Kelebihan Garam Picu Hipertensi dan Stroke, Ini Solusi Ahli

Kelebihan Garam Picu Hipertensi dan Stroke, Ini Solusi Ahli

Kesehatan | jawapos | Rabu, 6 Juli 2022 - 05:42
share

JawaPos.com Asupan garam berlebih bahaya bagi tubuh. Kebiasaan makan garam berlebih memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi yang dapat memicu stroke serta penyakit jantung.

Berdasar studi yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), konsumsi garam harian yang ideal adalah 5 gram setiap hari. Namun, 5 dari 10 masyarakat Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 5 gram.

Medical Doctor dan Content Creator Kevin Mak mengungkapkan, kelebihan garam di dalam tubuh bisa menimbulkan sejumlah penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan stroke. Meski begitu, tubuh tetap memerlukan garam setiap hari. Namun, jumlahnya harus sesuai takaran.

Apabila dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, meningkatkan kadar gula darah, dan juga membuat stroke, kata Kevin dalam webinar Peran Umami dalam Mewaspadai Asupan Garam Berlebih untuk Hidup Lebih Sehat yang digelar Katadata, Selasa (5/7).

Kevin menambahkan, konsumsi garam di dalam tubuh bisa dikurangi dengan penambahan Monosodium Glutamate atau MSG. MSG dapat menjaga kadar sodium atau garam rendah dan tidak membahayakan tubuh.

Dia mengutip penelitian yang dilakukan Maluly pada 2020 menyebutkan penggunaan garam dapur dengan MSG bisa menurunkan kadar natrium sebanyak 37 persen. Penelitian yang dilakukan Jeremiah dan kawan-kawan pada 2022 juga menyimpulkan, makanan sodium rendah sekitar 25 persen lebih rendah kadar garamnya.

Akan tetapi dengan MSG bisa turunkan kadar garam lebih dari 30 persen pada resep yang sama, jelas Kevin.

Karena itu, Kevin menegaskan, konsumsi MSG dalam batas wajar tidak ada efek jangka panjang. Dia juga membantah sejumlah mitos tentang MSG yang disebut bisa menimbulkan kanker, hipertensi, hingga kebodohan.

Menurut dia, belum ada satupun penelitian yang menyebut kanker disebabkan oleh MSG. Selama ini, faktor penyebab kanker antara lain genetik, infeksi, merokok, dan konsumsi alkohol. Penambahan MSG secara wajar tidak akan menyebabkan kanker.

Dalam kampanye Bijak Garam , Grant Senjaya dari PT Ajinomoto Indonesia menjelaskan, diet bijak garam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam. Juga mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak.

Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar.

Kampanye Bijak Garam ini bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang. Pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG, kata Grant Senjaya.

Batasan Konsumsi Garam dan Gula

Food Content Creator Maya Melivyanti mengatakan, penggunaan MSG aman bagi tubuh. Yakni dengan pemakaian secukupnya serta menggunakan produk yang berkualitas.

Kementerian kesehatan telah mengatur batas konsumsi gula, garam, dan lemak per orang dalam sehari. Pembatasan gula dalam sehari adalah 4 sendok makan. Kemudian, anjuran konsumsi garam adalah 1 sendok teh. Serta, anjuran konsumsi lemak adalah 5 sendok makan.

Misalnya bikin sayur sop untuk satu rumah. Bisa gunakan satu sendok teh garam, tapi juga menambahkan setengah sendok teh dari MSG. Jadi kita combine ya. Sehingga tidak terlalu asin tapi tetap gurih dan enak, ujar Maya.

Namun demikian, Maya menambahkan, tak melulu menggunakan tambahan MSG untuk mendapatkan rasa umami. Beberapa bahan alami yang biasa dikonsumsi sebenarnya juga mengandung MSG, seperti sayuran, daging, hingga seafood .

Kalau di sayuran itu paling banyak di tomat, wortel, dan kentang. Lalu juga bawang Bombay bisa kita tingkatkan ya pemakaiannya ke dalam masakan, terang Maya.