diketahui penyebabnya. Terbaru, peneliti Inggris menemukan kondisi hati yang serius terkait dengan koinfeksi dua virus umum, tetapi bukan virus Korona. Lalu apa penyebabnya?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan setidaknya 1.010 kemungkinan kasus, termasuk 46 yang memerlukan transplantasi dan 22 kematian akibat penyakit sejak Oktober lalu.Teori sebelumnya berpusat pada lonjakan infeksi adenovirus yang umum ditemukan di balik kasus tersebut.

Namun, dalam dua studi baru yang dilakukan secara independen dan simultan di Skotlandia dan London, para ilmuwan menemukan virus lain, AAV2 (virus terkait adeno 2), memainkan peran penting dan ada pada 96 persen dari semua pasien yang diperiksa. AAV2 biasanya tidak diketahui menyebabkan penyakit dan tidak dapat mereplikasi dirinya tanpa adanya virus pendukung lainnya.

Kedua tim peneliti menyimpulkan bahwa koinfeksi dengan AAV2 dan adenovirus, atau kadang-kadang didukung virus herpes HHV6, memberikan penjelasan terbaik untuk penyakit hati yang parah. AAV2 merupakan virus yang diduga memicu kondisi ini.

Kehadiran virus AAV2 dikaitkan dengan hepatitis yang tidak dapat dijelaskan pada anak-anak, kata Profesor Penyakit Menular Emma Thomson dari University of Glasgow, Skotlandia.

Masih Belum Pasti

Hanya saja, dia juga memperingatkan bahwa belum pasti apakah AAV2 menyebabkan penyakit. Atau apakah infeksi adenovirus yang mendasari yang lebih sulit dideteksi tetapi merupakan patogen utama.

Dua penelitian mengamati pasien yang tertular hepatitis dan yang tidak, menemukan bahwa AAV2 sebagian besar hadir pada mereka yang terkena penyakit, bukan mereka yang tidak. Studi di Skotlandia lebih lanjut menguji gen anak-anak yang sakit dan yang tidak, mengasah perbedaan dalam antigen leukosit manusia yang mungkin menjelaskan mengapa beberapa lebih rentan daripada yang lain.

Kedua tim mengesampingkan infeksi SARS-CoV-2 baru-baru ini atau sebelumnya sebagai penyebab langsung. Tidak ada virus Korona yang ditemukan di hati pasien. Sementara, penelitian di Skotlandia menemukan bahwa dua pertiga pasien memiliki antibodi terhadap virus Korona, angka itu serupa dengan prevalensi populasi keseluruhan di antara anak-anak pada waktu itu.

Tidak jelas kenapa kasus hepatitis melonjak baru-baru ini. Akan tetapi, kedua tim menggarisbawahi kemungkinan bahwa pembatasan aktivitas selama Covid-19 dapat berkontribusi, baik dengan menurunkan kekebalan pada anak-anak atau dengan mengubah pola sirkulasi virus. Namun, penelitian lanjutan perlu dilakukan.